“Jangan meremehkan seorang wanita, karena marahnya seorang wanita akan membawa kehancuran untukmu!”
~Alatha Senora Dominic~
🍁
Wanita yang kehadirannya tak diinginkan. Ia diabaikan, dikhianati bahkan hidupnya seolah tengah dipermainkan.
Satu persatu kenyataan terbuka seiring berjalanya waktu.
“Aku diam bukan berarti lemah! Berpuas dirilah kalian sebelum giliran aku yang membuat kalian diam.”
Kisah rumit keluarga dengan banyak konflik dan intrik yang mewarnai.
Simak kisah hidup seorang Alatha Senora Dominic di sini 💚
*
Mature Content.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei-Yin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 2 Bertemu Opa
“Ala!”
Pintu terbuka lebar, sosok tua namun masih sehat dan bugar itu berdiri di depan pintu.
“Opa.”
Atha langsung berjalan menuju lelaki tua itu dan memeluknya. “Aku rindu, Opa.”
“Opa juga merindukanmu, cucuku tersayang.” Axton Dominic langsung membalas pelukan cucunya. “Ayo duduk,” ajaknya namun masih tak melepaskan pelukannya.
“Apa yang kau lakukan di sini, kenapa tidak datang ke mansion saja?”
Atha menggeleng. Ia tak mungkin mengatakan yang sejujurnya. “Tidak apa. Aku hanya ingin bertemu dengan opa saja.”
“Kau tidak rindu papa dan mamamu?”
Atha terdiam mematung mendengar Axton menyebut kedua orang tuanya.
Untuk apa aku rindu pada mereka yang membuang ku, Opa?
Bukan hanya membuangku, mereka juga menjerumuskan aku masuk ke dalam neraka dunia.
“Tidak, aku hanya rindu denganmu, Opa.”
Hubungan antara Atha dan keluarganya memang tidak baik, termasuk dengan sang oma, Arabella Dominic.
Bagi Atha, yang benar-benar menyayangi dirinya hanyalah lelaki tua ini. Ia tak pernah membedakan dirinya, tak pernah pilih kasih walaupun dengan kakaknya sendiri, Atlanta Serin Dominic atau yang kerap disapa Serin.
“Opa sayang padamu, katakan apa yang terjadi padamu, hm?”
“Tidak ada apa-apa, Opa.”
Atha tetap berbohong demi menutupi perbuatan kejam suaminya. Jika saja boleh jujur, Atha ingin sekali berteriak dan menangis di hadapan Axton, namun kenyataannya ia tak bisa. Ia hanya memendam kesakitan dan luka batinnya seorang diri.
“Besok malam datanglah ke mansion. Opa akan mengadakan makan malam dan pesta barbeque.”
“Baik, Opa.”
“Datanglah bersama suamimu.”
Atha kembali terdiam, mengajak Jeremy inilah yang membuatnya tidak yakin. Lelaki itu tak pernah mau datang ke mansion Dominic, entah apa alasannya.
“Kalau Jeremy tidak sibuk, aku tidak bisa berjanji, Opa.”
“Tidak masalah, asal kau tetap harus datang.”
“Baik, Opa.”
*
Plak!
Tamparan dari tangan Jeremy kembali mendarat di pipi Atha. Bahkan ia tidak mengetahui kesalahannya apa.
“Kau bodoh, tidak berguna!” bentaknya dengan kasar.
“Apalagi salahku, J?” tanya Atha lirih sambil memegang pipinya yang merah.
“Kau tanya salahmu? Kenapa kau harus berjanji untuk aku mau datang ke mansion keluargamu, ha? Kau sudah tahu bahwa aku tidak akan datang ke sana!”
“Aku tidak berjanji, J. Aku hanya mengatakan akan mengajakmu jika kau tidak sibuk.”
“Persetan! Kau memang selalu menyusahkan ku.”
Sret!
Jeremy menyeret Atha hingga wanita itu meringis menahan cengkraman tangan suaminya.
Ia tidak mengeluh atau menangis, ia hanya diam dengan tatapan nanar.
Bruk!
Atha memejamkan mata kala Jeremy melepas ikat pinggangnya dengan kasar.
Ctar!
Ctar!
Ctar!
Tiga cambukan dari ikat pinggang Jeremy membuat Atha tersungkur ke lantai. Ia bahkan sudah tak bisa merasakan sakit di tubuhnya lagi, sebab sakit hatinya lebih besar dari sekedar luka di tubuhnya.
Luka di tubuhnya bisa di obati, sedangkan jiwanya yang terguncang apa yang bisa ia lakukan?!
“Dengar baik-baik, aku tidak akan menginjakkan kakiku di mansion Dominic bersamamu! Kau dengar?”
Dengan bibir yang bergetar, Atha menjawab dengan lugas. “Ya!”
Setelah kepergian Jeremy, Atha bangkit dari tempatnya, melucuti semua pakaiannya dan masuk ke kamar mandi.
Di cermin besar itu, Atha bisa melihat bagaimana luka-lukanya. Bahkan setiap hari, ia harus menutupi luka di tubuhnya dengan make-up. Menyedihkan! Namun bagaimana lagi, Jeremy akan sangat marah jika melihat tubuh Atha yang tak mulus lagi. Lelaki itu tak menyadari kesalahannya sendiri. Itu adalah ulah dari perbuatan kejamnya.
Kau kuat Atha, jangan menangis!
Jangan jadi wanita yang lemah dan cengeng.
🍁
Bersambung...
mantap Thor....