Nara syrena putri, gadis yang memiliki paras cantik, memiliki sifat pendiam dan sopan. Nara masih duduk di bangku kelas 11, nara adalah seorang piatu, ibunya meninggal saat melahirkan dirinya, nara di besarkan oleh nenek dari ibunya, namun saat usianya 12 tahun ia harus tinggal di rumah ayahnya yang megah nan mewah itu. Nara sangat hobi memasak, bahkan ia hampir setiap hari membuat bekal untuk sahabatnya. Sebagai manusia yang normal tentu saja nara menyukai lelaki, ia sudah menaruh rasa pada laki-laki itu saat masih kelas 10, namun ia memendamnya sendiri bahkan sahabatnya tidak tahu mengenai itu. Nara lebih memilih mencintai dalam diam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Najwa sya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28
Nara di antar oleh juan sampai depan gedung saja, setelah itu nara pergi sendiri ke apartemennya, namun ia merasa seperti ada yang mengikutinya. Nara menoleh kebelakang sedikit tanpa menghentikan langkahnya, dan benar saja ia melihat seseorang dengan pakaian serba hitam walaupun tidak begitu jelas ia lihat.
Nara menekan tombol lift, ia sengaja menekan angka delapan guna untuk menjaga-jaga siapa tau orang itu ada niat jahat padanya. Benar saja orang itu tidak masuk kedalam lift ia hanya melihat ke lantai berapa nara pergi setelah itu ia menggunakan lift satu lagi untuk naik ke lantai delapan.
Sementara nara, setelah pintu lift terbuka ia segera berlari dari sana untuk bersembunyi, tak lama ia melihat orang dengan pakaian serba hitam itu keluar dari lift satunya.
“Dia siapa? Kenapa ngikutin aku?”gumam nara, ia masih mengintip kemana orang itu pergi.
Nara panik saat orang itu pergi ke arahnya, nara kebingungan sekarang ia tidak tau harus bersembunyi dimana, namun ia melihat seseorang yang hendak keluar dari salah satu apartemen, dengan cepat nara masuk ke dalam apartemen itu dan menarik si pemilik apartemen agar masuk kedalam. Nara menutup pintu dengan cepat sebelum orang itu melihat.
“Ihhh, eyke siapa? Kenapa tarik-tarik gue?”ucap penghuni apartemen itu, dia adalah seorang banci!.
“A-ku aku maaf bang kak, aduh aku lagi di kejar penjahat”ucap nara gugup sekaligus kaget saat melihat penampilan orang yang ada didepannya ini.
“Penjahat? Aww dimana?”pekik banci itu.
“Kakak tolongin aku ya, bentar aja sampe penjahat itu pergi, aku mohon”ucap nara memohon.
Melihat wajah nara yang seperti itu membuat banci itu luluh ia akhirnya memberi izin nara untuk disitu sampai penjahat yang dimaksud pergi.
“Oke deh, gue baik soalnya”ucap banci itu.
Tak lama bel apartemen itu berbunyi, membuat mereka berdua menatap satu sama lain.
“Kak tolongin, mungkin itu dia”ucap nara gemetar.
“Ihh eyke sebenarnya takut juga, gimana dong?”ucap banci itu dengan suara khas bencongnya.
Ting
Tong.
“Ih, dia ribut banget sih, yaudah deh eyke coba hadapi”ucap banci itu.
“Kamu sembunyi ke dalam dulu, biar eyke hadapi, siapa tau ganteng biat eyke goda”
Nara menurut ia segara masuk kedalam, setelah nara bersembunyi banci yang sering di sapa mami dian itu pergi membuka pintu, ia melihat dari bawah sampe atas penampilan orang di depannya penuh dengan pakaian serba hitam Ia tau didepannya ini laki-laki
“Eyke ada perlu apa?”tanya mami dian dengan nada centilnya sambil mencolek-colek wajah orang yang didepannya.
“Lo ada lihat gadis yang rambutnya sebatas punggung dan dia pakai jeans kulot sama kaos pink?”tanya orang di depannya. Sejujurnya ia kaget saat melihat pemilik apartemen ini adalah seorang banci.
“Ouh ada”jawab banci itu.
Nara yang mendengarnya kaget bukan main, tetapi ia mencoba untuk tetap santai.
“Dimana dia?”tanya laki-laki itu.
“Ih sudah pergi, tadi dia cuma antarkan i makanan. Soalnya dia jualan delivery”ucap mami dian.
