{S1} Cinta Dan Pembalasan
{S2} Terjerat Cinta Nona Gu
"aku akui dulu aku memang mencintaimu tapi sayang sekali diam mu itu memberikan jawaban yang sangat memukul hatiku,, kedepannya meski kita menjadi suami istri tapi hatiku tetep tidak akan bisa mencintai siapapun lagi selain papa dan kakak laki-laki ku"
terjerat dalam pernikahan yang rumit serta harus menjalani pahitnya kehidupan setelah di tinggalkan sang ayah Gu Annchi hanya mampu mengandalkan dirinya sendiri untuk memperkuat dan mempertahankan semua hak yang ia miliki
Tak hanya sampai di sana Gu Annchi juga harus menerima pukulan yang pahit ketika ayah yang sangat ia cintai meninggal di tangan pria yang menjadi suaminya yang juga merupakan pria yang ia cintai dalam diam
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maachan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28
Annchi dan Qi Xuan membawa nenek buyut ke ruang keluarga,, vila yang di tempati nenek buyut sangat kecil bahkan tidak terlihat seperti vila melainkan terlihat seperti apartemen hanya ada dua kamar satu dapur ruang keluarga atau ruang tamu dan meja makan serta teras yang langsung mengarah ke taman kecil "nenek sudah makan??" tanya Annchi nenek buyut langsung menggelengkan kepalanya "kalian ngobrol saja biar aku yang masak" ujar Qi Xuan langsung berdiri dan pergi ke dapur
nenek buyut terus memperhatikan Qi Xuan sesekali melihat Annchi "Chi'er nenek senang akhirnya kamu menikah juga dia pemuda yang baik jangan sia-siakan dia nenek akan terus berdoa untuk kebahagiaan kalian berdua juga kesejahteraan dalam rumah tangga kalian,, chi'er ingat lah jangan pernah menyia-nyiakan pemuda yang sangat baik sepertinya dia akan melindungi mu sama seperti papa mu yang melindungi mu" Annchi menoleh ke arah Qi Xuan memperhatikan Qi Xuan dengan seksama "nenek benar dia akan melindungi ku seperti papa yang selalu melindungi ku" balas Annchi dengan tegas "dan dia juga harus ingat selamanya kalau dia telah membunuh papa,, Xiao Qi Xuan kamu harus selalu ingat dengan beban yang ada di dalam hatimu" batin Annchi
setelah beberapa saat makanan siang telah di sajikan di tata rapi di atas meja makan "nenek Annchi makanan sudah siap ayo makam siang dulu" dengan lembut Qi Xuan membantu nenek buyut berdiri "ayo ayo kita makan bersama"
di meja makan berbagai hidangan lokal khas tiongkok di sajikan
"wah sudah lama sekali nenek tidak makan makanan lokal Tiongkok nenek jadi kangen masakan Tiongkok"
"kalau begitu nenek harus makan banyak" Qi Xuan memberikan beberapa hidangan ke dalam mangkuk kecil nenek buyut kemudian memberikan makanan juga ke Annchi "makanlah"
"nenek sudah tinggal di Swiss selama puluhan tahun di sini sangat sulit bisa menemukan makanan Tiongkok"
"bukankah kalian mempekerjakan koki??"
"masakannya tidak lebih baik dari orang lokal Tiongkok yang bahkan tidak bisa memasak"
hari telah berganti dengan malam,, Annchi sudah bersiap untuk pulang pikiran Qi Xuan kembali tertuju pada permasalahan utama "bagaimana caraku agar bisa mencegah Annchi melanjutkan project itali??" ujar Qi Xuan dalam hati
tepat waktu saat Annchi akan pergi Nenek buyut datang "Chi'er malam ini kamu tinggal di sini saja oke" Annchi langsung menoleh ke suaminya yang ada di sampingnya "itu nenek aku masih ada pekerjaan" dengan suara pelan Annchi berusaha memberikan pengertian pada nenek buyutnya
"pekerjaan bisa di urus nanti kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga sangat sulit apa lagi kamu selalu tinggal di Shanghai" ekspresi nenek buyut menunjukan rasa kecewa
"Annchi yang di katakan nenek benar,, kita urus nanti saja masalah pekerjaan" Qi Xuan melihat kesempatan dan langsung menambahkan pemikirannya
"hah... baiklah nanti aku suruh kak Lu Zhang saja yang urus pekerjaan"
dua orang di depan Annchi tersenyum,, Qi Xuan langsung membantu nenek buyut untuk duduk "kemari duduklah di sini nenek punya sesuatu untukmu" nenek buyut menepuk pelan sofa di sampingnya Annchi langsung duduk di samping nenek buyut "nak bantu aku ambilkan kotak merah di sana" nenek menunjuk ke arah meja dekat pot bunga
"nah nenek"
"Chi'er ini untuk mu,, nenek ngga tahu apa kamu akan suka atau tidak hah... dulu kakek buyut mu yang memberikan ini pada nenek sebenarnya nenek sangat ingin memberikan benda ini pada Naixin sayangnya nenek tidak pernah di perbolehkan menemuinya oleh Junchen Chi'er maukah kamu memakainya??"
