Rena Agnesia merasa sial saat tertimpa musibah, namun takdir itu mengantarkannya bertemu Jojo Ariando, pangeran tampan yang membuat hatinya meleleh.
Rena menjalin cinta jarak jauh dengan Jojo, seorang pria tampan nan dingin yang dikelilingi banyak wanita karena talentanya dalam pengobatan herbal.
Akankah mereka bersatu setelah konflik yang terus menghalangi cinta mereka? Mampukah Jojo memantapkan pilihan hati ke sosok Rena Agnesia di saat seorang rival berat hadir membayangi?
Saksikan romansa mereka hingga puncak manis yang didamba setiap insan di dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mardi Raharjo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Dipercepat
Rena sudah siap memasang mata dan telinga, menyaksikan apa yang sejak tadi ia harpkan.
"Ugh", dengus pelanggan itu saat bangkit dari ranjang pijat lulur.
"Habis riwayatmu Salsa", batin Rena menyaksikan detik-detik kehancuran Salsa yang ia nantikan.
"Ahh, enak sekali badanku mbak. Saya sauna dulu ya", tak disangka, ucapan pelanggan menggurkan semua harapan. Nampak Rena tercengang melihat hal itu. Berulang kali ia melihat pelanggan dan Salsa bergantian, tak percaya dengan apa yang ia lihat dan dengar dari penuturan pelanggan.
Setelah perempuan itu memasuki ruang sauna, Rena pun mendekati Salsa.
"Kamu, dari mana kamu belajar teknik pijat itu?", Rena begitu penasaran.
"Ada deh mbak", Salsa tersenyum manis. Entah mengapa itu menambah kecurigaan Rena.
"Apa Jojo yang mengajari dia secara privat?", terka Rena dalam hati.
"Terserah kalau ngga mau beritahu. Sekarang siapkan bathub dan perlengkapannya!", perintah Rena.
Salsa tidak menjawab. Hanya mempertahankan senyum dan bergegas menuruti perkataan Rena.
"Dasar Paijo! Awas ya kalau benar dia mengajar privat si Salsa", geram Rena lirih, merasakan panasnya api cemburu yang kian membara.
Siang itu, saat istirahat Rena memeriksa ponselnya.
"Aduh, kenapa dipercepat sih?", gumam Rena setelah membaca pesan Jojo. Ia pun tak tahu harus menjawab apa. Karena sup iga buatannya belum seenak yang Jojo bawa waktu itu.
Saat Rena sedang bingung, ia tak menyadari Salsa yang tengah duduk di sampingnya.
"Jojo dan Rena?", Salsa bergumam membaca ukiran di cincin Rena. Secara tak sengaja, ia melihat ke jari manis Rena dan nampak sebuah cincin perak yang menarik perhatiannya.
"Jojo?", gumam Salsa yang teringat bahwa Jojo yang ia suka pernah berkata bahwa dirinya sudah punya kekasih. Juga, ia penasaran dengan punggung perempuan di dalam foto, duduk bersanding membelakangi kamera dalam postingan Jojo.
"Apa mungkin dia?", batin Salsa yang perlahan berdiri lalu mundur, memperhatikan bentuk punggung Rena, membandingkan langsung dengan foto yang Jojo posting.
"Ngga mungkin!", lirih Salsa.
"Apanya?", tanya Rena yang baru sadar dari lamunannya dan mendengar ucapan Salsa di belakangnya meski pelan.
"Apa mbak kenal Jojo Ariando?", Salsa langsung ke poin utama.
"Kenal, dia tunanganku", kali ini, di depan Salsa , Rena berani terang-terangan mengatakan hubungan mereka berdua.
"Ngga mungkin", sanggah Salsa tanpa bisa ia kendalikan. Ia percaya bahwa Jojo tidak berkata dusta, namun mengetahui sosok itu adalah trainernya, tentu bukan hal mudah untuk ia terima.
"Apanya yang ngga mungkin? Memangnya apa hubunganmu dengan Jojo?", Rena merasa tertantang. Ia tak peduli jika hubungannya terbongkar meski mereka belum meresmikan pertunangan.
"Belum ada. Hanya saja, aku berharap menjadi istri mas Jojo", jawab Salsa.
"Langkahi dulu mayatku!", ketus Rena yang semula hanya melirik tajam, kini berbalik badan dan menatap mata Salsa, terlihat penuh permusuhan.
"Memang apa kualifikasi kamu?", kini Salsa terpancing, ia tak lagi menyebut 'mbak' kepada Rena.
Rena tak langsung menjawab. Gadis itu beranjak dari duduknya, berdiri tepat di hadapan Salsa, memandang tajam kedua matanya.
"Apa urusanmu? Dia tunanganku. Kamu lah yang harus tahu diri dan menyingkir dari hubungan kami", jawab Rena tegas. Sebagai mantan juara provinsi, jiwa petarungnya dipicu dengan pertanyaan Salsa yang seolah merendahkannya.
