NovelToon NovelToon
Limitless : Reinkarnasi Sang World Breaker

Limitless : Reinkarnasi Sang World Breaker

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Sistem / Kelahiran kembali menjadi kuat / Pemain Terhebat / Epik Petualangan / Penyelamat
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Reito(HxA)

Setelah mati secara tiba-tiba, Kazuma Hiroshi, seorang programmer jenius, terlahir kembali di dunia lain sebagai seorang World Breaker, kelas terkuat dengan kekuatan yang tak terbatas. Dilengkapi dengan kemampuan manipulasi mana dan sistem yang bisa ia kendalikan layaknya sebuah game, Kazuma segera menyadari bahwa kekuatannya tidak hanya luar biasa, tetapi juga berbahaya. Dalam dunia penuh monster, sihir, dan ancaman dari Reincarnator lain, Kazuma harus belajar memanfaatkan kekuatannya dengan bijak dan menghadapi musuh yang mengincar kehancuran dunia barunya. Petualangan epik ini menguji batas kekuatan, strategi, dan kemanusiaannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reito(HxA), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

04. Panggilan dari Kerajaan

Setelah mengalahkan Goblin Chief, Kazuma duduk di tanah, terengah-engah. Meskipun tubuhnya penuh dengan keringat dan lelah, dia merasa puas. Bukan hanya karena dia menang, tapi juga karena dia mulai memahami caranya menggunakan kekuatan baru ini. Namun, euforia itu tak bertahan lama.

"Kazuma, kita harus segera pergi dari sini," suara Sylvia terdengar lembut tapi mendesak. "Kita sudah menarik terlalu banyak perhatian dengan pertarungan ini. Tempat ini tidak aman lagi."

Kazuma menoleh, alisnya berkerut. "Apa maksudmu? Aku baru saja mengalahkan bos besar! Tidak ada lagi goblin yang tersisa, kan?"

Sylvia menggeleng, ekspresinya serius. "Bukan goblin yang jadi masalah. Pertarungan tadi telah menciptakan gelombang mana yang sangat besar. Ini bisa menarik perhatian monster-monster yang lebih kuat... atau orang lain yang tidak kita inginkan."

Kazuma mengerutkan dahi, mencoba mencerna peringatan Sylvia. Memang, meskipun dia baru saja merasakan kemenangan, ada sesuatu yang terasa salah. Udara di sekitarnya tampak berat, seolah sesuatu yang lebih besar sedang mendekat.

"Apa kita akan berhadapan dengan musuh lain?" Kazuma bertanya, suaranya sedikit cemas.

"Kemungkinan besar. Kita tidak bisa tinggal di sini terlalu lama," Sylvia menekankan. "Sekarang ayo kita pergi ke desa dan lihat apakah mereka bisa memberikan informasi tentang tempat aman terdekat."

Tanpa membuang waktu, Kazuma berdiri, meskipun kakinya sedikit gemetar karena kelelahan. Mereka segera berjalan kembali menuju desa, mengikuti jalan setapak yang sama seperti sebelumnya. Suara angin yang berdesir dan bayangan pepohonan yang semakin gelap membuat suasana semakin mencekam.

---

Ketika mereka tiba di desa, suasana tampak berbeda. Penduduk yang tadinya panik dan berlarian ke sana kemari, kini berkumpul di tengah alun-alun desa. Di sana, seorang pria tua berpakaian mewah berdiri dengan beberapa penjaga bersenjata yang mengelilinginya. Di kejauhan, Kazuma bisa melihat bendera kerajaan berkibar dengan megah.

“Kita terlambat...” Sylvia berbisik, ekspresinya semakin tegang.

Kazuma menatap bingung. "Siapa mereka?"

Sylvia menjelaskan dengan cepat, "Itu utusan kerajaan. Jika mereka ada di sini, ini berarti kerajaan sudah mendengar tentang invasi goblin, dan mereka mungkin tertarik dengan apa yang baru saja kita lakukan."

Kazuma merasa sedikit gugup. Dia tidak terlalu suka menjadi pusat perhatian, apalagi dengan pasukan kerajaan yang kini tampak seperti menilai setiap gerak-geriknya. Tanpa disadari, mereka semakin mendekati kerumunan.

“Siapa di antara kalian yang telah mengalahkan Goblin Chief itu?” suara keras pria tua itu menggema di seluruh desa. “Kerajaan berhak mengetahui siapa yang telah melakukan perbuatan besar ini.”

Kazuma hendak melangkah mundur, namun tiba-tiba Sylvia mendorongnya sedikit ke depan. "Jangan khawatir, ini kesempatanmu untuk mendapatkan perlindungan dari kerajaan. Kau harus maju."

