Sang Pengawal Tampan

Sang Pengawal Tampan

Bab #1 Elang Dan Intan

Pagi ini, Elang mendapat panggilan dari kepala pengawal istana untuk segera datang ke istana karena ada hal mendesak. Padahal, dia baru saja pulang dari istana karena melakukan pekerjaan sif malam.

Namun, setelah sampai di rumah, dia kembali dipanggil oleh kepala pengawal istana. Tentu saja ini membuatnya merasa jengkel. Sementara, dia juga sedang bersiap memasak untuk putrinya yang baru berumur tiga setengah tahun. Gadis kecil itu juga selalu diajaknya jika dia harus melakukan pekerjaan. Dia akan menidurkan putrinya di pos pengawal di Istana Awan.

Disebut Istana Awan karena istana itu sebenarnya berada di lereng gunung Awan. Gunung ini tidak berapi, namun gunung ini termasuk yang tertinggi di Provinsi Selatan. Istana itu di beberapa keadaan akan diselimuti oleh kabut berwarna putih. Dan orang-orang akan menyebutnya istana yang diselimuti awan.

Walaupun dia sebenarnya memiliki banyak pelayan, namun Intan tidak akan makan jika ayahnya tidak memasak sesuatu untuknya. Walaupun itu hanya sekedar menggoreng telur. Keberadaan Elang dan Intan juga disembunyikan dari pihak istana.

"Intan, Ayah akan kembali ke istana. Cepatlah mandi nanti kita terlambat!" Ucap Elang.

"Huh! Ayah! Aku sudah semalaman ikut ayah berjaga di istana, sekarang harus ke sana lagi?" Jawab Intan. Gadis berbadan gemuk dan padat itu terlihat sangat kesal.

"Apa? Kamu tidur semalaman dan kamu bilang ikut berjaga? Sungguh gadis yang pintar!" Ucap Elang.

Gadis kecil itu tersipu malu. Lalu berlari dan segera menutup mulut ayahnya.

"Ayah! Kenapa keras-keras bicaranya? Nanti didengar orang!" Bisiknya.

Saat itu, beberapa pelayan segera mendatangi mereka dan di antara mereka, ada Jack yang merupakan kepala pelayan.

"Mandikan dia dengan cepat!" Ucap Elang.

Elang sebenarnya bukan orang biasa, dia sebagai pengawal istana Awan menyamar guna mencari keberadaan ibu kandung dari putrinya. Dari informasi yang dia peroleh, keberadaan ibu kandung putrinya ada di Istana Awan tempatnya bekerja sebagai pengawal istana.

Intan, ditemukan sekitar tiga setengah tahun lalu di pinggiran sungai Lor di perbatasan antara Provinsi Selatan dan Ibukota. Saat itu, Elang sedang berada di dekat sungai karena ingin melakukan penelitian mengenai sungai yang mungkin bisa dijadikan transportasi air atau untuk tempat wisata.

Elang kemudian memerintahkan intelijen dalam perusahaannya untuk mencari siapa yang membuang bayi Intan di pinggiran sungai.

Dari laporan, Elang menemukan bahwa, gadis kecilnya dibuang oleh orang-orang dari Istana Awan.

"Baik, Tuan Muda!" Jawab para pelayan.

"Nona!" Ucap salah satu pelayan. Lalu Intan melompat ke arahnya dan kemudian dengan sigap pelayan itu menangkap Intan dan menggendongnya dan segera membawanya ke kamar mandi utama. Sementara Elang langsung menuju kamar mandi di kamarnya.

Beberapa saat kemudian, Elang dan Intan sudah berpakaian rapi ala prajurit pengawal istana. Intan tentu saja harus sama pakaiannya dengan ayahnya. Kalau tidak, dia akan merengek sepanjang waktu. Jadi, Elang membeli kain yang sama dan membuatkan pakaian seperti yang dikenakannya sebagai pengawal istana.

