Lin Mei seorang bodyguard di abad 21, meninggal karena kecelakaan tunggal, Jiwanya berpindah ke tubuh seorang Nona di dinasti Qing .
Feng Yie gadis yang cantik, lembut dan penurut. Ia hidup dengan Ayahnya yang tidak peduli padanya, Ibunya sudah meninggal saat Feng Yie berumur empat tahun.
Feng Yie tinggal bersama Ibu dan saudara tirinya yang kejam, akan kah Lin Mei mampu bertahan? tanpa adanya dukungan dari sang ayah.
Sekedar hiburan aja, yang suka silahkan baca, yang gak suka tidak perlu baca!
yang mau kasih bintang limanya, Author ucapkan Terimakasih, selain bintang lima tidak perlu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen Fitria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 25 tersebar
Feng Yie menangis dalam hati entah apa yang akan terjadi pada hidupnya.
''Yie'er apa ada sesuatu ?''
Feng Yie menggeleng dan tersenyum.
''Sekarang sudah larut istirahat lah dulu, Besok kita akan berlatih lagi!''
''Baiklah kakak juga harus istirahat!.''
Feng Yun mengangguk. Mereka pun pergi ke kamar masing masing .
* * *
Keesokan paginya seperti biasa Feng Yie berlatih dengan Feng Yun dan Ji Yu , mereka bertekad menjadi kuat dan pandai bertarung agar bisa merebut apa yang harusnya menjadi milik mereka dan memudahkan kehidupan mereka kedepannya, jika kita pandai bertarung siapa yang akan mencari gara gara ia kan? karena sistem di sini kaya dan pandai melindungi diri akan di hormati.
Feng Yun merasa kagum dengan Feng Yie yang sangat gesit saat bertarung jadi Feng Yie dan Feng Yun seimbang Feng Yie menggunakan sedikit kekuatannya, Feng Yie mengimbangi Kakaknya ya sangat pandai berpedang .
Suara pedang berdenting cukup keras, tapi karna paviliun yang Feng Yie tempati di belakang jauh dari mansion utama jadi tak satupun orang mendengar membuat ketiga anak muda itu semangat berlatih tanpa menahan kekuatan serangan. Matahari sudah mulai panas dan naik ke atas bertanda hari sudah mulai siang.
Feng Yun yang sudah di gembleng oleh Kakek dan Nenek angkatnya sedari kecil, kemampuan menyerang dan bertahannya sangat luar biasa, membuat ke dua gadis itu kagum.
Kemampuan Ji Yu meningkat setelah sering berlatih ia semakin kuat, tapi kecerobohannya masih saja ada.
''Kakak sepertinya akan ada yang datang Kakak pergilah dulu!''
Feng Yun mengangguk dengan cepat ia berlari ke pepohonan dan memanjat.
''Sial sedang asyik berlatih ada yang mengganggu,'' Feng Yie mendengus.
Tak lama Feng Hai beserta ke empat pelayannya datang, ''Feng Yie sepertinya kau kelelahan.?' Feng Hai tersenyum sinis .
''Terimakasih atas perhatiannya,''Feng Yie tersenyum.
Feng Hai mendengus, '' aku kemari akan memberi tahumu bahwa aku akan menjadi Permaisuri kaisar Xiao Zhang.'' ucap Feng Hai dengan sombongnya.
''Itu bagus .''
''Tentu saja aku memang pantas mendapatkannya." Feng Hai semakin angkuh.
''Aku harus segara pergi dari sini, calon Permaisuri tak pantas berada di tempat kumuh seperti ini,'' Feng Hai pergi di ikuti ke empat pelayannya.
''Aish wanita itu sangat sombong sama seperti Ibunya, apa mata Kaisar sudah rusak atau Kaisar sudah Bodoh .''
''Haha Ju Yu kau hati-hati saat berbicara bisa bisa kau dapat masalah, bagai mana jika Kaisar mendengarnya habis kau." Feng Yie menakuti Ji Yu.
Ji Yu celingukan takut jika ada yang mendengar ia mengatai Kaisar.
Feng Yun melompat dari atas pohon.
''Ji Yu ini sudah siang apa sarapan masih ada?''
''Ji Yu akan mengambilnya Nona tunggu sebentar.'' Ji Yu berlari akan mengambil sarapan untuk Nona muda dan Tuan mudanya.
''Ji Yu apa yang kau lakukan ? Apa kau akan mengambil semua makanan yang ada di sini ? Ini untuk makan nanti siang.''
