Samael dan Isabel, dua bersaudara yang sudah lama tinggal bersama sejak mereka diasuh oleh orang tua angkat mereka, dan sudah bersama-sama sejak berada di fasilitas pemerintah sebagai salah satu dari anak hasil program bayi tabung.
Kedua kakak beradik menggunakan kapsul DDVR untuk memainkan game MMORPG dan sudah memainkannya sejak 8 tahun lamanya. Mereka berdua menjadi salah satu yang terkuat dengan guild mereka yang hanya diisi oleh mereka berdua dan ratusan ribu NPC hasil ciptaan dan summon mereka sendiri.
Di tengah permainan, tiba-tiba saja mereka semua berpindah ke dunia lain, ke tengah-tengah kutub utara yang bersalju bersama dengan seluruh HQ guild mereka dan seisinya. Dan di dunia itu, di dunia yang sudah delapan kali diinvasi oleh entitas Malapetaka, orang-orang justru memanggil mereka; Kiamat Dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif R. F., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#28 – No One Allowed, Except Me!
Beberapa waktu sebelumnya, di pos 9, Jezebel saat ini masih berada di dalam kamar wisma tamu nya, masih memandang ke bawah. Sementara di bawah, tepatnya di lapangan, saat ini situasi sudah sepi, dengan hanya terlihat tanda-tanda para elf yang mulai berkabung.
Setelah mendapatkan kamar itu, beberapa saat yang lalu, para spirit demon sempat memberitahukannya banyak informasi tentang dunia ini yang disebut sebagai Eirda dan juga semua hal tentang sistem kerajaan dan lain-lainnya, sebelum akhirnya Jezebel menghentikan mereka semua karena terlalu banyak informasi yang masuk.
Kini, Jezebel sendirian di kamarnya, menunggu kabar dari crow demon yang sedang menempatkan Haera di dalam penjara lantai 67. Lalu di tengah itu semua, tiba-tiba energi sihir yang mentenagai semua teknologi yang terpasang, akhirnya menyala kembali dengan ditandai penghangat di kamar nya yang kembali menyala.
“Jadi … para teknisi yang aku lihat tadi, mereka sedang membetulkan pembangkit energi sihir, toh. Kakak pasti suka dengan hal semacam ini hehe,” kekeh Jezebel, tersenyum-senyum sendiri, mengingat bagaimana kakak nya yang adalah seorang ahli fusi nuklir di dunia sebelumnya.
Lalu di tengah lamunan nostalgia nya, suara telepati berbunyi di dalam kepalanya.
‘Master, kami sudah menaruh Haera di dalam penjara, anda bisa mengecek nya sekarang,’ ucap seorang crow demon melalui telepati.
‘Oke,’ balas Jezebel dan langsung ber teleportasi.
Di lantai 67, suara teriakan kesakitan dan putus asa, kini terdengar lebih mengerikan dan keras, karena para monster arachnid seakan diberikan viagra, tidak henti-hentinya membuahi para tahanan yang malang itu.
“Ini belum sehari, tapi kalian sudah sangat semangat sekali,” ucap Jezebel, kini tiba di dalam sarang Arachnid dengan disambut langsung oleh Morgana.
“Selamat datang kembali, Master,” ucap Morgana membungkuk, dengan kaki-kaki bagian depannya yang berlutut. Lalu mendongak kembali sesaat melihat tubuh Jezebel yang kembali berubah menjadi wujud iblis nya.
Jezebel berjalan melewati Morgana. “Aku ingin bertemu dengan tamu baru kita … dia kabarnya adalah orang penting.”
“Oh, apa maksud anda elf berdada besar?” tanya Morgana, sambil berjalan di belakangnya.
“Kalau begitu, jangan sampai kakak ku melihatnya,” gumam Jezebel, berbisik, dan terus berjalan.
Sesampainya di depan penjara, Jezebel menyaksikan tubuh Haera yang begitu menggairahkan, dengan rambut pirang nya dan mata nya yang indah, dia kini masih dalam keadaan pingsan dan diikat dengan rantai.
“Wow, dia benar-benar cantik dan bohay,” ucap Jezebel, dan mulai membuka pintu penjara. Kemudian dengan [The Witch Whisper], dia berbisik ke telinga Haera. “Bangunlah!”
Haera terbangun seketika.
