mengisahkan remaja cantik yang di jadikan jaminan keluarganya pada seorang Mafia, dan di jadikan alat transplantasi ginjal untuk kekasih Mafia tampan. salahnya dia adalah mempunyai cinta yang tersembunyi pada mafia tampan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vatic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
terpesona
" Kita mencari tempat dulu sebelum hujannya turun! " kata Xavier sambil mengangkat dagu Hira agar menatapnya. dan setelah tatapan keduanya saling bertubrukan barulah Hira mengangguk patuh.
Keduanya kembali berjalan, dengan Hira yang masih erat memeluk tangan suaminya. " aku gendong ya? " kata Xavier. karena merasa kalau langkah Hira terlalu lamban untuk mengimbanginya.
" Jangan,,! tanganmu terluka! jawab Hira sedikit sesegukan. " akhhh...! " Hira terkaget karena Xavier benar-benar menggendongnya. kalau hanya karena alasan luka tentu Xavier tidak akan menggubrisnya, karena memang luka seperti itu sudah terbiasa untuknya.
Xavier menggendong hira sedikit jauh. sepanjang dingendongan suaminya hira terus menatap Xavier. dia benar-benar terpesona dengan suaminya itu , Xavier sebenarnya tahu kalau hira terus menatapnya. tapi dia pura-pura tidak menyadari agar istri kecilnya tidak malu.
Setelah sampai di bawah pohon besar dan terdapat celah di batu besar yang tampak seperti mulut gua. barulah Xavier menurunkan hira . " kita disini dulu.! " kata Xavier.
Tangan hira terus memegangi Xavier, apapun yang di lakukan Xavier hira selalu mengekornya. Xavier yang akan mencari kayu bakar menyuruh hira agar duduk manis di mulut gua itu . namun hira tetap menolaknya. " aku akan mencari kayu di sekitar sini. untuk penghangat kita malam ini.! " kata Xavier lembut seakan menjelaskan.
" Aku ikut ya! " jawab hira sambil memegangi baju Xavier.
" Aku sebentar saja , nanti keburu hujan nanti ranting-ranting akan basah! tunggu seb ntar saja ya? " kata Xavier sambil berdiri. dan akhirnya hira nurut, dan langsung menekuk lututnya untuk di peluknya.
" Jangan jauh-jauh, pastikan aku melihatmu! " kata hira pada Xavier yang sudah sedikit jauh. Xavier menoleh sambil tersenyum, seakan memberikan jawaban iya.
Selagi Xavier mencari kayu dan sesuatu yang bisa di makan mereka, hira menunaikan kewajibannya dengan keadaan yang apa adanya. dia hanya yakin ini darurat , " terimalah ibadah saya ya allah, aku tahu kamu pasti mengerti kalau ini keadaan darurat.! " doa hira setelah selesai dengan kegiatannya.
Setelah hira menoleh untuk melihat ke sekeliling dirinya tidak lagi melihat keberadaan Xavier. dia mulai takut dan khawatir. mata yang dia buat melihat sudah memburam karena berembun. dia akan menangis sekarang.
" Hiks,, Xavier apa kamu pergi dan meninggalkanku sendiri di sini! " monolog hira yang benar-benar merasa takut.
Gerimis mulai turun, namun Xavier masih belum kembali. hira semakin kacau dengan prasangkanya. dia mulai termundur dan bersandar pada baru besar. dia sudah melorot karena kegalauan yang menggelayutinya.
" Xavier,, kemana kamu, apa kamu benar-benar meninggalkanku! " ,, hira mulai menangis sambil menyembunyikan wajahnya di atas lengannya yang dia topangkan ke atas lututnya.
Duerrrr.,. duerrr..
Suara petir mulai bersahutan, angin mulai kencang . hira sudah meringkuk sambil memejamkan mata dan menutup kedua telinganya karena takut .
Brakk..
Xavier sudah tiba dan menurunkan kayu serta apapun yang dia bawa , namun hira masih tidak menyadarinya. Xavier melihat ke arah hira yang meringkuk sambil memejam dan menutupi kedua telinganya.
Xavier mendekat dan ikut jongkok di depan istrinya. dia melihat sebentar di sertai dengan sedikit senyuman , kemudian dia menyentuh bahu lembut bahu istrinya itu
" Akhhhh..! " kaget hira sambil terlonjak. bahkan Xavier juga di buat kaget oleh respon istrinya itu.
