Nadif, seorang pria tampan berusia 30 tahun yang hidupnya miskin dan hancur akibat keputusan-keputusan buruk di masa lalu, tiba-tiba ia terbangun di Stasiun Tugu Yogyakarta pada tahun 2012- tahun di mana hidupnya seharusnya dimulai sebagai mahasiswa baru di universitas swasta ternama di kota Yogyakarta. Diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan masa lalunya, Nadif bertekad untuk membangun kembali hidupnya dari awal dan mengejar masa depan yang lebih baik.
Karya Asli. Hanya di Novel Toon, jika muncul di platform lain berarti plagiat!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernicos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nadif - Bab 27: Nadif on the Stage
Sementara itu, Bang Bona memantau penampilan Nadif dari sisi panggung. Senyum bangga tak pernah lepas dari wajahnya.
“Anak ini emang punya bakat alami,” gumamnya pada dirinya sendiri.
Dia sudah melihat banyak musisi muda datang dan pergi, tetapi Nadif ini berbeda. Bang Bona yakin banget bahwa Nadif bakal jadi bintang besar.
Di tengah penampilannya, Nadif meluangkan sejenak waktu untuk menyapa penonton.
“Makasi banget ya buat semua yang udah datang malam ini. Aku nggak mungkin ada di sini tanpa kalian semua,” katanya sambil tersenyum lebar.
Suaranya yang penuh semangat membuat
penonton semakin bersemangat.
“Malam ini itu tentang kalian semua. Tentang kita semua yang cinta musik. Jadi, yuk kita rayain bareng!” ucapannya disambut tepuk tangan meriah, membuat suasana semakin hidup dan penuh energi.
Nadif melanjutkan dengan lagu-lagu hitsnya yang sudah dikenal para penggemarnya. Setiap nada, setiap lirik, mengalir dengan sempurna. Dia tampil seolah-olah sudah bertahun-tahun berpengalaman di atas panggung sebesar ini, padahal ini kali pertamanya. Gerakan tubuhnya yang mengikuti irama musik, ditambah senyum manis yang terus dilemparkan kepada penonton, membuat suasana semakin seru dan memikat.
Penonton seakan terhipnotis, banyak yang ikut bernyanyi bersama. Lagu-lagu yang dibawakan Nadif malam itu punya kualitas yang luar biasa. Melodi dan liriknya terasa sangat personal, seolah-olah setiap lagu ditujukan khusus untuk pendengarnya. Dari lagu cinta yang penuh emosi hingga yang energik, Nadif sukses membawakan semuanya dengan sangat keren.
“Suara Nadif keren banget!” komentar seorang penonton di tengah kerumunan.
“Lagu-lagunya bikin kita ngerasa kayak hidup kita dinyanyiin. Rasanya banget!”
Tak cuma itu, pakaian yang dikenakan Nadif juga jadi sorotan. Setelan serba hitam dengan jaket kulit modern dan jam tangan Rolex yang elegan, plus gaya rambut 'comma haircut' yang belum banyak dikenal pada masanya, bikin penampilannya makin memukau. Nadif tampak banget kayak sosok bintang yang sesungguhnya, dan penonton nggak bisa menahan pujian mereka.
“Penampilan Nadif malam ini luar biasa,” kata seorang pengamat musik yang hadir meliput acara.
“Dia bawa suasana yang beda ke panggung ini. Nggak cuma tampan, tapi juga berbakat banget.”
Saat Nadif menyelesaikan lagu terakhirnya, stadion meledak dengan tepuk tangan dan sorakan yang menggema hingga terasa sampai ke tulang. Suara penonton yang bersorak memanggil namanya bikin Nadif ngerasa ada di puncak dunia. Semua kegugupan yang dia rasakan sebelumnya hilang, digantikan perasaan euforia yang luar biasa.
Di belakang panggung, Jessy nggak bisa nahan rasa bangganya. Air mata bahagia mengalir di pipinya saat melihat Nadif di tengah panggung, menerima penghormatan dari penonton yang terus memberikan apresiasi. Dia tahu betapa keras Nadif bekerja untuk malam ini, dan melihatnya sukses bikin semua pengorbanan terasa sangat berharga.
Nadif kemudian mengucapkan terima kasih kepada penonton dengan nada suara yang emosional.
“Makasi banyak ya, kalian luar biasa,” ucapnya sambil senyum lebar.
“Aku sangat bersyukur bisa berbagi malam ini dengan kalian. Ini baru awal perjalanan kita, dan aku nggak sabar buat lihat ke mana musik ini bakal bawa kita.”
