Sang Pengawal Tampan
Pagi ini, Elang mendapat panggilan dari kepala pengawal istana untuk segera datang ke istana karena ada hal mendesak. Padahal, dia baru saja pulang dari istana karena melakukan pekerjaan sif malam.
Namun, setelah sampai di rumah, dia kembali dipanggil oleh kepala pengawal istana. Tentu saja ini membuatnya merasa jengkel. Sementara, dia juga sedang bersiap memasak untuk putrinya yang baru berumur tiga setengah tahun. Gadis kecil itu juga selalu diajaknya jika dia harus melakukan pekerjaan. Dia akan menidurkan putrinya di pos pengawal di Istana Awan.
Disebut Istana Awan karena istana itu sebenarnya berada di lereng gunung Awan. Gunung ini tidak berapi, namun gunung ini termasuk yang tertinggi di Provinsi Selatan. Istana itu di beberapa keadaan akan diselimuti oleh kabut berwarna putih. Dan orang-orang akan menyebutnya istana yang diselimuti awan.
Walaupun dia sebenarnya memiliki banyak pelayan, namun Intan tidak akan makan jika ayahnya tidak memasak sesuatu untuknya. Walaupun itu hanya sekedar menggoreng telur. Keberadaan Elang dan Intan juga disembunyikan dari pihak istana.
"Intan, Ayah akan kembali ke istana. Cepatlah mandi nanti kita terlambat!" Ucap Elang.
"Huh! Ayah! Aku sudah semalaman ikut ayah berjaga di istana, sekarang harus ke sana lagi?" Jawab Intan. Gadis berbadan gemuk dan padat itu terlihat sangat kesal.
"Apa? Kamu tidur semalaman dan kamu bilang ikut berjaga? Sungguh gadis yang pintar!" Ucap Elang.
Gadis kecil itu tersipu malu. Lalu berlari dan segera menutup mulut ayahnya.
"Ayah! Kenapa keras-keras bicaranya? Nanti didengar orang!" Bisiknya.
Saat itu, beberapa pelayan segera mendatangi mereka dan di antara mereka, ada Jack yang merupakan kepala pelayan.
"Mandikan dia dengan cepat!" Ucap Elang.
Elang sebenarnya bukan orang biasa, dia sebagai pengawal istana Awan menyamar guna mencari keberadaan ibu kandung dari putrinya. Dari informasi yang dia peroleh, keberadaan ibu kandung putrinya ada di Istana Awan tempatnya bekerja sebagai pengawal istana.
Intan, ditemukan sekitar tiga setengah tahun lalu di pinggiran sungai Lor di perbatasan antara Provinsi Selatan dan Ibukota. Saat itu, Elang sedang berada di dekat sungai karena ingin melakukan penelitian mengenai sungai yang mungkin bisa dijadikan transportasi air atau untuk tempat wisata.
Elang kemudian memerintahkan intelijen dalam perusahaannya untuk mencari siapa yang membuang bayi Intan di pinggiran sungai.
Dari laporan, Elang menemukan bahwa, gadis kecilnya dibuang oleh orang-orang dari Istana Awan.
"Baik, Tuan Muda!" Jawab para pelayan.
"Nona!" Ucap salah satu pelayan. Lalu Intan melompat ke arahnya dan kemudian dengan sigap pelayan itu menangkap Intan dan menggendongnya dan segera membawanya ke kamar mandi utama. Sementara Elang langsung menuju kamar mandi di kamarnya.
Beberapa saat kemudian, Elang dan Intan sudah berpakaian rapi ala prajurit pengawal istana. Intan tentu saja harus sama pakaiannya dengan ayahnya. Kalau tidak, dia akan merengek sepanjang waktu. Jadi, Elang membeli kain yang sama dan membuatkan pakaian seperti yang dikenakannya sebagai pengawal istana.
Intan juga banyak disukai oleh teman-teman pengawal Elang. Mereka menyukai gadis kecil ini karena lucu dan imut. Tak hanya itu, Intan juga tidak cengeng dan cantik. Memang ada beberapa prajurit wanita yang menyukai Elang, namun dia tidak merespon karena dia sebenarnya juga tidak terlalu memikirkan hal itu. Dia masih fokus mencari ibu kandung Intan.
"Prajurit! Apakah kamu sudah siap?" Tanya Elang.
Intan lalu dengan cepat mencabut pedang mainannya. "Siap!"
Sontak tingkah lucunya membuat para pelayan dan Kepala Pelayan Jack tersenyum geli. Lalu keduanya berjalan ke halaman dan di sana susah menunggu sebuah mobil Innova.
