Cincin Ruang Pengubah Takdir

Beberapa waktu ini, Anabelle berada Permata Hijau, dia merawat Marchelo Wardana dengan sepenuh hati, tujuannya agar Marchelo bisa lebih mengerti akan jati dirinya, dan mampu menjalani hidup dengan baik dan benar.

Kehidupan Anabelle juga berjalan sebagaimana dengan layaknya orang biasa, meskipun dia memiliki segalanya termasuk kekuatan yang besar, sebuah gedung bisa di hancurkan hanya dalam Tinju.

Dia bisa membunuh orang hanya dengan sekali menyentuhnya atau bahkan tidak sama sekali, bukan hanya itu dia mampu untuk menyembuhkan orang yang selangkah lagi menuju kematian, tapi itu semua bukan tujuan hidup yang dia inginkan sebenarnya.

Harta dan kekuasaan tak masuk dalam impiannya, baginya Harta hanya untuk di jadikan alat bagi manusia serakah dan tamak untuk mendapatkan Kekuasaan dan seolah menjadikannya orang itu adalah tuhan.

Anabelle hanya butuh cinta dan kasih sayang, ayahnya dan keluarganya begitu tega membuangnya sedari bayi bahkan menganiaya nya disaat pertama kali bertemu dengannya, dan saat ini ayahnya telah jatuh dari panggung kekuasaan yang dulu begitu mendominasi ekonomi Indonesia.

Anabelle belajar banyak dari Nenek angkatnya yaitu Arimbi, yang dulunya begitu berkuasa dan bengis, akhirnya tunduk pada satu kalimat, "engkau harus mencari pewaris yang berhati tulus", demi satu kalimat Nenek Arimbi mengarungi beberapa ki kehidupan hingga di penghujung kehidupan terakhirnya, membuat nya begitu tenang saat bertemu Anabelle.

Sang Pencipta akhirnya memberikannya hadiah 1 kehidupan lagi, untuk mengarungi 1 siklus berbuat baik untuk 1 reinkarnasi abadi.

Dalam kesendirian nya, Anabelle berusaha berdamai dengan dendamnya, sama seperti nenek Arimbi, karena dendam nya, dia menjadi sangat kejam, bahkan hingga beberapa kali reinkarnasi.

Anabelle menarik nafasnya dan keluar dari Cincinnya, sambil menikmati buah yang berusia ribuan tahun.

"Selamat pagi semuanya, sapa Anabelle, saat berada di ruang makan.

"Pagi juga kak, jawab Marchelo.

"Selamat pagi Nona Muda, jawab Pak Slamet dan keluarganya.

Mereka menikmati makanan pagi yang dengan harapan baru, sama seperti dengan Anabelle, yang hari akan memasuki, hari pertama kuliah, Universitas Bina Nusantara atau di singkat Binus.

Dia akan ke kampus dengan menggunakan motor matik, setelah di antar ke rumah sewanya di Daerah Benhil, dan selanjutnya dia akan memulai hidup dengan tinggal di daerah padat penduduk di wilayah itu.

Dia hanya kerumah sebentar di Menteng sebentar saja, setiap pulang kampus, dan menginap saat libur.

Jordan Albert awalnya tidak setuju, akan tetapi Anabelle memberikan nya penjelasan bahwa tujuannya untuk mencari sahabat sejati dan siapa tahu mendapatkan pasangan yang sejati juga.

Turun dari mobil Alphard, Anabelle langsung ke rumah petak kontrakan nya, yang harga perbulannya 700 ribu.

Didalamnya tidak ada perabot, hanya lesehan dan sebuah lemari kecil dan diatasnya ada TV, kamarnya hanya 1 dan sebuah dapur serta kamar mandi dan toilet.

Walau demikian, rumah tersebut termasuk rapi dan bersih, Anabelle meminta untuk di renovasi dan akan dia bayar sekaligus sewa 3 tahun.

Kamarnya sudah di pasangi AC, serta kasur yang cukup mahal, toh itu hanya kamuflase, karena sudah pasti Anabelle akan tidur di dalam Cincin Dimensi miliknya.

Anabelle mengeluarkan motornya, motor bekas yang sudah di servis oleh mekanik terbaik, hingga mesinnya seperti baru.

