NovelToon NovelToon
DOM HEAVENLY

DOM HEAVENLY

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Perperangan / Kultivasi Modern
Popularitas:965
Nilai: 5
Nama Author: Adam Erlangga

Pada jaman kuno ada makhluk yang sangat taat kepada sang penguasa langit. Orang yang di angkat ke langit dan tinggal di bersama Sang Dewa. Ketaatannya sangat dalam hingga merasuk kedalam jiwa, hingga sebuah Dom tercipta yang menjadi sumber kekuatan jiwa baginya. Dengan adanya kekuatan Dom di dalam dirinya, Makhluk itu pun merasa setara dengan makhluk langit lainnya dan mulai melawan kekuasaan langit. Sang Dewa pun marah dan mengusir makhluk itu dari surga ke sebuah Dunia bernama Gaia. Sebuah dunia yang tidak memiliki sihir, hanya ada kekuatan jiwa (Dom) yang di berikan oleh Sang Dewa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adam Erlangga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

05 - Jejak

Wilayah kediaman Clan Siga.

Di atas udara, Eden menghempaskan nafasnya berkali-kali sambil memegang tangan kanannya. Efek ledakan dari tombak langit pun mulai menghilang.

Sebuah lubang yang sangat luas dan dalam terbentuk di bawah sana. Bahkan beberapa prajurit pun ada yang tewas karena terkena ledakan tersebut.

"Tidak kusangkan, ledakannya akan seperti ini." kata Eden.

Eden pun turun dari atas udara dan melihat kondisi pasukannya.

"Yang Mulia." ucap Gildan yang sudah tergeletak di atas tanah bersama dengan 3 ketua Clan lainnya.

"Sebaiknya kalian memulihkan diri dulu." sahut Eden sambil berjalan menuju kediaman Raimond.

Efek dari ledakan itu sampai menghancurkan separuh dari pemukiman Clan Siga. Dan Eden terus berjalan sampai ke dalam.

"Tidak ada tanda-tanda mayat keluarga Siga. Hanya mayat yang mati karena ledakan bola api."

"Dimana kau menyimpannya Raimond.?" kata Eden sambil masuk kedalam kediaman Raimond.

Dan beberapa saat kemudian, Eden tidak menemukan apapun yang ia cari, hanya berkas dokumen dan pakaian yang masih tersimpan di dalam sana.

"Bajingan keparaat.AAAARG." teriak Eden dengan penuh kekesalan.

...

Wilayah bagian belakang Clan Siga, Batalion yang di pimpin oleh Seila dan Gedo sampai di kediaman Clan Siga.

"Apa yang sudah terjadi disini.?" sahut Seila yang melihat kondisi pemukiman Clan Siga yang sudah hancur ditelan api.

Hanya beberapa bangunan yang masih tersisa seperti castle tempat tinggal Raimond dan keluarganya.

"Aku melihat ada jejak kearah sana, sepertinya ada beberapa orang yang sudah pergi dari sini." sahut Gedo.

"Arah jejak ini, sepertinya mereka menuju bukit Cheng." kata Seila.

"Kau tau banyak tentang kawasan Siga Seila." sahut Gedo.

"Waktu kecil aku sering main kesini, dan itu sudah 30 tahun yang lalu. Meskipun sudah lama, tapi aku sedikit mengingatnya, waktu itu Raimond pernah mengajak aku bermain ke atas bukit Cheng." kata Seila.

"Hm, apa perlu kita periksa jejaknya lebih jauh.?" tanya Gedo.

"Perintahkan beberapa orang untuk mengikuti jejak ini." sahut Seila.

"Baiklah." Gedo pun memerintahkan beberapa prajurit kavaleri untuk mengikuti jejak yang masih terlihat.

Lalu, Eden pun keluar dari kediaman Raimond.

"Yang Mulia.? Kenapa Yang Mulia ada disana.? Bahkan tidak ada pengawalan sama sekali." kata Seila.

"Prajurit berkumpul." teriak Gedo.

Seila dan Gedo pun turun dari kudanya dan menghampiri Eden yang berjalan keluar dari kediaman Raimond.

"Hormat kami Yang Mulia Raja." kata Semua prajurit disana sambil menundukkan kepala mereka.

"Tinggalkan tempat ini, dan bantu prajurit yang terluka disana." kata Eden.

"Baik Yang Mulia. Laksanakan perintah." sahut Gedo, lalu ia pun memerintahkan pasukannya untuk menuju ke gerbang depan.

Dan Eden pun hanya terdiam melihat kediaman Raimond disana dengan cukup lama.

"Yang Mulia, bagaimana keadaan Anda. Saya melihat banyak bercak darah di pakaian Anda." kata Seila

"Jangan khawatirkan aku, sebaiknya kau juga menyelamatkan prajurit yang terluka." sahut Eden.

Dan Seila pun hanya terdiam melihat punggung Eden disana.

"Yang Mulia, kami menemukan jejak beberapa orang yang pergi dari sini." kata Seila.

"Apaa.? Kenapa kau tidak memberitahuku lebih cepat. Dimana jejak itu.?" sahut Eden dengan emosi

"Kami menemukannya di jalur belakang, dan sepertinya jejak itu menuju ke bukit Cheng." kata Seila.