“Huh?! di-dimana aku!? dimana ini?!” ucapnya terpengap-pengap, sedang kepalanya terus menoleh ke sekitarnya, sebelum akhirnya menatap Jezebel yang kini berdiri di depannya. “Kau … siapa kau sebenarnya?! apakah kau malapetaka?” ucapnya mengernyit.
Jezebel menyilang tangannya, memandang rendah Haera. “Kamu benar-benar tenang, padahal kamu bisa mendengar dan melihat sendiri kejadian yang sebenarnya terjadi disini,” ucapnya, mulai menjambak rambut pirang Haera seolah sedang memeriksa setiap sudut wajah nya. “Maharani kekaisaran Elf, huh? kamu ternyata sangat lemah ya, karena masih bisa ditembus dengan sihir rendahan. Oh, iya, ngomong-ngomong, siapa itu malapetaka? kenapa kamu memanggilku malapetaka?”
Haera tetap diam, tidak mau menjawab.
“Baiklah, simpan rahasia mu kalau begitu,” ucap Jezebel tersenyum tipis sambil melepas jambakan nya, lalu menoleh sambil memberi isyarat kepada beberapa Arachnid. “Kemarilah, aku punya hadiah untuk kalian!” seru nya.
Empat Arachnid pun berjalan menghampiri Jezebel. Lalu sesaat ke empatnya tiba, Jezebel langsung melenggak keluar dari dalam penjara, sementara membiarkan empat Arachnid yang dia panggil memasuki penjara tersebut.
“Nikmati, dan hasilkan tentara yang kuat untukku,” ucapnya, sembari Morgana yang sudah menunggu di luar sedari awal, menutup pintu penjara. Kini Jezebel berbalik sambil menyilang tangannya, memandang ke arah Haera yang masih tampak tenang. “Mari kita lihat, seberapa kuat dia bertahan.”
Kemudian, aksi gila dan mengerikan pun mulai dilakukan oleh ke empat Arachnid, dengan Haera yang langsung terbelalak merasakan betapa perih nya hal yang selama ini tidak pernah tertembus, kini didobrak paksa oleh empat monster mengerikan.
Haera dengan kedua kaki dan tangan yang kini terikat rantai, hanya bisa menatap Jezebel dengan tatapan penuh benci, sementara Jezebel menatap balik dengan tatapan hina. Haera terus menahan rasa pedih dan malu nya, sementara dia hampir tidak bisa menahan rasa teriakannya, jika saja dia tidak menggigit bibirnya dengan keras sampai berdarah.
“Menarik … dia masih bisa bertahan,” ucap Jezebel, tersenyum puas.
Di tengah pemandangan mengerikan yang ada di depannya, Jezebel dihubungi oleh Azaghal. Dia mendapatkan kabar bahwa kakak nya, Mikael, di waktu yang sama sedang membuat masalah dengan membunuh seorang pangeran.
Jezebel tampak bingung, mengingat kakak nya yang merupakan tipe orang yang sangat lemah lembut. Apalagi ini adalah dunia nyata, dia pastinya tidak akan mungkin melakukan itu. Namun, saat Azaghal menjelaskan bahwa dia melakukan itu karena mempertahankan martabat seorang kurcaci wanita, ia langsung merasa agak kesal dengan mengepal tangannya erat-erat.
Namun peredam emosinya kembali aktif, dan dengan kesadaran penuh, ia pun memerintahkan Azaghal dan Ulric untuk membantu kakak nya keluar dari masalah itu.
Lalu, tak lama, Jezebel langsung memberitahu Mikael melalui telepati secara singkat untuk membantu melancarkan Azaghal dan Ulric untuk membantu kakak nya itu, sebelum akhirnya menutup kembali telepati nya.
Jezebel kini terdiam, dengan hatinya yang gusar.
Saat ini, pikirannya tidak bisa lepas dari kakak nya yang membela wanita lain sampai membunuh orang lain. Dia terus memikirkan alasannya. Sampai akhirnya dia sadar akan kemungkinan sifat malaikat kakak nya yang bisa jadi tiba-tiba mendominasi untuk berbuat seperti itu. Seperti halnya dirinya yang terkadang sifat nya ikut ter dominasi oleh sifat karakter game nya sebagai [Devil Empress] yang jahat.
