Arrabella terbangun dan statusnya sudah menjadi istri seorang pria. Yang Ella tahu, dia menghadiri acara pernikahan sahabatnya, tapi dia tidak mengingat kejadian selanjutnya sama sekali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon author Yura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18
Ella berlari menuju taksi yang ia tumpangi ketika dirinya datang tadi. Menyuruh sopir taksi itu segera pergi meninggalkan hotel itu.
Kali ini Ella benar-benar sangat kesal dengan Jason. Kesal karena pria itu memandang rendah dirinya. Kesal karena hal yang tak Ella mengerti alasannya.
Dia merasa begitu sesak, marah dan kesal melihat Jason dekat dengan gadis lainnya. Dan rasanya Ella ingin sekali menenggelamkan diri sendiri.
Tak lama, akhirnya Ella sampai di rumah Jason. Dia segera membayar taksi itu dan masuk kedalam rumah.
Namun Ella terkejut ketika melihat beberapa pelayan sedang berlarian menuju ke dapur. Ella segera mendekati salah satu pelayan dan menanyakan apa yang terjadi.
"Ine pingsan, Nona," ucap pelayan itu, membuat Ella pun ikut berlari menuju dapur.
Ella melihat Ine yang tergeletak di lantai. Dia pun merasa panik. Ella mendekat dan mencoba untuk memberikan pertolongan dengan menekan dadanya beberapa kali.
"Ine, sadarlah! Kau kenapa?!" Ella sangat khawatir. Dia tak berhenti sampai akhirnya Ine perlahan membuka matanya perlahan. Namun Ine masih terlihat sedikit lemah.
"Kita harus membawanya ke rumah sakit!" ucap Ella.
Ella mengambil salah satu kunci mobil dan memakai mobil di garasi untuk membawa Ine ke rumah sakit. Dia tidak perduli jika nanti Jason akan marah karena memakai mobilnya tanpa izin.
***
"Bagaimana dengan kondisi pasien, Dok?" tanya Ella pada dokter yang baru saja keluar dari ruang pemeriksaan.
"Pasien mengalami penurunan Hb, Nona. Transfusi darah harus di lakukan," ucap dokter.
"Kalau begitu lakukan, dok!"
Dokter menghela nafas berat. "Masalahnya bank darah golongan A di rumah sakit ini sedang habis, Nona."
Ella terdiam. Dia teringat jika golongan darahnya juga A. "Kalau begitu ambil saja darahku, Dok. Golongan darah saya sama dengan pasien," ucap Ella.
"Baiklah, kalau begitu mari ikut saya. Suster akan memeriksa kondisi tubuh Anda."
Ella mengangguk dan segera mengikuti dokter.
Semua pemeriksaan telah dilakukan. Tidak ada masalah untuk kondisi kesehatan Ella, sehingga dirinya dapat mendonorkan darahnya.
Ella merasa sedikit lemas setelah darahnya di ambil. Sekarang dia tinggal menunggu bagaimana kondisi Ine setelahnya.
Di saat Ella duduk di ruang tunggu, tanpa sengaja dia me. lihat siluet tubuh seseorang yang sangat di kenalnya. Ella membola melihat dua orang itu.
Pelan, Ella mulai berdiri dan mengikuti kedua orang itu dengan tubuh sedikit lemah. Ella begitu penasaran kenapa bisa melihat Yumna dan Billy di sana. Tapi keduanya terlihat saling bergandengan tangan. Membuat Ella memendam sejuta tanya.
Ella masih mengikuti mereka. Hingga keduanya memasuki ruang periksa kandungan. Ella semakin tertegun ketika Billy dengan lembut mengusap perut Yumna yang masih kelihatan rata, membuatnya menerka-nerka sesuatu.
"Mungkinkah Yumna...."
Jika dugaan Ella benar, Ella yakin jika penjebakan dirinya terhadap pernikahannya dengan Jason benar-benar sudah Billy dan Yumna rencanakan. Ella harus meminta penjelasan keduanya saat ini juga.
Sementara itu di sisi lainnya, Jason kini telah sampai di rumahnya. Pelayan di rumahnya menceritakan yang terjadi beberapa menit yang lalu, membuat Jason langsung melacak GPS mobilnya untuk menemukan Ella saat ini.
Jason kembali menuju mobilnya dan menuju ke rumah sakit dimana Ella membawa Ine.
Sesampainya di sana, Jason segera berlari mencari ke resepsionis rumah sakit dimana Ine di rawat. Jason yakin jika Ella pasti ada di sana.
Jason terus berjalan melewati koridor rumah sakit untuk menemukan ruang rawat Ine. Namun, sekilas dia seperti melihat Ella sedang duduk di salah satu kursi ruang tunggu.