Intan juga banyak disukai oleh teman-teman pengawal Elang. Mereka menyukai gadis kecil ini karena lucu dan imut. Tak hanya itu, Intan juga tidak cengeng dan cantik. Memang ada beberapa prajurit wanita yang menyukai Elang, namun dia tidak merespon karena dia sebenarnya juga tidak terlalu memikirkan hal itu. Dia masih fokus mencari ibu kandung Intan.

"Prajurit! Apakah kamu sudah siap?" Tanya Elang.

Intan lalu dengan cepat mencabut pedang mainannya. "Siap!"

Sontak tingkah lucunya membuat para pelayan dan Kepala Pelayan Jack tersenyum geli. Lalu keduanya berjalan ke halaman dan di sana susah menunggu sebuah mobil Innova.

Ada banyak mobil mewah yang terparkir di garasi di bawah tanah, namun, Elang hanya mau menggunakan itu agar orang mengira dia naik taksi online. Akhirnya mereka berangkat.

Elang saat mendaftar sebagai pengawal istana awalnya ditentang dan ditolak dengan alasan anak. Namun setelah mengetahui kemampuan beladirinya yang luar biasa, dia bisa diterima, dan Elang tetap meminta dia bisa membawa anaknya. Entah bagaimana hal itu disetujui oleh beberapa petinggi istana. Dan tentu saja Elang merasa lega.

Setelah menempuh perjalanan sekitar setengah jam, mereka akhirnya tiba di Istana. Tanpa diduga, di depan gerbang istana ternyata sudah sangat ramai. Elang dan Intan sampai kebingungan. Tidak biasanya penduduk berada di sini.

Setelah turun dari mobil, Elang dan Intan langsung berjalan ke arah gerbang melalui jalan yang terbuka menuju gerbang. Warga masyarakat membuat pemisah sekitar sepuluh meter tepat di depan gerbang masuk. Mereka berada di kini kanan dan menyisakan jalan di tengah.

Saat Elang dan Intan berjalan, tentu saja keduanya menjadi perhatian. Pakaian pengawal Istana mereka menarik perhatian warga masyarakat. Tentu saja, Elang adalah seorang yang sangat tampan dengan tubuh yang bagus dan paras yang rupawan.

Sementara, Intan adalah seorang gadis kecil berusia tiga setengah tahun yang imut dan lucu. Gadis kecil itu jiga cantik. Badan yang gemuk itu tentu saja membuat orang-orang menjadi gemas dan ingin menciumnya.

"Ayah, kenapa ramai sekali?" Tanya Intan dengan tangannya kirinya yang memegang jari telunjuk Elang.

"Ayah juga tidak tahu. Coba kamu tanya ke mereka. Mereka pasti tahu." Jawab Elang.

"Huh! Ayah sungguh menyebalkan! Aku ini anak kecil, harusnya orang dewasa yang bertanya!" Ucap Intan marah-marah karena digoda ayahnya.

"Ya sudah! Nanti tanya sama Paman Arya." Sahut Elang sambil matanya melirik ke arah Intan. Tepat pada saat itu, mata Intan juga melirik ke arahnya. Intan lalu membuang muka. Elang tersenyum.

Mereka berdua kemudian menuju pintu kecil di samping gerbang. Sudah ada yang membukakan pintu untuk mereka.

"Elang, kamu hampir terlambat. Kepala Pengawal sudah menunggumu!" Ucap seorang pengawal di pintu.

"Baik, aku akan segera menemuinya." Sahut Elang.

Elang segera menuju ke arah Arya, kepala pengawal istana. "Eh, Elang, ayo kita bicara!"

Kemudian Arya mengajak Elang ke suatu tempat yang tertutup. "Hari ini adalah hari kepulangan Pangeran Lintang, Putri Angel dan Putri Vanessa akan kembali ke istana. Namun, mereka harus kembali pergi dan kamu serta beberapa orang lainnya harus mengawal. Aku tidak tahu apakah Intan akan kamu bawa bersamamu atau kamu akan meninggalkannya. Jika kamu meninggalkannya, istriku bisa merawatnya sampai kamu kembali."

"Kakak Senior, aku akan membawanya!" Jawab Elang.

"Perjalananmu kali ini sangat berbahaya, sebaiknya kamu pikirkan baik-baik." Kata Arya.