Saat Nadif turun dari panggung, wajahnya penuh kelegaan dan kebahagiaan. Jessy langsung menyambutnya dengan pelukan hangat.
“Kamu luar biasa, Sayang,” bisiknya.
“Aku tahu kamu pasti bisa.”
“Terima kasih, Sayang,” jawab Nadif sambil napasnya masih sedikit terengah.
“Aku nggak bakal sampai sini tanpa kamu.”
Setelah acara selesai, Nadif nggak langsung pulang. Di luar stadion, udah menunggu kerumunan fans yang mau ketemu sama dia. Sebagian besar dari mereka adalah cewek-cewek muda yang terpesona oleh penampilannya. Banyak yang mengulurkan tangan buat salaman, minta tanda tangan, dan tentu aja, foto bareng. Nadif melayani mereka dengan senyum ramah, meski dia ngerasa capek setelah penampilannya.
“Nadif!! Penampilan kamu luar biasa malam ini!” tanya salah seorang penggemar dengan antusias.
Nadif tersenyum lebar.
“Makasi banget. Senang banget bisa bikin kalian senang.”
Tapi, sorotan nggak berhenti di situ. Media sosial Nadif langsung meledak dengan pujian dan dukungan dari penonton yang hadir. Hastag namanya langsung jadi trending, dan video penampilannya mulai nyebar cepat, menarik perhatian banyak orang yang sebelumnya mungkin belum pernah denger tentang dia.
“Penampilan Nadif malam ini bener-bener nggak terlupakan,” tweet seorang penonton.
“Dia nggak cuma keren dengan suaranya, tapi juga dengan kehadirannya di panggung. Bintang baru yang bersinar!”
Seorang jurnalis musik terkenal nulis ulasan panjang tentang penampilan Nadif, puji lagu-lagunya yang dianggap punya kualitas jauh di atas rata-rata musisi pendatang baru.
“Nadif bukan cuma penyanyi, dia seniman. Setiap lagu yang dia bawain malam ini punya kedalaman emosi dan keindahan musikal yang jarang ditemukan.”
Di luar stadion, suasana makin ramai dengan wartawan yang pengen wawancara eksklusif sama Nadif. Tapi, dengan bantuan Bang Bona, Nadif berhasil keluar dari kerumunan dan menuju mobilnya, di mana Jessy udah nunggu.
“Gimana perasaanmu sekarang?” tanya Jessy saat mereka duduk di dalam mobil.
Nadif menarik napas panjang, lalu senyum.
“Aku merasa... puas. Lelah, tapi bahagia. Semua ini kayak mimpi.”
Jessy meremas tangan Nadif dengan lembut.
“Ini bukan mimpi, Sayang. Ini hasil kerja kerasmu selama ini. Kamu layak banget dapetin semua ini.”
Nadif memandang Jessy dengan penuh rasa syukur.
“Aku tahu, Sayang. Tapi tetap aja, semua ini berasa kayak mimpi.”
Malam itu, Nadif tahu hidupnya bakal berubah. Penampilan yang sempurna di Gelora Bung Karno adalah langkah besar dalam karirnya, dan dia nggak sabar buat lihat apa yang bakal datang selanjutnya. Dengan Jessy di sisinya dan dukungan dari orang-orang terdekatnya, dia siap hadapi apapun yang datang. Malam itu, Nadif tidur dengan senyuman puas di wajahnya, siap menjalani hari-hari baru sebagai bintang yang baru aja mulai bersinar di langit industri musik.
Dengan suasana hati yang ringan, Nadif dan Jessy merencanakan langkah berikutnya. Mereka tahu perjalanan mereka baru dimulai, tapi mereka siap untuk menghadapinya bersama. Malam itu, di tengah keheningan dan kedekatan mereka, Nadif merasakan kebahagiaan yang mendalam, mengetahui bahwa setiap usaha dan pengorbanan yang mereka lakukan selama ini akhirnya membuahkan hasil.
Kita sebagai pembaca seolah dibawa oleh penulis buat ngerasain apa yg Nadif alamin. Keren bangettt 🌟🌟🌟🌟🌟
semangat berkarya ya thor🙏🏽
#Gemes aku bacanya klw MC-nya Naif kaya gini.
Harusnya MC lebih Cool dan benar2 fokus memperbaiki diri, bahagiain keluarga, memantapkan karirnya. Jangan diajak2 RUSAK, malah mau...🙄