Demi bisa masuk ke keluarga besar Dirgantara, Nayya menggunakan trik licik dengan menjebak Keyvan sehingga mereka di tuntut untuk menikah.
Tentu Keyvan menolak tegas. Bahkan ia menatap Nayya penuh kebencian. Tapi keputusan keluarga Dirgantara sudah bulat dan Keyvan tidak bisa menolaknya.
Keyvan meminta sedikit waktu untuk memikirkannya. Namun kemudian, tiba-tiba Keyvan menyetujuinya dengan senang hati, hingga pernikahan pun terjadi.
"Aku akan mengikuti permainanmu." ~ Keyvan
"Kini aku berhasil menjadi bagian dari keluarga Dirgantara." ~Nayya
Apa tujuan Nayya sebenarnya? Dan rencana apa yang akan Keyvan lakukan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Waktu terus berlalu, tidak terasa hari sudah malam. Kini Keyvan dan Nayya baru sampai rumah. Nayya buru-buru masuk, meninggalkan Keyvan yang masih di belakangnya karena ia sudah tidak tahan untuk melepas syal yang ia pakai. Namun sayang, langkahnya harus terhenti saat Flora tiba-tiba memanggilnya.
"Nayya, kenapa kau terburu-buru seperti itu?" tanya Flora
Nayya menoleh, menatap mertuanya itu dengan tersenyum kikuk. "I-itu .. "
Namun, melihat Nayya yang memakai syal, membuat Flora terkejut dan buru-buru menghampirinya. "Oh my God! Kau kenapa Nay? Apa kau sakit? Kenapa kau memakai syal?" tanya Flora khawatir.
"Ti-tidak mom, aku tidak sakit. I-ini hanya ... "
"Dia sedang mengikuti trend, mom," sela Keyvan tiba-tiba.
"Trend?" tanya Flora
"Yes mom. Trend yang sedang viral, memakai syal di cuaca sepanas ini. Iya 'kan, sayang?" Keyvan menatap Nayya dengan tatapan mengejek, dan hal itu benar-benar membuat wanita itu kesal.
"I-iya mom, i-ini sedang trend. Tapi aku sarankan, mommy tidak mengikutinya karena ini benar-benar tidak nyaman," seru Nayya.
"O-oh, ya. Mommy juga tidak tertarik dengan trend semacam itu," ujar Flora.
"Ya sudah, aku ke kamar dulu mom," pamit Nayya. Namun ia kembali mengurungkan niatnya karena Keyra tiba-tiba memanggilnya.
"Tunggu!! Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," ujar Keyra.
Nayya tersenyum dan mengangguk. Dia pamit pada Keyvan dan Flora, sebelum mengikuti Keyra yang berjalan lebih dulu ke taman.
"Ada apa?" tanya Nayya.
"Aku terima tawaranmu. Jika kau berhasil meyakinkan kakakku, maka aku akan memaafkan mu," ujar Keyra.
Nayya tersenyum. Dia berjalan mendekat dan berkata, "sepertinya kau salah paham, Key. Aku sudah bilang padamu, jika aku mau membantu mu bukan agar kau memaafkanku, tapi karena aku ingin memperbaiki kesalahan ku. Tapi, karena kau bersedia, maka aku akan mencobanya. Selamat malam." setelah mengatakan hal itu, Nayya memilih pergi ke kamarnya.
Dalam hati, ia merasa senang karena mempunyai kesempatan untuk berbuat baik pada Keyra. Setidaknya dengan membantu Keyra, bisa mengurangi sedikit rasa bersalahnya pada gadis itu.
Sesaat setelah sampai di kamar, Nayya buru-buru masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia sudah tidak tahan merasa gerah di tubuhnya karena syal sialan yang ia pakai.
"Ah, nyamannya!!" Nayya memejamkan matanya, merasakan kenyamanan setelah masuk ke dalam bathtub, sampai-sampai ia tidak sadar jika ada seseorang yang juga masuk ke kamar mandi, dan kini tengah melepas semua bajunya.
"Sepertinya, kau sangat menikmatinya, ya!"