"baiklah akan aku pakai,, mati kita lihat benda apa yang ada di dalamnya" Annchi langsung membuka kotak merah kecil yang di berikan nenek buyut terlihat sepasang kalung bulan dan bintang warna kalung tersebut sama percis dengan warna pupil Annchi blue ice yang sangat sangat indah
"nenek kenapa ada dua??"
"kamu bisa menyimpan kalung bulan untukmu sedangkan yang bintang kamu bisa kasih untuk pria yang kamu cintai,, oh kamu bisa kasih ke suami kamu"
Qi Xuan langsung melihat Annchi begitu juga dengan Annchi mata mereka beradu pandang saling menatap satu sama lain "itu nenek aku dan Qi Xuan..."
melihat perubahan sikap Annchi tentu saja sang nenek yang sudah menjelajahi kehidupan ini sangat memahami situasinya "ahh nenek mengerti tidak apa pelan-pelan saja,, sudah malam nenek mau istirahat pelayan sudah menyiapkan kamar untuk kalian malam ini harus tidur di rumah nenek ya" dengan sedikit candaan dan tawa kecil nenek buyut berdiri memanggil pelayan untuk membantunya berjalan
setelah nenek buyut pergi Annchi dan Qi Xuan malah terlihat sangat canggung "itu... Qi Xuan..."
"simpan hadiah dari nenek buyut dengan baik"
"terima kasih"
"untuk apa??"
"karena menemaniku menemui nenek buyut dan juga untuk masakan hari ini"
"tidak perlu sungkan,, tidak perlu berterima kasih lagian kamu itu istriku jadi sudah seharusnya aku memberikan yang terbaik untuk mu"
mendengar penjelasan Qi Xuan Annchi malah terdiam saat ini Qi Xuan malah menunjukan sisi lain dari dirinya yang bahkan tidak pernah di lihat oleh Annchi sekalipun "ahh sudah malam ayo tidur" Qi Xuan mulai menyadari apa yang sebelumnya dia katakan ketika melihat perubahan raut wajah istrinya "oh iya,, besok pagi aku harus pergi ke negara sebelah" Annchi langsung berdiri berjalan menuju kamar "benar besok aku juga harus mengunjungi rumah sakit hah... harus tidur dengan cepat"
di kamar lain nenek buyut masih bengong bergelut dengan pikirannya sendiri "nyonya tua ada apa??" tanya sang pelayan "aku menghawatirkan Annchi hah... lihatlah dia bahkan secara terang-terangan mengatakan kalau pernikahannya dengan suaminya hanya sebatas pernikahan bisnis saja menurutmu apa mereka akan bertahan sampai akhir?? apa pernikahan seperti ini akan bahagia?? aku takut pernikahan mereka malah menjadi sebuah malapetaka untuk kehidupan pribadi mereka apa lagi mereka tidak saling mencintai"
"saya tahu kekhawatiran anda nyonya tapi jika di lihat dari tatapan keduanya mereka sebenarnya saling mencintai hanya saja ego anak muda sekarang jauh lebih mendominasi,, saya yakin pelan-pelan mereka akan mengakui perasaan mereka biarkan mereka menghabiskan waktu lebih banyak lagi"
"benar kamu sangat benar,, baiklah aku mau tidur sekarang kecemasanku sedikit berkurang" pelan membantu nenek buyut tidur menarik selimut menyelimuti nenek buyut kemudian mematikan lampu menyisakan lampu tidur saja untuk penerangan agar tidak terlalu gelap kemudian keluar dari kamar nenek buyut setelah mengucapkan 'selamat malam'