Ada banyak mobil mewah yang terparkir di garasi di bawah tanah, namun, Elang hanya mau menggunakan itu agar orang mengira dia naik taksi online. Akhirnya mereka berangkat.
Elang saat mendaftar sebagai pengawal istana awalnya ditentang dan ditolak dengan alasan anak. Namun setelah mengetahui kemampuan beladirinya yang luar biasa, dia bisa diterima, dan Elang tetap meminta dia bisa membawa anaknya. Entah bagaimana hal itu disetujui oleh beberapa petinggi istana. Dan tentu saja Elang merasa lega.
Setelah menempuh perjalanan sekitar setengah jam, mereka akhirnya tiba di Istana. Tanpa diduga, di depan gerbang istana ternyata sudah sangat ramai. Elang dan Intan sampai kebingungan. Tidak biasanya penduduk berada di sini.
Setelah turun dari mobil, Elang dan Intan langsung berjalan ke arah gerbang melalui jalan yang terbuka menuju gerbang. Warga masyarakat membuat pemisah sekitar sepuluh meter tepat di depan gerbang masuk. Mereka berada di kini kanan dan menyisakan jalan di tengah.
Saat Elang dan Intan berjalan, tentu saja keduanya menjadi perhatian. Pakaian pengawal Istana mereka menarik perhatian warga masyarakat. Tentu saja, Elang adalah seorang yang sangat tampan dengan tubuh yang bagus dan paras yang rupawan.
Sementara, Intan adalah seorang gadis kecil berusia tiga setengah tahun yang imut dan lucu. Gadis kecil itu jiga cantik. Badan yang gemuk itu tentu saja membuat orang-orang menjadi gemas dan ingin menciumnya.
"Ayah, kenapa ramai sekali?" Tanya Intan dengan tangannya kirinya yang memegang jari telunjuk Elang.
"Ayah juga tidak tahu. Coba kamu tanya ke mereka. Mereka pasti tahu." Jawab Elang.
"Huh! Ayah sungguh menyebalkan! Aku ini anak kecil, harusnya orang dewasa yang bertanya!" Ucap Intan marah-marah karena digoda ayahnya.
"Ya sudah! Nanti tanya sama Paman Arya." Sahut Elang sambil matanya melirik ke arah Intan. Tepat pada saat itu, mata Intan juga melirik ke arahnya. Intan lalu membuang muka. Elang tersenyum.
Mereka berdua kemudian menuju pintu kecil di samping gerbang. Sudah ada yang membukakan pintu untuk mereka.
"Elang, kamu hampir terlambat. Kepala Pengawal sudah menunggumu!" Ucap seorang pengawal di pintu.
"Baik, aku akan segera menemuinya." Sahut Elang.
Elang segera menuju ke arah Arya, kepala pengawal istana. "Eh, Elang, ayo kita bicara!"
Kemudian Arya mengajak Elang ke suatu tempat yang tertutup. "Hari ini adalah hari kepulangan Pangeran Lintang, Putri Angel dan Putri Vanessa akan kembali ke istana. Namun, mereka harus kembali pergi dan kamu serta beberapa orang lainnya harus mengawal. Aku tidak tahu apakah Intan akan kamu bawa bersamamu atau kamu akan meninggalkannya. Jika kamu meninggalkannya, istriku bisa merawatnya sampai kamu kembali."
"Kakak Senior, aku akan membawanya!" Jawab Elang.
"Perjalananmu kali ini sangat berbahaya, sebaiknya kamu pikirkan baik-baik." Kata Arya.
"Aku tidak akan pernah meninggalkannya. Dia adalah satu-satunya keluargaku. Aku akan melindunginya, melindungi Putri Raja dan juga Pangeran. Kakak Senior jangan khawatir." Ucap Elang.
"Hhh, baiklah! Pangeran dan dua Putri akan segera tiba, sebaiknya kamu sudah siap untuk berangkat. sebentar lagi pintu gerbang akan dibuka dan kamu harus melindunginya. Aku tidak tahu tujuan sebenarnya, ini ponsel yang akan kamu gunakan. Instruksi akan disampaikan lewat ponsel setelah kalian meninggalkan Istana." Ucap Arya, kemudian memberikan sebuah jam tangan. Ternyata, itu adalah ponsel yang berbentuk jam tangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Jamal Amir
meledaaaaak
2024-10-21
0
ling
intan apa dara yg bener lu dpt novel dari mana ini
2024-10-18
1
Ita Xiaomi
Salut ama Elang.
2024-09-29
0