Jason berjalan menghampirinya. Ada perasaan lega melihat Ella di depan matanya saat ini.
Tepat di saat itu, Billy dan Yumna keluar dari ruang periksa kandungan. Keduanya terkejut melihat Ella yang saat ini sudah ada di hadapan mereka. Sementara itu, tak jauh di belakang Ella ada Jason yang berjalan ke arah mereka.
"Ella!" panggil Jason yang kini sudah di belakangnya.
Namun Ella tak menjawabnya, karena saat ini tatapannya tertuju pada Yumna. Sementara gadis yang di tatap terlihat pucat dan bersembunyi di balik badan Billy.
Jason pun juga terkejut ketika melihat Billy berada di sana. Apalagi tangannya sedang menggandeng tangan seorang wanita yang di sembunyikannya di belakangnya.
"Billy? Sedang apa kau disini?"
'tamat sudah riwayatku!' Billy terlihat pasrah dengan apa yang akan terjadi.
"Yumna, Billy, bisa kalian jelaskan semuanya?" Ella menatap tajam pada Billy dan Yumna.
Jason masih tak mengerti dengan apa yang Ella maksud. Dia pun ikut menatap Billy untuk mendengarkan apa yang sebenarnya terjadi.
Billy masih diam, begitu juga dengan Yumna. Membuat Ella menjadi sedikit garam untuk membuat keduanya berbicara.
"Cepat jelaskan semuanya! Kalian kan yang sudah menjebak ku dalam sebuah pernikahan mengerikan yang ku alami?!" Ella meninggikan suaranya, membuat tak sedikit orang memperhatikannya.
Jason terkejut dan langsung menatap Ella.
"Sekarang katakan padanya jika pengantin sebenarnya bukan aku, melainkan Yumna. Kenapa kalian begitu tega padaku? Apa kesalahan ku padamu, Yumna?!" Tubuh yang sedikit lemah dan juga amarah yang menguasainya membuat Ella menangis.
Tiba-tiba saja semuanya menjadi begitu gelap. Tubuh Ella hampir saja terjatuh jika Jason tak menangkapnya.
'aku lelah... Mommy, Daddy, Ara rindu kalian.'
***
Ella terbangun dan merasa sedikit pusing dan lemas. Ruangan putih dan juga bau obat-obatan membuat Ella yakin saat ini dirinya berada di ruangan rumah sakit.
"Kau sudah sadar?" Suara Jason membuat Ella terkejut. Rupanya pria itu berada di sampingnya.
"Dimana Yumna dan Billy? Mereka harus menjelaskan semuanya," ucap Ella mencari keberadaan dua orang itu.
"Mereka sudah pulang. Kau istirahatlah terlebih dahulu. Besok kita bicarakan lagi. Kau lemas karena baru mendonorkan darahmu.
"Tapi...."
"Jangan membantah!"
Ella sedikit mendengus. Tapi memang rasanya tubuhnya begitu lemas saat ini. Ella akhirnya menuruti Jason. Dia membalikkan badannya agar tak melihat pria itu di depannya.
"Kenapa membelakangi ku?" Jason seolah tak terima.
"Aku malas melihatmu. Lagipula aku tidak sakit, seharusnya kau melihat Ine. Kasihan dia pasti sendirian," celetuk Ella, membuat Jason membola. Ella seolah-olah telah mengusirnya.
Jason lalu ikut naik ke ranjang Ella dan memeluk gadis itu dari belakang.
Ella langsung terkejut dengan yang Jason lakukan. Dia berusaha melepaskan diri, tapi Jason memeluknya dengan erat.
"Diamlah dan cepat tidur. Jangan kau khawatirkan Ine. Aku sudah menyuruh suster untuk menjaganya. Terimakasih karena kau sudah baik padanya," ucap Jason tulus.
Sejujurnya dia terkejut ketika dokter mengatakan jika Ella telah memberikan darahnya untuk Ine.
Mendengar Jason yang berkata lembut padanya membuat Ella terdiam. Ini pertama kalinya Jason berkata lembut padanya.
"Tolong jangan seperti ini! Aku...."
"Sssttt... Cepat tidur! Aku sudah sangat mengantuk," ucap Jason pelan. Hingga terdengar suara dengkuran kecil dari pria itu.
"Hey! Jangan tidur di sini! Bangunlah!" seru Ella. Namun sudah tak terdengar lagi suara pria itu.
"Apa kau benar-benar tidur?" tanya Ella dan tidak ada sahutan, membuat Ella yakin jika Jason benar-benar tertidur.