Nayya membuka matanya dan terkejut melihat Keyvan yang berdiri di sampingnya bathtub dengan hanya menggunakan celana boxer. Dia buru-buru menutup wajahnya menggunakan telapak tangan dan berteriak keras.
"APA YANG KAU LAKUKAN?"
Keyvan terkekeh. Dia masuk ke bathtub, dan menarik Nayya, mendekat padanya.
"Lepas!!" pekik Nayya
"Hei, aku ini suamimu, kenapa kau bersikap seolah aku ini pria bajingan yang hendak menodai mu, hah?" protes Keyvan.
Nayya mendengus kesal dan membalikkan badannya, membelakangi Keyvan. Namun hal itu justru membuat pria itu leluasa untuk melakukan pemanasan.
"Yang tadi di restoran, jangan di batalkan, ya! Aku sudah cukup lama menahannya," pinta Keyvan. Kedua tangannya sudah menjalankan tugasnya dengan memberikan pijatan pada dua benda kenyal milik Nayya.
"Van!" Nayya menggigit bibir bawahnya, menahan erangan dari sentuhan pria itu.
"I want you, babe," bisik Keyvan. Dia mulai menciumi tengkuk leher Nayya dan bahu polos wanita itu.
"Ta-tapi aku ... " Belum selesai Nayya berucap, Keyvan sudah lebih dulu menarik bahu Nayya dan mencium bibirnya dengan buas.
Nayya kewalahan dalam mengimbangi permainan lidah Keyvan. Namun, perlahan tapi pasti, ia membalas setiap gerakan bibir pria itu.
"Ummph, ah~" satu lenguhan keluar dari bibir Nayya saat kedua tangan Keyvan dengan lincah mencari titik sensitif wanita itu.
"Van~" Nayya seolah terbuai dengan sentuhan pria itu. Apalagi saat lidahnya turun sampai di bagian dua benda kenyal miliknya.
"Ah~ Stop!!" Nayya terus meracau meminta untuk berhenti, namun tubuhnya berkata lain. Dia menggeliat, merasakan sensasi aneh saat Keyvan memanjakannya.
"Van, ada yang ingin aku katakan," ujar Nayya
"Nanti saja, sayang. Aku tidak mau melewatkan hal ini," sahut Keyvan
"Kali ini, aku tidak boleh gagal," batin Keyvan. Dia kembali menenggelamkan wajahnya di dada wanita itu.
"Ah, stop, Van!" pekik Nayya. "Itu, kekasih Keyra ... "
Keyvan menghentikan aktivitas dan menatap Nayya. "Kekasih Keyra? Kenapa tiba-tiba kau mengatakan hal itu?" tanya Keyvan
"I-itu, Keyra ... "
"Dia meminta bantuan mu agar aku merestui hubungan mereka?" sela Keyvan.
"Tidak, bukan begitu. Aku sendiri yang berinisiatif untuk membantu mereka," ujar Nayya.
Keyvan mendengus kesal. Dia keluar dari bathtub dan masuk ke bilik kamar mandi. Dia menyalakan shower dan mengguyur tubuhnya, dengan nafas yang memburu. Mood nya tiba-tiba rusak karena Nayya membahas kekasih Keyra.
Perubahan Keyvan, membuat Nayya merasa aneh, seolah ada sesuatu yang membuat Keyvan sangat membenci kekasih Keyra.
Setelah menyelesaikan ritual mandinya, Keyvan melilitkan handuk di pinggangnya dan keluar dari bilik kamar mandi. Tapi, saat ia hendak keluar dari sana, dia menghentikan langkahnya dan berkata tanpa menatap Nayya. "Aku tahu maksud mu baik karena ingin membantu Keyra, tapi sampai kapanpun aku tidak akan pernah merestui hubungan mereka, apalagi jika mereka sampai menikah. Jadi, jangan pernah membahas tentang mereka lagi di hadapan ku." Keyvan keluar dari sana, meninggalkan Nayya yang masih terdiam di dalam bathtub.
"Ada apa sebenarnya?" gumam Nayya.