Nampak Salsa secara reflek mundur, takut Rena berbuat kasar. Meski mereka bisa dihitung sama-sama cantik, namun Salsa benar-benar merasakan hawa permusuhan dari Rena.
"Em, itu, lupakan mbak. Aku, aku hanya penggemarnya saja", ujar Salsa, tak ingin menambah masalah yang tidak perlu.
"Tunggu saja. Saatnya nanti, akan kita lihat, siapa yang menjadi pemenang atas cinta mas Jojo!", batin Salsa. Ia tahu bahwa Rena bisa bermain kasar, namun ia punya rencana untuk menghancurkan hubungan Rena dengan Jojo dengan cara cantik tanpa adu kata atau pun adu fisik.
"Aku mengawasimu. Jaga jarak dan menjauh saja darinya sebisa mungkin!", ucap Rena dengan penekanan suara.
"Iya mbak Rena", jawab Salsa sembari tersenyum.
"Selama belum akad nikah, kesempatanku terbuka lebar. Kita lihat saja, siapa yang berhasil menaklukkan hati mas Jojo pada akhirnya", batin Salsa di balik senyumnya.
Sore itu, Rena mengunci salon dan menaiki sepedanya. Ia melihat Salsa masih dijemput sopir pribadinya.
"Dasar manja! Mau bersaing denganku? Mimpi!" gumam Rena. Ia pun memacu sepedanya, meninggalkan salon.
Tanpa Rena tahu, Salsa melihatnya dari spion mobil.
"Kau boleh senang sekarang. Tapi, itu takkan lama", batin Salsa yang entah kenapa semakin terobsesi mendapatkan Jojo. Selain karena ia memang tertarik dengan Jojo, ia pun ingin membuat Rena sadar bahwa Salsa lah yang pantas untuk bersanding dengan sosok sebagus Jojo.
Rena yang tak lama sampai rumah pun segera mengabarkan kepada ibunya agar bisa segera mematangkan skil memasak sup iga sapinya.
"Iya, besok kita masak lagi. Kamu harus sungguh-sungguh. Masa membedakan kencur dan kunci saja masih sering salah", jawab bu Sri.
"Iih, jangan meledek buk. Namanya juga pemula, wajar lah", elak Rena seraya kembali ke kamar dan menyambar ponsel di atas kasurnya.
Gadis itu pun membalas pesan Jojo sembari merebahkan diri.
"Iya dear, maaf baru bisa balas pesanmu. Tunggu aku membuktikan kemampuan dan kelayakanku menjadi istrimu. Ngga seperti fans bercadarmu yang manja itu", tulis Rena sekaligus menyindir Salsa.
"Fans bercadar? Maksudmu?", balas Jojo yang tak mengerti hubungan antara memasak sup iga sapi dengan fans bercadar yang tiba-tiba disinggung Rena.
"Siapa lagi kalau bukan Salsa Qanita yang cantik, anggun dan tajir luar biasa, sampai seorang Jojo Ariando pun tergila-gila dan mengabaikan tunangannya", tulis Rena sembari memiring-miringkan bibirnya, meledek Jojo.
"Salsa lagi. Sudah lah Ay, fokus saja masak ya", balas Jojo.
"Memangnya seberapa dekat sih kamu dengan dia? Apa kamu mengajarinya teknik pijat secara privat?", telisik Rena. Namun, 5 menit berlalu, Jojo hanya sekedar membaca pesannya tanpa membalasnya.
"Dear", tulis Rena lagi.
"Paijo!", tulis Rena karena Jojo tidak menjawab.
"Iih, awas ya. Kalau ketemu kucubit habis pinggangmu itu Paijo!", ancam Rena karena kesal. Namun, lagi-lagi tunangannya tidak membalas, bahkan tidak membaca pesannya sama sekali.
"Iih kesel!", Rena melempar ponselnya ke ranjang dan memeluk guling sembari menggigit sarung guling untuk melampiaskan kekesalan.
"Awas saja kalau kalian bermain api di belakangku! Kucabik-cabik kalian kaya iga sapi!", batin Rena sembari meremas-remas gulingnya.
Di kediaman Jojo, pria itu hanya menggeleng melihat percakapannya dengan Rena.
"Ay, Ay. Kamu ini kenapa selalu mengaitkan semuanya dengan Salsa", gumam Jojo. Spontan ia teringat wajah Salsa saat ia memberi buku bertanda tangan dan saat menolak tawaran menjadi suaminya.
"Hufh, ribet juga punya banyak fans perempuan. Tapi, mau bagaimana lagi, sudah risiko", batin Jojo yang tak punya solusi apapun terkait Salsa yang begitu terang-terangan menyatakan kesediaannya.
"Tapi, dia memang ngga salah. Dia menawariku menjadi suaminya, bukan pacarnya apalagi mengajak zina", gumam Jojo yang sedikit merasa bersalah saat mengingat wajah Salsa, nampak kecewa saat ia tolak tanpa kesempatan menyampaikan apa-apa.