Kazuma menghela napas, merasa terjebak. Tidak ada jalan lain. Dengan langkah hati-hati, dia maju dan mengangkat tangan. “Aku yang mengalahkannya.”

Semua mata segera tertuju padanya. Ada bisik-bisik di antara penduduk desa, sebagian terkejut, sebagian kagum. Pria tua yang merupakan utusan kerajaan itu memperhatikan Kazuma dengan tatapan tajam.

“Kau?” pria itu mendekat, seakan tidak percaya. “Seorang anak muda sepertimu bisa mengalahkan makhluk sekuat itu?”

Kazuma hanya mengangguk, merasa canggung di bawah sorotan mata semua orang. “Ya, aku menggunakan sihir untuk mengalahkannya.”

Utusan itu tampak berpikir sejenak sebelum tersenyum. “Luar biasa. Kerajaan membutuhkan orang-orang sepertimu. Aku akan melaporkan ini kepada Yang Mulia. Tapi sebelum itu, apa kau bersedia datang ke ibu kota dan bekerja untuk kerajaan?”

Kazuma terdiam, bingung. "Kerja untuk kerajaan?"

"Ya, dengan bakatmu, kau bisa menjadi salah satu penyihir terkuat di bawah naungan kerajaan. Kami akan memastikan kau mendapatkan tempat yang pantas di antara para Reincarnator lainnya." Mata pria itu menyipit, penuh perhitungan. "Kekuatanmu bisa berguna untuk mempertahankan kerajaan dari ancaman."

Kazuma merenung. Bekerja untuk kerajaan mungkin akan memberi perlindungan, tapi dia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Mengapa mereka begitu tertarik dengan Reincarnator sepertinya? Apa ada tujuan lain di balik tawaran ini?

Sebelum dia bisa menjawab, Sylvia menyela, “Kami akan mempertimbangkan tawaran itu. Tapi untuk sekarang, Kazuma butuh istirahat setelah pertarungan tadi.”

Pria itu memandang Sylvia dengan tajam, tapi kemudian mengangguk. “Tentu saja. Kami akan menunggu keputusan kalian. Tapi ingat, tawaran ini tidak datang dua kali.”

Kazuma merasa lega ketika pria itu mundur bersama para pengawalnya, memberikan mereka ruang. Dia menoleh pada Sylvia. “Kenapa kau menolaknya? Bukankah kita bisa dapat perlindungan dari kerajaan?”

Sylvia menggeleng pelan, wajahnya serius. “Kita harus berhati-hati dengan siapa kita bekerja. Kerajaan mungkin terlihat seperti sekutu yang baik, tapi mereka juga punya agenda sendiri. Mereka mengumpulkan Reincarnator untuk kekuatan politik dan militer. Jika kau terlibat, mereka mungkin akan memanfaatkannya tanpa peduli pada keinginan atau keselamatanmu.”

Kazuma terdiam sejenak, merenung. “Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?”

“Kita harus lebih berhati-hati. Dunia ini lebih rumit dari sekadar monster dan pertarungan,” jawab Sylvia. “Kita butuh kekuatan lebih banyak sebelum kita bisa membuat keputusan besar seperti itu. Untuk saat ini, lebih baik kita tetap netral.”

Kazuma mengangguk setuju. Meski ia tergoda dengan tawaran itu, ia tahu bahwa Sylvia mungkin benar. Dia masih baru di dunia ini, dan belum memahami semua permainan kekuasaan yang mungkin terjadi.

“Baiklah,” kata Kazuma akhirnya. “Kita akan tetap low profile untuk sementara waktu. Tapi jika kerajaan atau orang lain datang mencari masalah, aku akan siap.”

Sylvia tersenyum tipis. “Itu semangat yang benar. Untuk saat ini, mari kita istirahat dan siapkan rencana selanjutnya.”

---

Malam itu, setelah mendapatkan penginapan sederhana di desa, Kazuma berbaring di tempat tidur sambil memandang langit-langit. Berbagai pikiran berputar di kepalanya. Dunia ini, meskipun terlihat seperti mimpi bagi sebagian orang, kini mulai menunjukkan sisi gelapnya. Kazuma tahu bahwa ini hanya permulaan, dan tantangan yang lebih besar sedang menantinya di depan.

Namun, di tengah kekacauan itu, ada sesuatu yang menariknya. Kekuatan, petualangan, dan rasa tanggung jawab yang tumbuh di dalam dirinya. Dunia ini mungkin berbahaya, tapi dia tidak akan mundur. Dia telah diberikan kesempatan kedua, dan dia bertekad untuk memanfaatkan setiap detiknya.

Saat matanya perlahan terpejam, Kazuma merasakan sebuah energi baru bangkit dalam dirinya. Esok hari akan membawa tantangan baru, dan dia siap untuk menghadapi apa pun yang datang.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!