"Perintahkan pasukanmu untuk mengejar mereka, jangan sampai mereka lolos dari sini. Selama mereka masih berada didalam kawasan Kekaisaran, bunuh mereka semua." kata Eden.

"Baik. Laksanakan perintah Anda Yang Mulia." sahut Seila.

Ia pun langsung menjauh dari sana dan menaiki kudanya. "Prajurit, perintah Yang Mulia Raja, temukan sisa-sisa orang dari Clan Siga yang masih masih hidup, dan bunuh mereka semua."

...

Rombongan sisa-sisa Clan Siga pun bertemu dengan ketua Clan Siwa yang sudah menunggu mereka di bawah lembah bukit.

"Anna, aku bersyukur kau masih hidup." kata Verda

Namun Anna tidak menghiraukannya dan melewati ayahnya itu dengan tatapan kosong.

"Anna"

Lalu, Verda pun melihat raut wajah semua orang disana dengan raut wajah yang lesu dan tatapan yang kosong.

"Ekspresi wajah yang penuh dengan kesedihan."

Leo pun langsung menghadap Verda disana.

"Salam Ketua Clan Siwa. Tuan Verda." kata Leo

"Jendral Leo, apa kau baik-baik saja.?" tanya Verda

"Ah, maafkan kami yang tidak bisa menyambut Anda dengan benar. Anda mungkin sudah tau dengan hasil peperangan kami. Dan mereka semua sangat terpukul kehilangan tempat tinggal." sahut Leo

"Tidak perlu di pikirkan Jendral. Lalu, aku membawa beberapa logistik untuk kalian, dan beberapa pakaian. Semoga ini bisa membantu." kata Verda.

"Terimakasih banyak atas bantuannya Tuan Verda, kalau begitu kami akan beristirahat disini sebentar." sahut Leo

"Kalian istirahat saja dulu, kami akan berjaga-jaga disini. Lalu, berapa pasukan yang kau bawa.?" tanya Verda

"Ah em. Hanya sekitar 5rb an prajurit saja Tuan." jawab Leo

"Baiklah kalau begitu, cepatlah istirahat." sahut Verda

"Baik Tuan"

Verda pun menghampiri Anna yang sedang duduk menjaga Dion yang tertidur di bawah batu yang cukup besar.

"Anna" ucap Verda

"Ayah, Raimond kalah perang dan meninggal." sahut Anna.

Verda pun hanya terdiam disana sambil menundukkan kepalanya.

"Ikutlah bersama kami ke Clan Siwa, kalian bisa tinggal disana dan bergabung bersama kami." kata Verda

"Justru itu akan membawakan Clan Siwa Ayah. Apa kau ingin Clan Siwa di hancurkan juga oleh kekaisaran.?" sahut Anna

"Putriku, kalau begitu, biarkan kau bersama Dion yang pergi ke Clan Siwa, kau masih menyandang status Siwa." kata Verda

"Jika itu aku lakukan, Clan Siga benar-benar akan hancur. Dan untuk Dion, dia diberikan tanda Pemimpin Clan oleh Raimond. Yang artinya, Dion lah yang menjadi Pemimpin Clan saat ini. Itu tidak bisa aku lakukan ayah." kata Anna

Verda pun hanya terdiam sambil menundukkan kepalanya dan menggenggam tangan.

"Baiklah, lalu apa yang bisa ayah bantu untukmu.?" tanya Verda.

"Kami akan membangun ulang Clan Siga di dataran reruntuhan kuno. Dengan jumlah kami yang masih banyak, mungkin kami bisa membangun pemukiman dengan cepat. Tapi itu masih butuh bahan material, kami juga butuh makanan dan alat dapur. Apa ayah bisa membantuku untuk itu.?" kata Anna

"Hm, kalau hanya itu, ayah bisa menyiapkannya. Clan Siwa akan mengirimkan pasokan makanan satu kali setiap Minggu. Dan akan mengirimkan material bangunan beserta perabotan di dalamnya." sahut Verda

"Terimakasih ayah."

Verda pun hanya terdiam melihat putrinya itu yang sedang duduk sambil mengelus kepala Dion yang sedang tertidur. Verda pun menghampirinya dan duduk di sebelah putrinya itu.

"Anna, ingatlah. Jati dirimu yang sebenarnya adalah Siwa. Jika terjadi apa-apa denganmu atau Dion, pergilah ke Clan Siwa. Kami akan membantu kalian sebisanya, asal bukan untuk peperangan."

"Aku selalu ingat itu ayah, dan setelah aku menikah dengan Raimond, aku sudah menjadi Siga. Hanya nama belakangnya saja yang tidak ingin aku rubah." sahut Anna

"Hmm, apapun itu, jika kau membutuhkan bantuan, datanglah ke Clan Siwa." sahut Verda.

...

1
Buang Sengketa
cek dulu. apakah juga ini juga cerita sang pencipta kalah atau 'mati' berkorban untuk ciptaan nya 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Buang Sengketa: bab awal mungkin saya yg salah baca ya
Adam Erlangga: Terimakasih koreksinya kak. Untuk jalan ceritanya, iblis bukan makhluk ciptaan ciptaan dewa. dan ada makhluk langit yang di sebut dewa. Disini Author tidak memakai kata TUHAN, atau Sang Pencipta. Tapi Sang Penguasa Langit.
total 2 replies
Bunga Lestary
semangat kakk bikin ceritanya🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!