Handphone dia gunakan Merk Xiaomi dan membeli nomor baru, sedangkan hand phone canggihnya, dia masukkan ke Cincin Dimensi.

Untuk pakaian dia beli merk pada umumnya, dengan harga maksimal 500 ribu, sedangkan gaya rambutnya di ikat ekor kuda, untuk jam tangan dia gunakan yang sport dari Casio.

Intinya untuk penampilan, sangat sederhana, dua terbiasa dengan pakaian murah yang hanya di beli pasar, walau waktu ayahnya berstatus Pengusaha nomor 1.

Setelah merubah penampilan nya, Melaju dengan motornya menuju kampusnya.

Dia tiba di parkiran jam 8.30 pagi, yang mana sesuai jadwal mata kuliah pertama jam 09.00, setelah merapikan parkir nya dan rambutnya, dia masuk ke kelasnya.

Jam kuliah pertama dan kedua hampir tidak ada jeda waktu, setelah jam kedua, baru ada jeda istirahat.

Dia jalan sendiri untuk mencari kantin atau tempat jualan lainnya, dia menemukan tempat makan dan memesan menu sederhana saja.

Anabelle duduk sendirian dan menikmati makanannya, nasi goreng seafood dan telur ceplok.

Beberapa orang memperhatikan Anabelle makan, mereka terkesima dengan cara makannya yang tenang dan tidak terburu buru, dia tidak memegang handphone saat makan, agar tetap fokus pada makanan nya.

Selesai makan dia bayar dengan 30 ribu karena tambah es teh manis, kemudian berlalu menuju ke kelasnya.

Di jalan dia bertemu dengan sekelompok mahasiswa yang di perkirakan mereka adalah kumpulan anak-anak orang kaya, karena di dekat mereka ada berbagai mobil dengan merk luar biasa biasa mahal.

Anabelle cuek dengan keramaian tersebut dan tetap berjalan menuju kelasnya.

Ketika melewati parkiran motornya, dia melihat seorang Mahasiswa hendak mengeluarkan motor Merk Ducati, yang terbilang mahal, dia kebingungan sambil mengumpat.

"Maaf bang, itu motor saya, ucap Anabelle yang berlari mempercepat waktunya, karena laki-laki itu hendak menendang motor matiknya.

"Kamu anak baru ya ? Tanya laki-laki itu sambil menatap Anabelle dari kepala hingga kaki.

"Ia bang, ini hari pertama saya masuk Kampus, maaf jika motor saya, menghalangi motor Abang.

"Lain kali lihat-lihat kalau mau parkir, motor jelek seperti itu, parkirnya di luar sana, apa kamu tidak lihat, motor apa saja yang parkir disini, dasar punya mata tapi tidak pake, bentak laki-laki itu.

"Maaf bang, jawab Anabelle.

"Cepat sana pindahkan motor jelekmu dan sakit mataku melihat mu yang kampungan, ucap Laki-laki itu sambil menendang roda depan motor Anabelle.

"Tapi tak perlu lah menendang motor saya bang, ucap Anabelle yang sudah mulai emosi.

"Kenapa kamu tidak suka, kalau tidak suka cepat pergi dari sini sebelum aku tendang kamu, gadis kampung mau membantah saya, maki laki-laki itu.

"Hey bro, ada apa ini, jangan rusak harimu hanya dengan masalah sepele, kayaknya itu anak baru, jadi cukup jelaskan baik-baik, ucap teman laki-laki itu.

"Baiklah, mulas perutku melihat orang kampung seperti dia ini, tunjuk laki-laki saat Anabelle sudah berada di atas motornya dan hendak pergi.

"Saya memang orang miskin, dan anda orang yang sangat kaya, tapi kita sama-sama manusia, kalau orang miskin tidak ada, maka tidak ada yang membantumu di rumah, ingat baik-baik, kekayaan mu datang karena bantuan orang miskin, ucap Anabelle dan berlalu.

"Panggil yang lain, dan cari dimana kelasnya, buat gadis itu tidak tenang di kelas nya, ucap Laki-laki itu yang bernama Brendan.

Keluarga nya saat ini naik ke posisi nomor 1, setelah keluarga Gunawan hancur, terkenal sangat sombong dan arogan, dia sendiri memiliki usaha bengkel modifikasi motor dan penjualan sparepart import untuk motor-motor mahal seperti milik nya.