Seperti Mawar yang memiliki duri untuk melindungi kelopaknya yang rapuh seperti itu juga Mawar yang mencoba menutupi setiap luka yang iya rasakan dan alami dalam pernikahannya bersama Ikhsan.
" harusnya kamu tak perlu membantah apa yang ibu katakan " ucap Ikhsan yang selalu saja membela ibunya jika istri dan ibunya sedang berselisih paham.
" sebagai seorang menantu harusnya kamu mengerti jika tak seharusnya kita membantah apa yang ibu mertuamu katakan terlepas ibu salah atau tidak " ucap Ikhsan yang tak mengetahui penyebab sebenarnya kenapa Mawar sampai berdebat dengan ibu mertuanya.
" apa kamu tau yang ibu mu minta dari ku ?" tanya Mawar yang kini sudah berurai airmata.
" apapun itu tak seharusnya Kamu membantah karena itu pasti yang terbaik untuk kita " ujar Ikhsan tetap membela ibunya dan menyalahkan Mawar istrinya.
Sebenarnya apa yang di minta ibu mertua Mawar hingga Mawar memilih berdebat dengan ibu mertuanya.
Dan apa yang sebenarnya Mawar sembunyikan dari Iksan selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R-kha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tamu Perusak Ketentraman
" yah, bisa ngga Tante mawar menjadi ibu untuk Kiran ?" tanya Kiran dengan wajah penuh harap.
" sayang, kenapa tiba tiba Kiran berbicara seperti itu ?"
" ayah dan bunda kaila bahkan belum berpisah jadi bagaimana bisa ayah dan Tante mawar menikah ?" tanya Randi yang tak mungkin mengabulkan permintaan Kiran yang satu ini.
" ya sudah ayah dan bunda berpisah saja lalu ayah menikah dengan Tante Mawar " ucap Kiran enteng.
" sayang, boleh ayah bertanya satu hal ?" tanya Randi yang merasa ini waktu yang tepat untuk mencari tau apa yang sebenarnya terjadi antara Kiran dan kaila di belakang dirinya hingga membuat Kiran begitu mudah meminta pengganti kaila dengan wanita lain yang bahkan baru mereka kenal.
" apa ? " tanya Kiran yang kini sedang duduk berdua dengan Randi di ruang keluarga.
" apa ada yang tidak Kiran katakan pada ayah tentang bunda kaila ?" tanya Randi yang langsung membuat wajah Kiran pucat pasi.
Randi bisa melihat perubahan di wajah Kiran saat ini dan Randi semakin yakin jika yang terjadi pada putrinya bukan hal yang ringan tapi begitu berat.
" sayang, jangan di jawab jika pertanyaan ayah membuat kamu takut atau tak tenang " ucap Randi yang langsung memeluk Kiran yang sudah mulai meneteskan air mata.
" bunda jahat " ucap lirih Kiran dalam pelukan Randi.
" Kiran ngga mau ketemu bunda lagi " ucap Kiran, tapi tanpa keduanya sadari suara langkah sepasang sepatu memasuki rumah mereka dan berhenti tepat di depan ayah dan anak yang masih berpelukan.
" uuu so sweet " ucap suara yang terdengar tak asing di telinga ayah dan anak yang membuat pelukan keduanya terurai dengan sendirinya.
" kaila ? "
" bunda ?" ucap Randi dan Kiran secara bersamaan yang benar benar terkejut dengan kedatangan wanita yang bahkan baru saja mereka bicarakan.
" apa kalian tidak merindukan ku ?" tanya kaila sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada seolah dirinya pun tak merindukan kedua orang yang ada di hadapannya saat ini.
Tapi bukannya menjawab pertanyaan kaila, kiran malah berlari menuju kamar dimana Mawar berada saat ini.
Sedangkan saat melihat Kiran yang malah lari menjauh kaila malah dengan santainya duduk di samping Randi yang masih tak memperlihatkan reaksi apapun selain terkejut dengan kedatangan wanita yang masih berstatus sebagai istrinya meski tak pulang ke rumah selama lebih dari dua tahun.
" apa kamu sudah puas keluar dari rumah hingga akhirnya kamu kembali kerumah ini tanpa rasa bersalah ?" tanya Randi dengan tatapan dingin bahkan kerinduan ataupun rasa sayang dan perduli u tuk kaila saja tak terlihat disana.
" aku lelah, aku ingin istirahat " ucap kaila yang memilih bangkit meninggalkan Randi tanpa ingin menjawab pertanyaan yang Randi lontarkan.
" jika kamu lelah lalu untuk apa kamu pulang ke rumah ini !!"
" apa kamu pikir rumah ini hanya tempat mu pulang saat kamu sudah merasa lelah ?" tanya Randi yang tak suka melihat kehadiran kaila di rumah ini lagi setelah menghilang selama dua tahun tanpa kabar.
