Liu Wei, sang kultivator bayangan, bangkit dari abu klannya yang dibantai dengan Pedang Penyerap Jiwa di tangannya. Dibimbing oleh dendam dan ambisi akan kekuatan absolut, dia mengarungi dunia kultivasi yang kejam untuk mengungkap konspirasi di balik pembantaian keluarganya. Teknik-teknik terlarang yang dia kuasai memberinya kekuatan tak terbayangkan, namun dengan harga kemanusiaannya sendiri. Di tengah pertarungan antara takdir dan ambisi, Liu Wei harus memilih: apakah membalas dendam dan mencapai keabadian lebih penting daripada mempertahankan sisa-sisa jiwa manusianya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pralam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fajar yang Terbit di Kegelapan
Energi Fajar yang mengalir dalam diri Liu Wei membuat udara di sekitarnya berpendar dengan cahaya keemasan yang lembut - berbeda dari api keemasan Pedang Pembakar Surga, ini adalah cahaya yang membawa kehangatan dan... pengharapan.
"Kaisar Fajar," Kaisar Langit mendesis melalui bibir Paman Chen, matanya yang keunguan menyipit. "Akhirnya kau menunjukkan wujud aslimu. Tapi..." Dia tersenyum - senyum yang membuat wajah Paman Chen tampak begitu asing. "Kau terlambat."
Dengan gerakan yang begitu cepat hingga nyaris tak terlihat, Kaisar Langit melesat maju. Energi keunguan membentuk pedang di tangannya - pedang yang tampak seperti terbuat dari kegelapan padat.
"Pedang Penebus Surga," Guru Feng terkesiap. "Senjata yang konon bisa memutus takdir seseorang..."
Liu Wei mengangkat kedua pedangnya untuk menangkis, tapi...
"Tunggu!" ingatan Kaisar Bayangan memperingatkan. "Jangan biarkan pedang itu menyentuh Pedang Penyerap Jiwa atau Pedang Pembakar Surga. Akibatnya akan..."
Belum selesai peringatan itu, Xiao Mei sudah bergerak. Energi bulan keperakan membentuk perisai di depan Liu Wei, menahan serangan Kaisar Langit.
"Liu Wei," Xiao Mei berkata, suaranya tegang menahan beban serangan. "Aku... aku ingat sekarang. Alasan kenapa kita bertiga bereinkarnasi..."
"Ya," Liu Wei mengangguk, memahami maksud Xiao Mei. "Ritual Trinitas."
Kaisar Langit mundur, tawanya menggelegar. "Ritual Trinitas? Kalian pikir bisa melakukannya dalam kondisi seperti ini?" Dia menunjuk ke arah tubuh Paman Chen yang dia kuasai. "Satu gerakan saja, dan paman kesayanganmu ini..."
"Hentikan."
Suara baru memecah ketegangan. Guru Feng melangkah maju, tongkat kayunya terangkat. "Sudah cukup kau menggunakan ikatan keluarga sebagai senjata, Yang Mulia Kaisar Langit."
"Oh?" Kaisar Langit memiringkan kepalanya. "Dan apa yang akan kau lakukan, Feng kecil? Masih berani melawanku setelah pengkhianatanmu dulu?"
Guru Feng tersenyum sedih. "Pengkhianatan? Tidak... kesetiaanku selalu pada Tiga Kaisar sejati." Dia melirik Liu Wei. "Wei'er... maafkan aku karena tidak memberitahumu lebih awal. Tapi aku... adalah reinkarnasi dari Penjaga Perpustakaan Surgawi."
Pengakuan itu membuat Liu Wei tersentak. Penjaga Perpustakaan Surgawi - sosok legendaris yang konon menyimpan semua pengetahuan tentang ritual kuno...
Termasuk Ritual Trinitas.
"Tidak..." Kaisar Langit menggeram. "KAU!"
Guru Feng mengangguk. "Ya, akulah yang menyegel ingatanmu, Liu Wei... Xiao Mei... agar kalian bisa tumbuh tanpa beban masa lalu. Tapi sekarang..." Dia mengangkat tongkatnya. "Sudah waktunya kalian mengingat... SEGALANYA!"
Cahaya keemasan menyembur dari tongkat Guru Feng, menyelimuti Liu Wei dan Xiao Mei. Dan dalam sekejap...
Ribuan tahun ingatan membanjir masuk.
*Kaisar Fajar yang menciptakan Pedang Kembar untuk menjaga keseimbangan...*
*Kaisar Bayangan yang menjadi pelindung dalam kegelapan...
*Kaisar Bulan yang membawa harmoni di antara cahaya dan bayangan...
Dan di tengah semua itu...
Pengkhianatan Kaisar Langit yang mencoba mencuri kekuatan ketiganya...
"Liu Wei," Xiao Mei berbisik, air mata mengalir di pipinya saat ingatan demi ingatan kembali. "Kita... kita dulu..."
"Ya," Liu Wei mengangguk, akhirnya memahami perasaan familiar yang selalu dia rasakan di dekat Xiao Mei. Dalam kehidupan lampau mereka... "Kita adalah satu."
Kaisar Langit menggeram murka. "Tidak peduli kalian mengingat apa! Vessel ini - Chen - adalah kartu terbaik yang kumiliki. Selama dia dalam kendaliku..."
"Maaf, Paman," Liu Wei memotong, matanya berkaca-kaca. "Tapi seperti yang kau ajarkan dulu... terkadang kita harus mengorbankan satu untuk menyelamatkan banyak."
Energi Fajar di sekeliling Liu Wei semakin terang, berpadu dengan energi bulan Xiao Mei dan... energi keemasan dari tongkat Guru Feng.
Karena untuk melakukan Ritual Trinitas...
Dibutuhkan lebih dari sekadar tiga kekuatan kuno.
Dibutuhkan pengorbanan...
Dari mereka yang berani memilih harapan...
Di tengah keputusasaan.