NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Ketiga Sang Jendral

Menjadi Istri Ketiga Sang Jendral

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita
Popularitas:12.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mom Nafa

Nakki hanyalah gadis kecil yang lugu, kesehariannya hanya bermain, siapa sangka ia dinikahkan dengan Jendral karena janji kakeknya dan kakek Sang Jendral, sebelum meninggal menulis wasiat, agar Manik menikahi Nakki kelak di kemudian hari.
Jendral yang patuh pada kakek nya dan juga sangat sibuk dengan urusannya bersama raja, tidak punya banyak waktu untuk berfikir langsung menikahi Nakki tanpa melihat wajah gadis itu lebih dulu.
Sayangnya, Jendral meninggalkan istri mudanya untuk waktu yang lama, bersama istrinya yang dipenuhi rasa cemburu, hingga membawa kesulitan bagi Nakki yang tidak memahami apa kesalahannya.
Di dera banyak ujian bersama istri pertama dan kedua Jendral Manik, Nakki kabur dan pulang ke kebun peninggalan kakeknya, sebuah konspirasi jahat membuat Nakki terjatuh ke jurang, lalu muncul sinar terang dari langit menyambar tubuhnya, tubuhnya hanya luka ringan, bahkan memiliki kekuatan setelahnya membuat dirinya jenius dalam berbagai hal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Nafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menikmati Suasana Kota

"Hei, mengapa kalian meributkan seorang gadis kecil, ada kami disini yang sudah remaja, bukankah kami lebih menyenangkan?" seorang wanita dengan paras sederhana mengalihkan kedua orang yang berdebat.

"Betul, ayolah... tidak usah meributkan sesuatu yang bukan urusan kita, lebih baik kita melihat atraksi dilapangan, pernikahan Jendral ini diadakan dengan mendatangkan berbagai rombongan hiburan dari berbagai pelosok, kita bisa puas melihat berbagai hiburan, ayolah bergegas, selepas upacara pernikahan, acara hiburan akan dibuka." ajak temannya.

Mereka pun membubarkan diri, ikut bergerak di belakang iringan kereta pengantin dengan tujuan alun-alun kota kerajaan dimana akan diadakan berbagai atraksi dan hiburan merayakan pernikahan meriah Jendral Manik dengan Putri Perdana Menteri, sekaligus keponakan Raja Qinrar.

Raja sendiri hanya memiliki seorang putra, yaitu Pangeran Duna, putra mahkota berusia 14 tahun yang saat ini sedang di gembleng menjadi prajurit tangguh oleh Jendral Manik.

*****

Rombongan jendral Manik tiba dan disambut langsung oleh Yang Mulia Raja Qinrar sebagai wali nikah dari Putri Perdana Menteri.

Acara pernikahan pun berlangsung khidmat dan kakek Boru menjadi wali bagi Jendral Manik.

Nakki melihat ritual pernikahan dengan tatapan penuh kekaguman layaknya seorang anak kecil yang begitu terpesona dengan hiasan pengantin yang mewah dan semarak.

Nakki berkeliling menikmati berbagai hidangan yang disajikan, begitulah gadis cilik itu, sangat lugu dan sedikit memalukan. hihihi (suara author).

Usai menjadi wali nikah, kakek Boru pamit pada Jendral Manik, apalagi melihat Jendral Manik yang begitu sibuk menyambut tamu-tamu perdana Menteri sekaligus tamu kerajaan.

"Sering-seringlah berkunjung kakek." Pinta Jendral Manik.

"Mohon maaf karena kesibukan aku tidak pernah mengunjungi kakek sejak kakekku meninggal." Jendral Manik menyampaikan permohonan maaf.

"Tidak apa-apa Jendral, saya faham begitu banyak kesibukan Jendral mendampingi raja ataupun melaksanakan tugas-tugas dari Kerajaan." balas Kakek Boru

"Kakek doakan, Nak Jendral selalu kuat dan teguh menjalankan berbagai kegiatan Kerajaan dan turut memberi sumbang sih bagi Kerajaan kita." tambah kakek lagi

"Terimakasih kakek, dukungan kakek tentu sangat berarti, bagaimanapun beberapa perwira tua yang berpengaruh, banyak memberi dukungan kepadaku karena mengingat persahabatan kakekku dan kakek Boru di masa lalu." sang Jendral merendah.

Tentu saja nak, Jendral muda seperti mu yang berdedikasi tinggi patut mendapatkan dukungan dari kami, baik mantan prajurit maupun prajurit yang masih muda-muda.

Baiklah nak, kakek pamit dulu, kakek selalu berdoa untuk kebaikan mu. Kakek Boru undur diri, Jendral Manik menatap kepergian kakek Boru dengan perasaan sedih, entah mengapa pertemuan kali ini terasa bagitu dalam, meskipun hanya sahabat kakeknya, di masa lalu kakek Boru juga banyak memberi bimbingan padanya.

Tiba-tiba Jendral Manik teringat sebuah kotak pesan kakeknya, yang hanya boleh dibuka saat kakeknya telah meninggal, kotak itu telah disimpannya cukup lama di suatu tempat, sejak beberapa tahun lalu setelah kakeknya dimakamkan.

Dirinya lupa membuka kotak itu karena kesibukan sebagai prajurit, kala itu Jendral Manik belum lagi diangkat sebagai Jendral.

Jendral Manik berjanji, ia akan segera membuka kotak itu nanti, ia yakin kotak itu ada kaitannya dengan kakek Boru, mengingat kakeknya sering mengucapkan nama kakek Boru menjelang akhir hayatnya.

Jendral, anda diundang Yang Mulia Raja ke kursi perjamuan nya, silahkan. Seorang pelayan menghampiri Jendral Manik dengan sikap membungkuk hormat.

