Dasar dari sebuah pernikahan adalah kejujuran
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pramita rosiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Setelah itu Rangga dan Andy mengantarkan Arumi kembali ke asrama, disepanjang perjalanan mereka bertiga saling bercanda satu sama lain. Sampai akhirnya mereka sampai di depan asrama Arumi, Rangga dan Andy langsung berpamitan untuk pulang.
Arumi juga kembali ke asrama, saat melewati pintu dia bertemu dengan Clara yang juga baru sampai di asrama. Melihat Arumi yang baru kembali dengan cepat Clara langsung menghampirinya
"Arumi,, kamu baru pulang juga??" Tanya Clara
"emm ya Clara aku baru pulang" jawaban Arumi
Mereka berdua pun naik kedalam lift untuk menuju kamar mereka, di dalam lift Clara mengajak Arumi mengobrol dan bertanya mengenai Rangga dan Andy yang dilihatnya di depan tadi.
"Arumi,, siapa dua pria tadi??"
"Ohh mereka teman-teman ku" jawab Arumi
Mendengar jawaban dari Arumi membuat Clara tidak percaya karena tidak ada pertemanan biasa antara laki-laki dan perempuan, pasti ada hubungan yang lebih.
"Benar hanya teman?? Aku lihat kalian bertiga sangat dekat, aku yakin pasti ada diantara mereka berdua yang kamu suka" ucap Clara yang membuat Arumi menjadi gugup
"Tidak ada hubungan seperti itu, kami bertiga memang hanya teman dan tidak ada yang lebih" ucap Arumi dengan nada yang tegas.
"Iya-iya aku paham" ucap Clara yang takut setelah mendengar ucapan Arumi.
Akhirnya mereka sampai di lantai 4 tempat kamar asrama mereka, untungnya mereka tidak tinggal dalam satu asrama jika tidak mereka pasti akan sering mengobrol dan mengganggu penghuni asrama lain yang satu kamar dengan mereka.
Arumi masuk ke dalam kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Clara, di setiap kamar di huni oleh 2 orang. Arumi tinggal bersama mahasiswi dari Singapura yang ikut program pertukaran mahasiswa bernama Alexa yang berasal dari jurusan seni lukis.
Teman kamarnya sangat tertutup dan tidak suka di ganggu jadi Arumi jarang berbicara dengannya jika tidak perlu. Selain itu Arumi juga tidak suka mencampuri urusan orang lain selama mereka bisa saling menjaga privasi.
Walaupun begitu Arumi juga senang mendapatkan teman kamar yang tidak terlalu banyak bicara seperti Clara karena dia bisa fokus untuk mengerjakan komiknya tanpa ada gangguan dari orang luar.
Arumi sampai di asrama sekitar jam 9 jadi dia memutuskan langsung mandi sebelum menyiapkan outfit untuk besok pagi.
Sebelum mandi tidak lupa Arumi mengecas Hp nya yang dari tadi siang habis daya, dia takut jika orang-orang menelepon nya.
Saat mandi Arumi mendapatkan telepon masuk dari Bintara tapi dia tidak mendengarnya karena ada di kamar mandi, sehingga Alexa mengetuk pintu untuk memberi tahunya.
Setelah selesai mandi, Arumi keluar dari kamar mandi dan langsung mengecek teleponnya. Dia melihat nama kakak kesayangannya yang tadi menelepon, agar tidak menggangu Alexa dia memutuskan menelepon di balkon kamar asramanya.
"Tut,,, tut,,, Halo kakak!!!" Ucap Arumi dengan semangat saat telepon nya sudah terhubung
"Rumi!! Kenapa kamu sulit dihubungi dari tadi siang??" Ucap Bintara yang marah dan khawatir kepada Arumi
"Ya ampun kakak,, tadi telepon Rumi kehabisan daya jadi aku tidak tahu kakak menelepon. Ini baru saja Rumi mengisinya" ucap Arumi yang berusaha menenangkan kakaknya
"Jadi begitu,, tapi kakak benar-benar kecewa padamu karena tidak pernah menelepon kakak selama kamu disana" ucap Bintara yang terdengar marah dengan Arumi
Mendengar hal itu membuat Arumi tersenyum sendiri membayangkan bagaimana ekspresi kakaknya itu saat ini, pasti sangat lucu.
"Kakakku sayang, maafkan aku. Kemarin kan aku sudah minta tolong pada Luna untuk mengabari kakak. Apa tidak dikatakan oleh Luna??"