"Aku tidak akan pernah meninggalkannya. Dia adalah satu-satunya keluargaku. Aku akan melindunginya, melindungi Putri Raja dan juga Pangeran. Kakak Senior jangan khawatir." Ucap Elang.

"Hhh, baiklah! Pangeran dan dua Putri akan segera tiba, sebaiknya kamu sudah siap untuk berangkat. sebentar lagi pintu gerbang akan dibuka dan kamu harus melindunginya. Aku tidak tahu tujuan sebenarnya, ini ponsel yang akan kamu gunakan. Instruksi akan disampaikan lewat ponsel setelah kalian meninggalkan Istana." Ucap Arya, kemudian memberikan sebuah jam tangan. Ternyata, itu adalah ponsel yang berbentuk jam tangan.

Terpopuler

Comments

Jamal Amir

Jamal Amir

meledaaaaak

2024-10-21

0

ling

ling

intan apa dara yg bener lu dpt novel dari mana ini

2024-10-18

1

Ita Xiaomi

Ita Xiaomi

Salut ama Elang.

2024-09-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab #1 Elang Dan Intan
2 Bab #2 Percobaan Pembunuhan
3 Bab #3 Dalam Pengejaran
4 Bab #4 Di Restoran
5 Bab #5 Vanessa, Angel dan Karina
6 Bab #6 Pertarungan Di Bukit
7 Bab #7 Lima Pembunuh Kuat
8 Bab #8 Kota Panjang
9 Bab #9 Tiger Dan Timo Vs Intan
10 Bab #10 Kelaurga Elang
11 Bab #11 Tingkah Konyol Intan
12 Bab #12 Di Perbatasan
13 Bab #13 Sepasang Pembunuh
14 Bab #14 Hotel Asa Kota Timur
15 Bab #15 Keluarga Permadi
16 Bab #16 Aksi Intan
17 Bab #17 Pertolongan
18 Bab #18 Kediaman Keluarga Permadi
19 Bab #19 Kemarahan Lung Awan
20 Bab #20 Terjadi Masalah
21 Bab #21 Polemik Grup Permata Biru
22 Bab #22 Investasi Grup Permata Biru
23 Bab #23 Ke Reuni
24 Bab #24 Reuni Yang Kacau
25 Bab #25 Keributan Di Vila
26 Bab #26 Black Hunter
27 Bab #27 Bertemu Niken
28 Bab #28 Marissa Dan Elang
29 Bab #29 Jamuan Keluarga Permata
30 Bab #30 Permintaan Permata Tua
31 Bab #31 Dominasi Intan
32 Bab #32 Bertamu
33 Bab #33 Ruang Pertemuan Keluarga Wijaya
34 Bab #34 Puncak Kemarahan Elang
35 Bab #35 Perintah Perlindungan
36 bab #36 Membicarakan Fe
37 Bab #37 Bertemu Fe
38 Bab #38 Elang Dan Fe
39 Bab #39 Yang Membayar Ayahku!
40 Bab #40 Serangan Balik
41 Bab #41 Hukuman
42 Bab #42 Menggugat Saham Marissa
43 Bab #43 Merayu Nenek
44 Bab #44 Bertemu Tomy
45 Bab #45 Pangeran Lintang
46 Bab #46 Fe Diculik
47 Bab #47 Fe Dan Viera
48 Bab #48 Elang Vs Viera
49 Bab #49 Dia Akan Selamat!
50 Bab #50 Keluarga Permana Mencari Masalah
51 Bab #51 Masalah Di Restoran
52 Bab #52 Istri Sejak Kecil
53 Bab #53 Tamu Di Vila
54 Bab #54 Dikira Fe
55 Bab #55 Persiapan Ke Provinsi Selatan
56 Bab #56 Menuju Provinsi Selatan
57 Bab #57 Keputusan Elang
58 Bab #58 Intan Yang Bijaksana
59 Bab #59 Angel Dan Tiara
60 Bab #60 Fe Dipermalukan