Baiklah, aku akan kesana. Jendral Manik melangkah gagah sambil membalas senyum beberapa tamu yang menyapanya.

Baru beberapa langkah, seseorang melintas dan menabrak Jendral Manik, dengan sigap Jendral Manik meraih tubuh kecil yang nyaris terjatuh karena menubruk tubuh besarnya.

Hai adik kecil, Berhati-hatilah. Ujarnya, wajah keduanya saling tatap dan gadis kecil itu cukup membelalakkan mata, tidak menyangka mereka bertemu lagi.

Anda, Tuan Jendral. mohon maafkan keteledoran hamba hingga tidak sengaja menabrak tuan. Segera membungkukkan badan dan tuturnya penuh hormat. Gadis kecil itu, Nakki menyadari siapa yang ada di depannya, selain itu mereka berada di tengah ruangan pesta yang dipenuhi tamu kehormatan kerajaan.

Jendral Nakki mengangkat alisnya dan tersenyum tipis, gadis ini rupanya cukup pandai menempatkan diri.

Apa kau kesulitan menemukan orangtuamu adik kecil? Jendral Manik memperhatikan sekelilingnya, tidak tampak orang tua yang menghampiri mereka.

Pelayan, kemarilah. Panggil Jendral Manik, seorang pelayan segera berjalan tergopoh-gopoh menghampiri.

Siap Jendral. Wanita itu menunduk hormat, hatinya girang hari ini mendapat kesempatan bisa bertegur sapa dengan Jendral Nakki yang dipuja banyak wanita, Teman-temannya akan iri, kalau ia bercerita nanti.

Tolong bantu adik ini menemukan orangtuanya. Perintahnya.

Siap Jendral, mari dik.

Baiklah, Terima kasih bantuannya, dan kau adik kecil, carilah orang tuamu, jangan bermain terlalu jauh. Jendral Manik menatap penuh arti, mengingat kelakuannya yang memanjat pohon dirumahnya, Jendral Manik menduga, keluarga gadis ini tentulah salah satu tamu undangannya.

Terimakasih Jendral. Nakki sekali lagi membungkuk hormat.

Mari kak. Nakki mengikuti pelayan tersebut sementara Jendral Manik melanjutkan langkahnya, sesaat ujung matanya mengikuti arah langkah pelayan yang membawa Nakki, wajah gadis itu seakan familiar dimatanya, mengingatkan dirinya pada wajah seseorang.

Disini saja kak, Nakki berhenti, itu kakekku. Tunjuk Nakki pada seseorang yang berada tidak jauh dari tempat mereka. Setelah mereka keluar dari tempat pernikahan.

Pelayan mengikuti arah telunjuk Nakki.

Oh itu kakekmu. Ketika melihat seorang pria yang berdiri membelakangi mereka.

Baiklah dik, tugasku sudah selesai, pergilah ke kakekmu, lain kali jangan jauh-jauh dari keluargamu, kakak mau melanjutkan tugas yang lain. Ucap wanita muda tersebut.

Terimakasih kak sudah mengantarku. Nakki tersenyum ramah.

Selamat tinggal adik kecil.

Selamat tinggal kakak.

Nakki berlari kecil menghampiri kakeknya yang memang sedang kewalahan mencari cucu perempuannya tersebut.

Nakki... kau dari mana nak? kakek kira kau sudah keluar ke alun-alun untuk menonton pertunjukan. Kakeknya menatap cucu kesayangannya yang cukup agresif.

Ah kakek, aku mau kesana, tapi tentu aku menunggu kakek menemaniku, tadi aku mengambil beberapa hidangan, tapi sampai makanan ku habis, aku tidak menemukan kakek. Nakki pura-pura cemberut.

Ah cucuku, kakek sudah bilang kakek menemani pengantin pria, apa kau lupa tempat pengantin pria duduk? Kakek disana sejak tadi. Kakeknya merasa lucu dengan tingkah cucunya.

Nakki ingat kakek, tapi tempat ini sangat luas dan megah, aku berkeliling melihat-lihat, aku akan bosan hanya duduk bersama kakek di dekat pengantin, karena itu aku berjalan-jalan. Nakki memberi alasan.

Baiklah, sekarang kau sudah melihat semua? Nakki mengangguk sembari tersenyum.

Ayo kita ke alun-alun kalau begitu, kau boleh menonton pertunjukan sampai puas. Ajak kakeknya.

Hari ini Nakki bersama kakeknya berkeliling menonton berbagai atraksi.

Karena mereka tinggal di desa, hanya di waktu-waktu tertentu mereka bisa berkunjung ke kota kerajaan dan melihat keramaian.

Sesuatu hal yang luar biasa bagi Nakki melihat alun-alun yang di penuhi panggung dan tenda-tenda dengan banyak persembahan tarian, seni bela diri, atraksi manusia bahkan hewan berbahaya seperti ular, monyet, gajah dan harimau.

Selain itu, penjual berbagai kerajinan dan makanan juga berjejer sepanjang tepi alun-alun.

Tangan Kakek dan Nakki sudah penuh dengan kantong hiasan, mainan dan makanan yang dibelinya.

Hari ini kakek memanjakan Nakki dengan memenuhi semua keinginan cucu satu-satunya itu, cucu yang dipelihara sejak masih bayi, cucu yang belum lama merasakan kasih sayang kedua orang tua.

1
Mochika mochika
Luar biasa
Murni Dewita
👣
Lidoly Iloveyou
Lanjut
Fitriah
Tolong beri komentar yah? positif atau negatif, semuanya pasti membangun untuk lebih baik lagi menulis
Fitriah
Terimakasih banyak tak terhingga buat pembaca setia/Rose//Kiss/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!