"Sudah dikatakan, tapi kakak ingin kamu secara langsung yang menghubungi kakak"
"Oke besok-besok pasti aku sendiri yang akan menghubungi kakak"
Setelah berbicara dengan kakaknya, Arumi menutup teleponnya dan melakukan perawatan wajah karena sudah lama dia tidak merawat wajah nya.
Rara mulai memakai masker wajah dan sambil menunggu masker nya kering, Arumi mulai memilih outfit untuk besok ke kelas praktek seni. Karena sejak kemarin dia selalu menggunakan kemeja dengan celana suit pants jadi kali ini dia ingin sesuatu yang berbeda yaitu kaos putih polos dengan jaket baseball dengan jeans high waist kulot dan sepatu sneakers kanvas yang membuatnya terlihat sangat cantik sekaligus tampan dalam satu outfit.
Setelah selesai memilih outfit, masker wajahnya juga sudah kering. Arumi bersiap untuk mulai membuat komik tapi saat mengecek web tempat dia mengirim komik dia menemukan komentar aneh pada karyanya.
Komentar itu berisi peringatan
"Walaupun kamu memblokir nomor ku, tapi balas dendam tidak akan pernah bisa kamu hilangkan. Aku akan menghancurkan mu sampai kamu tidak akan pernah membayangkannya" dan diakhiri dengan stiker seram yang membuat Arumi langsung ketakutan dan langsung menutup laptopnya.
"Siapa?? Siapa dia, bagaimana dia tau situs komik yang aku buat padahal aku menggunakan akun samaran untuk membuat situs ini??" Gumam Arumi sambil gemetar ketakutan karena takut orang itu akan benar-benar balas dendam padanya. Karena orang itu mengomentari dengan bahasa Indonesia jadi Arumi yakin orang itu ada di Indonesia dan hal itu membuat dia khawatir dengan Luna dan juga keluarganya yang ada disana.
Dengan cepat Arumi langsung menghubungi Luna untuk mengecek kondisinya
"Luna,, ayo angkat teleponnya!!" Gumam Arumi karena Luna tidak kunjung mengangkat teleponnya dan hal itu membuatnya semakin khawatir dengan ancaman itu.
Arumi merasa frustasi karena Luna tidak mengangkat teleponnya dan membuat Arumi tidak sengaja menyenggol gelas yang ada di samping mejanya karena tidak fokus.
Hal itu membuat Alexa yang sedang membaca menjadi terkejut
"Arumi apa yang kamu lakukan?? Apa kamu baik-baik saja??"
"Ohhhh aku tidak apa-apa Alexa,, maaf karena telah mengganggumu" ucap Arumi sambil membersihkan pecahan gelas yang pecah.
Karena merasa sangat khawatir membuat Arumi melukai tangannya saat membersihkan pecahan gelas itu. Setelah itu Arumi memutuskan untuk menghubungi Bintara untuk mengetahui situasi di rumah
"Halo kak,,"
"Rumi!! Kenapa kamu menghubungi kakak?? Kan baru tadi kita bicara??" Tanya Bintara dengan bingung
"Eeeee kakak,, apa keadaan di rumah baik-baik saja?? Apa ayah ibu baik??"
"Tentu saja mereka baik, kemarin kakak baru makan malam bersama dengan ibu dan saat ini ayah sedang istirahat di kamar. Apa kamu mau bicara dengan ayah, nanti akan kakak bangunkan??"
"Eee tidak usah kak,, aku tidak ingin menganggu ayah. Syukurlah jika kalian baik-baik saja, oh iya apa kakak ada bertemu dengan Luna??" Tanya Arumi kepada Bintara dengan hati-hati agar tidak membuat Bintara curiga kepadanya.
"Luna??? Tidak, kakak tidak ada bertemu dengannya. Terakhir kali kita bertemu saat mengantar kamu ke bandara, setelah itu kami tidak pernah bertemu lagi. Memangnya kenapa??"
"Ohh ini kemarin aku menyuruh dia mengurus tugas kuliahku tapi dia tidak mengangkat telepon ku, mungkin dia sedang sibuk"
"Kakak kira ada apa,, membuat kakak khawatir saja"
"Hehehe iya maaf kak, ya sudah Rumi tutup telepon nya ya. Tidak enak dengan teman kamar ku"
Setelah menghubungi Bintara dan mengetahui kondisi keluarganya baik-baik saja membuat Arumi sedikit tenang, lalu karena Bintara tidak tahu kondisi Lina maka dia memutuskan untuk menelpon Cakra untuk mengecek kondisinya dan menanyakan kabar Luna siapa tahu Cakra mengetahui dimana Luna berada.
Bersambung..