Semua itu terjadi karena Jezebel yang seorang [Devil Empress] memiliki karma berupa [Chaotic Evil], sedangkan Mikael yang seorang [Metatron Seraph] punya karma berupa [Chaotic Good], yang mana hal ini ketika di dalam game sebagai player hanya berdampak pada efek kemampuan dan atribut mereka saja.
Namun kini di dunia nyata semua itu berbeda, yang mana Jezebel belakangan sudah mengetahui akan nilai karma yang ia miliki ternyata kini berpengaruh dalam menyetir sifat nya. Dan terkadang, karma-karma ini ikut mendominasi perasaan mereka di saat-saat tertentu, di situasi yang acak, bahkan sampai peredam emosi nya tidak aktif.
Selain itu, terkadang karma mereka juga sampai mendominasi wujud [Immortal Paragon] mereka yang memiliki karma berupa [True Neutral], yang mana hal itu terjadi karena wujud ke dua mereka hanya berupa samaran belaka, meski merupakan versi tertinggi nya, [Perfect Disguise], yang bahkan bisa menyamakan wujud asli sekaligus sampai kepada kemampuan, stats dan atribut.
Lalu di tengah dirinya yang merasa gusar, sebuah ide muncul di kepalanya. Jezebel mengingat bahwa salah satu Spirit Demon tidak kunjung mendapatkan orang yang cukup penting untuk dirasuki. Meski di dalam citadel, Jezebel mendapat kabar dari mereka bahwa ada satu orang yang cukup penting, yakni seorang pangeran bernama Willis.
“Hmmm, untung aku tidak memaksanya untuk merasuki si Willis,” gumam Jezebel, dan mulai menghubungi spirit Demon tersebut. Tak lupa, dia juga memerintahkan Azaghal dan Ulric untuk mengalihkan Mikael.
“Tidak ada seorang pun yang diizinkan, kecuali aku. Dia adalah milikku selamanya,” sambung nya berbisik, menunduk sambil tersenyum lebar, sebelum akhirnya berdehem seolah untuk menyadarkan dirinya sendiri yang terhanyut dalam pikiran posesif nya.
Dan dengan begitu, Jezebel berhasil melakukan satu kali dayung untuk melewati dua pulau sekaligus. Menjauhkan kakak nya dari wanita lain selain dirinya, sedang tetap bisa memata-matai orang-orang penting di dalam citadel pos 55 sekaligus.
Setelah itu, untuk sedikit menghilangkan pikirannya yang terlalu padat, Jezebel kembali menikmati tontonan yang ada di depannya, sedang Haera, tidak kunjung mengatakan apa-apa. Dia bahkan tidak bersuara dan hanya bernafas berat dengan suaranya yang seksi.
Jezebel meski seorang wanita, dia bahkan hampir terhanyut pada suara Haera yang dilengkapi dengan suara tabrakan antara tubuh bagian bawahnya, dan tubuh bagian bawah seekor Arachnid di belakang nya.
“Master, apakah anda butuh duduk?” tanya Morgana yang setia berdiri di sampingnya.
“Oh tentu saja.” Jezebel duduk di atas tubuh laba-laba Morgana, yang kini duduk dengan menekuk kaki-kaki arachnid nya.
‘Jika ini aku di dunia sebelum nya … aku pasti akan trauma berat melihat semua kejadian ini,’ batinnya, sementara masih menonton, menunggu untuk Haera mau berkata dan memberikannya informasi.
Jezebel bisa melihat tetesan darah keluar dari bagian belakang Haera, sedang para empat Arachnid yang melakukannya, tampak terus melukai nya tanpa sengaja. Meskipun begitu, Haera tetap gigih. Namun perlahan, matanya pun mulai sayu dengan tubuh nya yang mulai melemah. Tangannya yang mengepal keras, kini tampak menggantung di pergelangan rantai.
Beberapa waktu kemudian,
“Tolong … ugh … hentikan,” lirih Haera lemas, mulai membuka mulutnya yang penuh darah. “Aku akan … aku akan … aku akan memberitahu mu tentang segalanya.”
Haera tampak mulai menitiskan air mata, menahan rasa sakit yang mulai tidak tertahankan.
“Hmmm … luar biasa, akhirnya kamu membuka mulut mu juga,” ucap Jezebel, turun dari badan Morgana yang kini tertidur.
