Bagaimana jika seorang pengawal ternyata menyimpan berbagai keterampilan seni bela diri tingkat dewa? Walau dirinya hebat, namun dia sangat rendah hati dan tidak pernah menonjolkan dirinya di depan umum.
Walau sekarang tingkat kultivasinya belum sampai pada tahap itu, namun kekuatan yang ada terus berkembang dengan pelatihan-pelatihan secara langsung di setiap pertarungan.
Apa sebenarnya yang dia cari?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BagusBLTR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #28 Marissa Dan Elang
"Nona Niken, Tuan Elang katanya nanti akan ke ruma bersama Nona Intan." Jack memberitahu. Dia tidak ingin Niken datang ke vila.
"Tuan? Kenapa kamu memanggilnya Tuan?" Tanya Niken terkejut.
"Eh, iya, maksudku, kami biasa manggil seperti itu..
"Oh, baiklah!" Sahut Niken.
"Intan, aku akan membelikanmu pakaian, pilihlah, nanti aku yang bayar." Ucap Niken pada Intan.
"Benar? Aku pilih berapa?" Tanya Intan terihat senang.
"Dua saja. Kamu kan sudah banyak membeli." Jawab Niken.
"Iya!" Sahut Intan bersemangat. Lalu dia pun mulai memilih.
Beberapa menit kemudian, Niken pun pulang bersama Maya, sementara berselang sepuluh menit, Intan juga langsung kembali ke Vila.
Intan langsung pamer pakaian pada Angel dan Vanessa. Dia bahkan meminta Jack dan Yona meletakkan pakaiannya di lantai.
"Ayah! Aku beli pakaian banyak!" Ucap Intan. Padahal dia ingin pamer ke Angel dan Vanessa.
"Oh, benar! Ayah melihatnya!" Elang pura-pura terkejut.
Elang menerima kartu yang diberikan oleh Yona. Dia juga tahu berapa yang dihabiskan Intan untuk belanja.
"Ayah, tadi Niken membelikanku baju baru!" Intan mengambil baju yang dibelikan Niken dan menunjukkan pada Elang.
Elang langsung terkejut. Namun dia menyembunyikannya. Dia langsung melihat pakaian yang ditunjukkan Intan padanya.
"Bagus sekali!" Ucap Elang.memuji. Intan sangat senang karena ayahnya senang.
Lalu Elang menoleh ke arah Jack. Jack langsung paham dan berkata, "Nona Niken menanyakan, aku mengatakan Anda akan pergi ke sana bersama Nona."
"Baik, aku akan segera ke sana!" Kata Elang.
"Tidak perlu! Ibu ada di sini!" Suara seorang wanita yang sangat dikenali oleh Elang.
Semua orang menoleh ke arah suara. Tampak dari arah pintu, Marissa, Niken dan Maya sedang berjalan ke arah Elang.
"Ibu!" Elang terkejut.
"Nenek!" Intan pun terkejut.
Elang langsung berjalan ke arah Ibunya diikuti oleh Intan yang sudah membuang pakaiannya.
Lintang, Angel dan Vanessa kemudian berdiri. Mereka melihat pertemuan Elang dengan Ibunya.
Elang memeluk ibunya, sementara Intan menunggu Elang berhenti memeluk dan dia akan mendapat giliran. Elang sudah menjadi was-was saat ini. Bagaimana cara dia menjelaskan ke ibunya? Agak lama Elang memeluk ibunya.
"Nenek! Peluk aku!" Ucap Intan. Marissa pun melepaskan pelukan Elang, lalu berjongkok dan memeluk Intan.
"Nenek!" Intan pun terlihat manja sekali.
"Apakah ini rumahmu?" Tanya Marissa pada Intan.
"Iya! Nenek nanti tinggal di sini saja, ya." Jawab Intan sangat polos.
Marissa tersenyum. Dia tidak memahami yang sebenarnya sebelum mendapat penjelasan dari Elang. Marissa memegang wajah cucunya, lalu dia menoleh ke Niken. Niken pun mendekat.
Saat itu, Vannessa, Angel dan Pangeran Lintang mendekat, Nina juga ikut mendekat. Mereka pun memberi salam sambil membungkuk.
"Vanessa, sini!" Panggil Marissa. Vanessa mendekat.
"Nenek, dia dan dia adalah ibuku!" Ucap Intan sambil menunjuk Vanessa dan Angel.
"Niken, kamu tidak ingin menjadi ibuku? Aku ingin ibu yang banyak." Lanjut Intan. Mereka semua tertawa.
Namun di balik itu Marissa dan Niken jadi penuh tanda tanya.
"Ibu, aku akan menjelaskan padamu." Ucap Elang, kemudian dia menggandeng ibunya dan berjalan ke ruangan lainnya.
Sesampai di sana, Elang membantu ibunya duduk di sofa, dia sendiri duduk di samping ibunya. Elang pun menjelaskan semuanya.
"Jadi?" Marissa sangat terkejut.
"Ibu, kamu juga ibuku. Itu adalah pesan ayah padaku. Aku akan menyayangimu dengan sepenuh hatiku. Aku juga sudah membantu Niken mengatasi masalah perusahaannya." Sahut Elang.
"Lalu bagaimana dengan mereka?" Tanya Marissa.
"Ibu, aku minta maaf. Aku tidak jujur padamu. Karena ibu mendesakku untuk kencan buta berkali-kali, maka aku malam itu mengajak Vanessa untuk menjadi ibunya Intan. Aku masih belum menemukan petunjuk. Jadi aku mengajak salah satu dari mereka, kebetulan Vanessa yang pertama mau."
Elang menghela nafas. "Mereka bertiga adalah pangeran dan putri Istana Awan. Aku yang mengawal mereka dan akan mengantarkan mereka ke Istana kristal. Ibu jangan khawatir, banyak yang membantuku seperti Juna, Bondan."
Marissa menangis, dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Elang adalah seorang Pangeran Istana Kristal, namun dia justru hidup dalam pengasingan karena kudeta yang terjadi saat itu. Dia ingat suaminya yang juga salah satu petinggi di Istana Kristal membawanya. Namun, suaminya tidak pernah memberitahunya siapa Elang sebenarnya. Dan Elang juga tidak pernah bicara apapun jika ditanya siapa orang tuanya.
"Elang." Ucapnya lirih, lalu Marissa memeluk Elang dengan penuh kasih sayang. Dia juga menyayangi Elang sejak dia datang ke rumahnya. Membesarkan Elang dengan kasih sayangnya. Elang juga anak yang berbakti. Suaminya benar juga. Lebih baik keluarganya tidak tahu soal Elang. Karena mereka pasti akan memanfaatkan Elang.
"Ibu, jangan beritahu Niken dulu." Ucap Elang. Marissa pun mengangguk.