61 Bab #61 Cerita Fe
62 Bab #62 Elang Vs Farid
63 Bab #63 Ibu Kandung Intan
64 Bab #64 Usaha Permata Tua
65 Bab #65 Kawasan Industri Morong
66 Bab #66 Kami Mengundurkan Diri
67 Bab #67 Minta Bantuan
68 Bab #68 Vila Diserang
69 Bab #69 Token Nina
70 Bab #70 Badai Pasir
71 Bab #71 Pemimpin Sekte
72 Bab #72 Pengorbanan Elang & Niken
73 Bab #73 Elang Dan Niken
74 Bab #74 Istana Ibu Suri
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bab #1 Elang Dan Intan
2
Bab #2 Percobaan Pembunuhan
3
Bab #3 Dalam Pengejaran
4
Bab #4 Di Restoran
5
Bab #5 Vanessa, Angel dan Karina
6
Bab #6 Pertarungan Di Bukit
7
Bab #7 Lima Pembunuh Kuat
8
Bab #8 Kota Panjang
9
Bab #9 Tiger Dan Timo Vs Intan
10
Bab #10 Kelaurga Elang
11
Bab #11 Tingkah Konyol Intan
12
Bab #12 Di Perbatasan
13
Bab #13 Sepasang Pembunuh
14
Bab #14 Hotel Asa Kota Timur
15
Bab #15 Keluarga Permadi
16
Bab #16 Aksi Intan
17
Bab #17 Pertolongan
18
Bab #18 Kediaman Keluarga Permadi
19
Bab #19 Kemarahan Lung Awan
20
Bab #20 Terjadi Masalah
21
Bab #21 Polemik Grup Permata Biru
22
Bab #22 Investasi Grup Permata Biru
23
Bab #23 Ke Reuni
24
Bab #24 Reuni Yang Kacau
25
Bab #25 Keributan Di Vila
26
Bab #26 Black Hunter
27
Bab #27 Bertemu Niken
28
Bab #28 Marissa Dan Elang
29
Bab #29 Jamuan Keluarga Permata
30
Bab #30 Permintaan Permata Tua
31
Bab #31 Dominasi Intan
32
Bab #32 Bertamu
33
Bab #33 Ruang Pertemuan Keluarga Wijaya
34
Bab #34 Puncak Kemarahan Elang
35
Bab #35 Perintah Perlindungan
36
bab #36 Membicarakan Fe
37
Bab #37 Bertemu Fe
38
Bab #38 Elang Dan Fe
39
Bab #39 Yang Membayar Ayahku!
40
Bab #40 Serangan Balik
41
Bab #41 Hukuman
42
Bab #42 Menggugat Saham Marissa
43
Bab #43 Merayu Nenek
44
Bab #44 Bertemu Tomy
45
Bab #45 Pangeran Lintang
46
Bab #46 Fe Diculik
47
Bab #47 Fe Dan Viera
48
Bab #48 Elang Vs Viera
49
Bab #49 Dia Akan Selamat!
50
Bab #50 Keluarga Permana Mencari Masalah
51
Bab #51 Masalah Di Restoran
52
Bab #52 Istri Sejak Kecil
53
Bab #53 Tamu Di Vila
54
Bab #54 Dikira Fe
55
Bab #55 Persiapan Ke Provinsi Selatan
56
Bab #56 Menuju Provinsi Selatan
57
Bab #57 Keputusan Elang
58
Bab #58 Intan Yang Bijaksana
59
Bab #59 Angel Dan Tiara
60
Bab #60 Fe Dipermalukan
61
Bab #61 Cerita Fe
62
Bab #62 Elang Vs Farid
63
Bab #63 Ibu Kandung Intan
64
Bab #64 Usaha Permata Tua
65
Bab #65 Kawasan Industri Morong
66
Bab #66 Kami Mengundurkan Diri
67
Bab #67 Minta Bantuan
68
Bab #68 Vila Diserang
69
Bab #69 Token Nina
70
Bab #70 Badai Pasir
71
Bab #71 Pemimpin Sekte
72
Bab #72 Pengorbanan Elang & Niken
73
Bab #73 Elang Dan Niken
74
Bab #74 Istana Ibu Suri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!