Viola Maharani, wanita berusia 27 tahun ini terkenal karena profesi nya sebagai seorang wanita penghibur. Pekerjaan ini sudah di geluti nya sejak Vio, begitu panggilan nya, masih duduk di bangku kuliah..
Tidak main main, semua client nya bukanlah orang sembarangan. Selain di kenal sebagai primadona nya para kupu kupu malam, vio juga di kenal sangat selektif dalam menerima pelanggan nya. Wanita itu hanya akan menerima tawaran dari client yang bisa membayarnya dengan nilai yang fantastis..
Sebenarnya kenapa seorang Viola yang memiliki paras cantik dan hidup yang nyaris sempurna itu bisa terjerumus ke dalam dunia malam, lalu bisakah vio terlepas dari kehidupan nya yang kelam ini ??
💜
Hai..
Selamat datang di karya ke-7 dari Autor ratu_halu
Menerima kritik dan saran dengan bahasa yang sopan 🙏
Happy Reading 🥳
Enjoy 🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratu_halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 29
"Non... Di luar ada tamu, apa non vio mau menemui nya ?" tanya si bibi pada viola yang sedang berbaring di sofa bed di ruang tv..
Kebetulan setelah sarapan bersama dan memastikan viola sudah baik baik saja, mami norma pulang untuk mengurus bisnis nya lagi..
"Siapa, bi ?" Viola terperanjat, jantung nya berdebar kencang saat si bibi datang memberitahu bahwa ada tamu, berharap tamu itu bukanlah seseorang yang dia takutkan kedatangan nya..
"Pak Azka, non.. Beliau masih ada di depan apartemen. Bibi belum mempersilahkan pak azka masuk.."
Vio menghembuskan nafasnya, lega. Mami norma sudah bercerita, bahwa yang memberitahu tentang zafian yang datang ke villa nya adalah azka. Ya, azka...
Lelaki itu datang ke kediaman mami norma, mengatakan bahwa zafian ingin memberi pelajaran pada viola yang sudah memutus kontrak sepihak. Mami norma yang mendengar kabar berita itu langsung bergerak cepat. Menghubungi penjaga villa, meminta nya untuk mencari orang yang bisa menjaga viola disana dan memesan tiket untuk kepulangan nya malam itu juga..
Saat viola bertanya pada mami norma, alasan apa yang membuat azka mengkhianati tuan nya, mami norma hanya menjawab dengan jawaban yang tak memuaskan. Mami norma berkata bahwa azka adalah pelanggan tetap mami norma dan tidak ingin terjadi hal buruk pada anak anak kesayangan mami norma..
Namun menurut viola, itu bukanlah jawaban yang masuk akal. Sebab sepengetahuan nya, azka adalah asisten yang sangat zafian percaya. Begitu pula terlihat bagi seorang azkara, zafian adalah tuan yang royal dan baik, meskipun sikap zafi terkadang sulit di tebak..
"Suruh masuk saja, bi.. Saya ganti baju dulu." Kata vio yang kemudian naik ke lantai atas untuk berganti baju yang lebih sopan..
Selang beberapa waktu, viola turun lagi untuk menemui azkara..
"Selamat pagi, pak azka.." Viola menyapa dengan ramah.
Azka bangun dari duduk nya, tersenyum lebar hingga memperlihatkan barisan gigi putih nya..
"Selamat pagi, nona viola.." Azka mengulurkan tangan untuk berjabatan dengan viola..
Beberapa detik Viola diam dan hanya menatap kosong tangan azka yang menggantung di udara, kemudian di detik selanjutnya vio menjabat tangan azka..
Sampai saat ini viola masih merasa risih dengan tatapan mata lelaki itu..
Viola menarik tangan nya lebih dulu sebab azka seperti enggan melepaskan..
"Silahkan duduk, pak azka.." Viola mempersilahkan, dan dia pun menempati sofa di sevrang azka..
"Terimakasih, nona viola.." Azka tersenyum canggung..
"Ada yang bisa saya bantu, pak azka ?"
"Saya kesini ingin melihat keadaan kamu.. Apa sudah baik baik saja ?"
Viola cukup terkejut karena azka menyebut diri nya dengan sebutan kamu. Seperti ingin mengikis jarak antara mereka..
"Ya. Seperti yang anda lihat.. Saya sudah baik baik saja.." Jawab viola mencoba bersikap biasa saja..
"Baguslah kalau begitu.."
"Pak azka, apa anda datang kesini atas perintah tuan anda ?" tanya viola penuh selidik. Sejujurnya vio takut ini adalah akal akal kedua lelaki itu untuk membuat vio mau melanjutkan kontrak..