‘Hm? Apakah dia tertidur? Enak sekali punya tubuh bisa tidur,’ batinnya, sesaat melihat Morgana yang tertidur pulas. ‘Dan tampaknya, dia juga jauh lebih sadis daripada ku, karena bisa tidur di tempat yang mengerikan ini.’
Jezebel kemudian berjalan mendekat ke penjara, sambil memerintahkan ke empat Arachnid keluar dari sana. “Keluarlah, dan tutup kembali pintu nya,” ucapnya, masuk ke dalam penjara, sedang ke empat Arachnid keluar sambil menutup pintu.
Kini di dalam penjara itu, hanya meninggalkan Jezebel dan Haera.
“Kenapa … kenapa kau melakukan ini? bukankah … bukankah kau juga seorang wanita?” lirih Haera, tertunduk lemas.
“Kamu benar … tapi bedanya, aku kuat,” balas Jezebel, datar. “Sekarang beritahu aku, apa itu malapetaka.”
“Tolong, jika … jika kau tidak mau menghentikan … ini semua … tolong lepaskan para tahanan … biarkan aku saja disini,” ucap Haera, dengan lemas.
Jezebel terdiam, tidak menjawab.
“Tolong … aku mohon—“
“Jawab dulu … nanti bisa aku pertimbangkan.”
Haera dengan suara serak karena dehidrasi pun mulai bercerita apa itu Entitas Malapetaka.
…
..
.
(Dia menjelaskan sama seperti apa yang Bromir jelaskan kepada Mikael).
“Jadi begitu,” angguk Jezebel pelan. “Kalau begitu, siapa nama yang ke-8, sebelum kemunculan kami?”
Haera pun mulai menyebutkan satu persatu dengan lancarnya, seakan dia sudah mempelajarinya sejak lama untuk menghafal nama-nama itu. Di telinga Jezebel, semua nama yang ia sebutkan terdengar biasa saja, tidak ada yang aneh, meski beberapa terdengar seperti nama player.
Lalu ekspresi tenang Jezebel berubah sesaat Haera berkata, “… Helkar … pemimpin mereka bernama Helkar, seorang Vampir.”
Jezebel tetap tenang, ekspresi nya tetap dingin dengan masih di dalam pose angkuh nya dengan tangan yang menyilang. “Aku akan bertanya sekali lagi … apakah kau tidak salah dengar tentang namanya?”
“Tidak … aku tidak salah. Helkar … dia sendiri lah yang berteriak menyebutkan namanya.”
“Baiklah kalau begitu, sepertinya tidak ada lagi yang perlu ditanyakan.” Jezebel pun keluar dari penjara, sembari menutup kembali pintunya, sedang Haera langsung pingsan tak sadarkan diri karena kelelahan dan dehidrasi.
Di luar, Jezebel menoleh ke setiap sudut, ke arah para tahanan yang kebanyakan sudah tewas. Untuk sesaat terlintas di pikirannya akan resiko yang lebih besar jika ini terus berlanjut, apalagi mengingat jika dia saat ini sudah tidak perlu melakukan hal sejauh ini lagi.
“Haruskah aku melepaskan mereka?”
Untuk waktu yang cukup lama, Jezebel hanya berdiri di sana, di tengah suara rintihan kesakitan para tahanan yang terus melewati siklus dibuahi dan berbuah setiap satu jam sekali. Sementara itu, di belakangnya, Haera belum sama sekali menghasilkan telur.
“Dan tampaknya juga, ini hanya berlaku pada mereka yang lemah, sementara yang cukup kuat seperti Haera … sepertinya itu tidak berlaku. Apakah dia memakai alat KB?” gumam nya bertanya-tanya, kemudian menghela nafas panjang dan mulai menghubungi para Crow Demon.
‘Hentikan perburuan, dan ganti ke operasi ke pengintaian saja,’ ucapnya melalui telepati, ‘sekarang kembalilah untuk bunuh para tahanan, lalu kembalikan tubuh mereka ke jalan-jalan kota Sylvandor. Sementara khusus untuk Haera, sembuhkan lalu tahan dia di lantai 80.’
‘Siap, Master!’
Berikutnya, Jezebel membangunkan Morgana untuk memberitahukan halnya yang sama, sebelum akhirnya ber teleportasi kembali ke kamar wisma tamu di kastil pos 9.
***.
Bersambung ….
***.