" jawab !!' bentak Randi yang sudah tak bisa membendung rasa kesal sekaligus amarah yang terpendam selama dua tahun ini.
" jika kamu tak menganggap pernikahan ini lalu untuk apa kamu kembali ke rumah ini ?" tanya Randi yang kini sudah menahan kaila yang hendak masuk ke dalam kamar yang selama pernikahan mereka tempati bersama.
" karena kamu masih suami ku yang sah Dimata hukum dan agama " ucap kaila seolah paham dengan apa yang iya katakan.
" sah ? Agama ?" tanya Randi yang mengulang apa yang kaila katakan tadi.
" dua tahun kamu menelantarkan aku dan Kiran bahkan kami tak tau dimana kamu selama ini "
" dan kini kamu datang dan menyebut jika kamu masih istriku yang sah secara agama ?" tanya Randi dengan amarah yang semakin tak terkendali.
' jika itu yang kamu katakan dan pikirkan baiklah " ucap Randi yang sepertinya sudah memikirkan semua ini andai kaila tiba tiba saja muncul dan kembali masuk dalam rumahnya.
" aku Randi Natawiryo dengan sadar dan tanpa paksaan menceraikan kamu kaila Puji astuti saat ini dan detik ini juga " ucap Randi tegas dan penuh keyakinan.
" hahaha " kaila tertawa renyah mendengar kata cerai yang Randi katakan yang menurut kaila tak ada saksi yang mendengar jadi perceraian itu pun batal dengan sendirinya.
" perceraian atau kata talak akan di anggap tak sah saat tak ada saksi yang mendengar apa yang kamu katakan " ucap kaila percaya diri.
" maaf, tapi mba salah " ucap Mawar yang tiba tiba saja datang menghampiri Randi setelah mendengar cerita kiran dan juga apa yang menjadi penyebab trauma Kiran.
" saya dan Kiran mendengar dengan sangat jelas apa yang pak Randi katakan "
" dan menurut saya kata talak itu sudah jatuh dan diantara mba dan pak Randi sudah tak ada hubungan apapun lagi " ucap Mawar tanpa rasa takut apalagi saat melihat kaila untuk pertama kalinya.
" oh... pantas dengan mudahnya kamu menceraikan ku "
" ternyata kamu sudah membawa masuk seorang wanita ke dalam rumah ini " ucap kaila mencari kesalahan pada Randi dan Mawar.
" maaf tapi saya tidak seperti yang mba pikirkan " ucap Mawar membela diri.
" saya hanya seorang "
Belum Mawar menjelaskan semuanya Kiran sudah memotong pembicaraan nya.
" Dia calon ibu baru untuk Kiran dan juga istri baru untuk ayah " ucap Kiran yang masih berdiri meski harus di belakang Mawar.
" oh, sekarang kamu sudah berani berbicara !" bentak kaila yang sambil melihat ke arah Kiran yang kini sudah kembali tunduk di hadapan Bu Mila.
" tentu saja Kiran harus berani " ucap Randi yang merasa keberanian Kiran tak lepas dari pengaruh Mawar.
" tapi rumah ini masih lah menjadi rumah kita" ucap kaila yang tak akan begitu saja pergi dari rumah Randi tanpa mendapatkan apapun.
" jadi aku berhak tinggal di rumah ini sampai aku dan kamu bercerai " ucap kaila penuh percaya diri, kali ini malah Randi yang terdiam seolah tak percaya dengan apa yang baru saja iya dengar.
" dan kamu sayang " ucap kaila pada Kiran sambil sedikit mencengkram dagu Kiran tepat di hadapan Randi dan juga Mawar.
" lepas !!!' teriak Mawar sambil melepaskan cengkraman tangan kaila pada dagu Kiran.
" pantas saja Kiran merasa takut padamu !!"
" kamu tak mencerminkan diri seperti seorang ibu dimata Kiran " ucap Mawar yang kini sudah menarik Kiran agar berlindung di belakang tubuhnya.
" dan setelah melihat semua ini aku sangat yakin jika kamu sudah berbuat sesuatu yang membuat Kiran sangat takut berinteraksi dengan orang lain "
" diam kamu !!" bentak kaila.
" ingat, kedudukan kamu di rumah ini bukan siapa siapa jadi kamu tak berhak mengatakan dan memutuskan apapun baik untuk saya, Kiran apalagi Randi " ancam kaila tepat di hadapan Randi.
" dia istriku "
✍️✍️✍️ tunggu siapa yang mengatakan jika Mawar itu istrinya ? Apa mungkin Ikhsan ataukah Randi yang mengatakan semua itu!
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Love you moreee 😘 😘 😘