"Oh, tidak nona viola.. Tentu saja, tidak.. Saya kesini murni ingin melihat dan memastikan bahwa kondisi kamu baik baik saja. Ini tidak ada hubungan nya dengan tuan zafian.."
Saat mereka masih berbincang, si bibi datang membawakan minuman..
"Silahkan di minum, pak azka.." ucap si bibi sambil meletakkan minuman di meja dekat azkara..
Azka mengucaokan terimakasih kemudian si bibi pamit ke belakang lagi..
"Pak azka.. Apa boleh saya bertanya sesuatu ?"
"Tenty saja boleh, nona viola.. Apapun yang kamu tanyakan saya akan berusaha menjawab nya dengan jujur.." Azka meletakkan cangkir teh nya lagi setelah meminum nya beberapa teguk..
"Apa anda dan tuan zafian sedang bertengkar ? Maaf jika saya lancang.. Tapi kenapa sepertinya anda telah melakukan hal di luar sepengetahuan tuan zafian. Apa yang terjadi dengan kalian berdua ??"
Pertanyaan itu sederhana sebetulnya, namun terasa tidak sederhana di hati azka. Pertanyaan itu membuat hati azka serasa teriris iris. Merasa di khianati oleh zafian yang sejak awal mengatakan bahwa tuan nya itu tak mungkin memiliki perasaan pada viola..
"Kalau pak azka tidak bisa menjawab nya, tidak apa apa.. Saya rasa memang pertanyaan saya tadi sudah melewati batas. Maafkan saya.." Viola seketika menyesali pertanyaan nya sendiri saat melihat ekspresi wajah azka yang berubah muram..
Netra azka terlihat nanar, seolah mengisyaratkan keseriusan. Menciptakan kesan baru yang selama ini tak pernah dia perlihatkan..
Azka menelan ludah nya sebelum memulai bicara..
"Untuk saat ini saya tidak bisa menceritakan secara detail kenapa saya sampai melakukan sesuatu tanpa izin dari tuan zafian. Tapi jika saya boleh jujur, ini ada hubungan nya dengan kamu, nona viola.."
Viola termangu, seolah sedang mengumpulkan ingatan apa dia pernah berbuat sesuatu yang fatal hingga membuat azka dan zafian jadi bertengkar begini..
Ketika viola hendak melayangkan tanya lagi, ponsel azka berdering..
Azka berkata maaf sambil mengambil ponsel nya di saku jas. Ada yang janggal dari lelaki itu, azka tiba tiba melihat ke arah nya setelah melihat ke layar ponsel..
Siapa yang menghubungi azka, apakah zafian ? Entah, vio belum bisa memastikan...
"Non viola.. Seperti nya saya harus pergi sekarang. Terimakasih sudah baik baik saja.. Saya pamit, sampai bertemu lagi.."
Azka beranjak dari duduk nya, kemudian berjalan menuju pintu keluar. Lelaki itu bahkan tak mengangkat telepon nya dan membiarkan ponsel itu terus berdering..
🖤
Di perusahaan...
"Kenapa terlambat datang ? Apa kau tau ini sudah jam berapa ?" zafian langsung memarahi azka saat asisten pribadi nya itu datang ke ruangan..
"Saya sudah katakan ingin berhenti dari pekerjaan ini, tuan.." Jawab azka tanpa mengucapkan kata maaf terlebih dahulu..
Iris mata hitam zafian berubah nyalang pada azka. Wajah marah nya jelas terlukis..
"Baik. Aku akan menerima pengunduran diri mu. Tapi dengan satu syarat, berikan aku satu alasan yang logis kenapa kau bersikeras ingin berhenti yang tidak ada kaitan nya dengan urusan pribadi.."
Sekarang azka tersendat dalam bingung sendirian. Sebab mau di cari alasan apapun tetap tak ada yang masuk akal jika tidak berkaitan dengan masalah pribadi. Pekerjaan nya ini sungguh sangat di impikan oleh orang orang di luar sana. Mendampingi orang hebat seperti zafian, di fasilitasi ruangan khusus dan berAc, mendapatkan gaji yang besar dan bonus yang luar biasa, sebetulnya tak ada celah sama sekali untuk azka memiliki niat untuk berhenti bekerja..
Namun sekali lagi, ini masalah hati...
Siapa sangka azka yang selama ini patuh dan menurut pada zafian, kini menjadi pribadi yang keras dan membangkang. Dia rela berhenti dari pekerjaan nya demi bisa mendekati viola dengan lebih leluasa..
"Jika kau tidak bisa menjawab nya, maka berhentilah berpikir bodoh!! Kerjakan tugasmu seperti biasa, jangan campur adukkan urusan pribadi dengan urusan pekerjaan..!!"
🖤