" Ada apa? " tanya Xavier cepat.
Hira langsung melihat suaminya. tampak bibirnya yang mulai bergetar dengan tertutup rapat, juga ekspresi yang begitu imut karena menahan tangis. Xavier bisa melihat karena cadarnya masih di pegang istrinya ditangan.
" Hwaaa.. hwaa..! " hira benar-benar menangis. Xavier memeluknya sambil menepuk punggung istrinya. setelah dibawa cukup memberi penenangan, Xavier hendak melepaskan pelukan. namun hira malah mengeratkan pelukannya.
" Lepaskan dulu,, bajuku basah, nanti kamu ikut basah! " kata Xavier.
Hira melepaskan pelukan kemudian menatap Xavier " kamu bohong padaku! " marah hira.
Xavier yang tidak merasa sedikit melebarkan mata, namun masih dengan senyumannya "kapan aku berbohong? " tanya Xavier sambil membelai lembut pipi hira.
Hira masih menangis, airmatanya masih deras mengalir di pipinya. " kamu tidak terlihat olehku. kamu pergi jauh, aku kira kamu pergi meninggalkanku, dan membiarkan aku di sini sendiri! " celoteh hira di sertai tangisannya. membuat Xavier merasa bahagia dengan segala rasa sakit di tubuhnya.
" Aku tadi mencari sesuatu agar kita bisa makan! " kata Xavier menjelaskan. lagi pula tadi aku tidak pergi jauh. hanya karena kamu yang tidak melihatku saja ! " kata Xavier menjelaskan sambil mengusap air mata hira.
" Tapi tadi aku benar-benar tidak melihatmu! " bantah hira.
" Mungkin waktu kamu tadi mencariku aku sedang memanjat ! " kata Xavier. " aku di sana! " tunjuk Xavier pada pohon yang menjulang tinggi. "sekarang aku sudah di disini, aku akan menyalakan apinya dulu.! "
Namun ketika Xavier berdiri hira juga ikut berdiri. "duduklah ! aku tidak akan kemana-mana! " kata Xavier.
Bukannya menurut hira malah memegang baju belakan suaminya. " aku akan mengikutimu! " jawab hira , Xavier tersenyum kemudian dia mengambil tangan hira, dan di ajaknya mendekat ke kayu yang tadi dia bawa.
Xavier menata kayu untuk di buat api unggun. dan hira juga ikut menata kayu itu. ketika Xavier sedang menggesek sebuah batu , " akhh! " Xavier langsung meringis , dia merasakan ngilu di tangan yang terdapat tembakan . bahkan peluru itu masih bersarang di dalamnya.
" Kenapa? " panik hira. dia melihat ke arah tangan Xavier. dia baru teringat kalau Xavier terluka. " biar aku saja! " kata hira merebut kedua batu yang ada di tangan Xavier.
Tek... tek.. tek..
Api tidak kunjung ada, itu karena hira kurang kuat menggeseknya. namun hira tidak menyerah dia terus berusaha. " hiks.. hikss.! " dia menangis lagi.
Xavier yang masih megangi lengannya yang sakit melihat ke hira yang tiba-tiba menangis " kenapa menangis lagi? " tanya Xavier lagi.
Hira tidak menjawab dan masih sibuk dengan batunya dan tangisnya , hira mulai terisak dan tersedu. Xavier yang menyadari keadaan hira langsung memegangi kedua bahu bergetar istrinya.
" Ada apa? aku sudah di sini? apa kamu masih merasa takut? " kata Xavier dengan menatap penuh pada hira yang menangis
Grep..
Hira langsung memeluk suaminya " maafkan aku.. maafkan aku..! " ucap hira dengan tersedu.
" Kenapa minta maaf, ? hmmm! " kata Xavier.
" ini semua salahku! " kata hira lagi.
Xavier melepaskan pelukan " kenapa ini bisa salahmu? " tanya Xavier.
Hira menunduk " seharusnya aku tidak keluar pergi dari mansionmu! dan seharusnya aku juga tahu kalau ini akan terjadi ! " ucap hira dengan sesegukan.
Xavier kaget dengan ucapan hira, " apa kamu tahu kalau ini akan terjadi? " tanya Xavier.
" Seharusnya iya, namun aku malah tidak memikirkannya! " jawab hira sambil menatap suaminya.
Xavier melihat manik mata hira bergantian. seakan mencari sesuatu di sana "apa hira tahu siapa aku?! " batin Xavier.