''Aku tahu kau senior di sini. Tapi kau tetap pelayan jadi kita sama.'' tanpa malu malu Ji Yu mengambil sarapan untuk tiga orang, membuat pelayan yang ada di dapur tercengang.
''Ji Yu apa kau dan Nona Mu akan mampu menghabiskan makanan sebanyak itu?''
Ji Yu hanya melirik Pelayan yang berbicara tadi, lalu melanjutkan mengambil makanan yang banyak untuknya, Nona mudanya dan Tuan mudanya.
Mata pelayan hampir keluar melihat ke gilaan Ji Yu yang mengisi dua mangkuk nasi hingga penuh, dengan dua mangkuk sup sayur, dan dua mangkuk acar, dan daging ayam hingga penuh tak lupa Ji Yu membawa ikan goreng yang lumayan besar, harusnya porsi yang Ji Yu bawa cukup untuk enam atau tujuh orang .
Ji Yu pergi dari dapur dengan wajah tanpa dosa.
''Jangan jangan Nona Feng Yie dan Ji Yu kerasukan,'' pelayan itu bergidik ngeri.
Saat berpapasan dengan para pelayan Ji Yu mengangkat dagu nya dengan sombong, membuat para pelayan yang lebih tua darinya merasa heran.
''Ji Yu dan Nona Feng Yie sekarang berubah mereka tak pernah menunduk lagi saat berjalan.''
''Terlalu sering di sakiti, membuat Nona Feng Yie berubah.''
Para pelayan membicarakan Ji Yu dan Feng Yie.
''Apa kalian sudah bosan kerja disi?''
ke dua pelayan terlonjak kaget. Saat ada seorang Bibi yang menegurnya.
''Maaf, kami tidak akan mengulanginya lagi,'' dengan cepat kedua pelayan itu pergi .
Feng Yie melamun lagi memikirkan bagai mana kedepannya. ''Apa aku harus mengalah ?''
''Nona''
Feng Yie yang sedang melamun terlonjak kaget, ''oh astaga Ji Yu kau selalu berteriak,'' Feng Yie sangat kesal pada Ji Yu.
''Hehe Nona maafkan Ji Yu, Ji Yu sudah membawa saran sekaligus makan siang kita,'' Ji Yu tersenyum cerah mengalahkan sinar matahari, agar Nona nya tidak ngambek.
''sudah lah Yie'er ayo kita sarapan, melamun pun butuh tenaga.''
Feng Yie melirik pada Kakaknya, tapi yang di lirik pura-pura tak tahu.
Feng Yie berjalan ia akan ikut makan dengan wajah malasnya. Tapi saat melihat makanan yang begitu banyak mata Feng Yie berbinar dan tersenyum.
Feng Yun mengacungkan Ibu jarinya pada Ji Yu.
Ji Yu mengangguk dan tersenyum puas dengan pujian Nona muda nya.
Mereka bertiga makan di gajebo sambil menikmati angin. Entah sarapan atau makan siang mereka bertiga makan dengan lahap.
Feng Yun melihat gaya makan ke dua gadis di hadapannya yang asal. Feng Yun tak merasa heran lagi, ia justru senang itu tandanya suasana hati adiknya baik baik saja.
* * *
Dua hari kemudian di kota tersebar kabar bahwa tetua dari Istana datang melamar Putri jendral Feng. Berita itu sangat cepat tersebar, hingga Ibu kota begitu gempar dengan berita ini. Banyak para orang tua iri pada keluarga Feng yang beruntung di pilih oleh Kaisar, Karena banyak yang ingin Putri mereka menjadi Permaisuri atau pun Selir, tapi sang Kaisar seolah tak melihat Putri mereka .
Banyak para gadis merasa iri pada Feng Hai yang terpilih menjadi Istri Kaisar Xiao Zhang.
* * *
Di Istana Xiao Zhang duduk dengan wajah kakunya, para bawahan merasa ketakutan melihat aura Kaisar. Terutama Lang Zi dan Jang Li mereka berdua takut kena amukan Xiao Zhang karena mereka selalu menjadi pengawal Xiao Zhang dah paling mudah kena amukan. Yang Lie sedikit tenang karena dia hanya di tugaskan untuk menjaga pintu masuk Tempat Xiao Zhang.
Yang paling tenang Fang Qiu, ia adalah orang kepercayaan Xiao Zhang yang selalu mampu mengerjakan tugas yang Xiao Zhang berikan, Xiao Zhang sangat menyukai cara kerja Fang Qiu.
gak ada perlawanan gitu
slalu anak selir lebih dipandang ketimbang anak sah, padahal anak sah yg lebih unggul.