“Sudah pergi?”gumam laki-laki itu.
“Bisa kasih tau alamatnya?”tanya laki-laki itu.
“Pergi aja ke jalan xxx terus belok kiri udah deh disitu rumahnya”ucap mami dian.
“Oke thanks”ucap laki-laki itu lalu pergi dari sana.
Sementara itu mami dian masuk kedalam, ia memanggil nara agar keluar dari persembunyiannya.
“Hey cantik dia sudah pergi”hcap mami dian.
Nara keluar dri persembunyiannya, “makasih kak, kalau gitu aku pulang dulu”pamit nara.
“Iya cepat-cepat gua mau pergi”ucap mami dian ia mendorong nara agar segera keluar dari apartemennya.
Nara menatap pintu apartemen yang sudah di tutup itu, ia mencoba menginggat suara lelaki tadi.
“Kayak suara arthur”gumam nara.
“Tapi nggak mungkin arthur kan? Dia masih di penjara”
“Apa jangan-jangan ayah membebaskan arthur?”
“Ya tuhan, semoga hal buruk tidak menimpaku lagi”
Nara menatap sekeliling yang sudah kelihatan sepi, ia segera pergi ke lift untuk kembali ke apartemennya, setelah itu ia menutup pintu apartemen dengan cepat karena takut orang itu datang lagi.
...----------------...
Keesokan paginya, seperti biasa nara menunggu juan di depan gedung apartemen.
Tin
Tin
Juan menghentikan motornya tepat dibdepan nara membuat gadis itu berdecak kesal karena sedikit kaget dengan ulah juan, sementara juan hanya tertawa.
“Tuh mata kenapa?”tanya juan ia dapat melihat kantong mata milik nara menghitam.
Nara memengang bawa matanya, “nanti aku cerita kita berangkat ke sekolah dulu”ucap nara lalu ia naik ke atas motor.
Mereka berdua pun pergi dari sana, setelah beberapa menit perjalan mereka sampai di parkiran sekolah.
Nara turun dari motor dan melepaskan helmnya begitu juga dengan juan. Nara bercermin di spion untuk menata rambutnya.
“Cepat cerita, kenapa bergadang semalam?”tanya juan dengan kedua tangan ia lipatkan di dada.
“Emang kelihatan ya kalau aku bergadang?”tanya nara menatap juan.
“Kelihatan nara, lo udah tau kalau bergadang sehari aja kantung mata lo bisa hitam malah bergadang!, ngapain sih?””seru juan.
Nara menatap sekeliling, lalu ia menatap juan.
“Kamu ingat nggak orang yang di kejar araz tadi malam di taman kota?”tanya nara pelan.
“Ingat, kenapa?”
“Selepas kamu antarkan aku pulang, ada yang ngikutin aku! Dia sama persis dengan yang di kejar araz, bajunya serba hitam pakai masker lagi.”ucap nara membuat juan menatapnya tak percaya.
“Terus lo nggak papa kan?”tanya juan khawatir.
“Aku nggak papa, tapi karna aku tau dia ngikutin aku, aku akalin dia dengan pergi ke lantai delapan, dia juga masih ngikutin aku dengan lift satunya, aku sembunyi dong karena takut, dan parahnya lagi dia ketuk satu persatu pintu apartemen yang ada buat cariin aku. karena aku lihat dia jalan ke arah lorong aku sembunyi aku panik, untuk ada penghuni apartemen dekat aku keluar dengan cepat aku sembunyi di dalam apart dia, untung dia mau bantu aku ju”jelas nara semakin membuat juan mengepalkan tangannya.
“Berarti lo harus hati-hati, ra.”sahut leo yang entah kapan sudah ada di situ.
Suara leo membuat nara dan juan sedikit kaget, pasalnya mereka tidak tau leo sudah dari kapan disitu.
“Yang nolongin lo cewek atau cowok?”tanya juan.
“Pria”jawab nara.
“HAH?”pekik leo dan juan
“Tapi dia bencong”sambung ara.
“WHATT?!!”pekik leo dan juan lagi mereka saling tatap satu sama lain.
“Dia banci ra?”tanya leo tak percaya.
“Iya,”jawa nara.
“Oh alhamdulillah deh dia nggak selera sama lo berarti”ucap leo di angguki oleh juan.
“Kenapa kak?”heran nara.
“Nggak, enggak ada”ucap leo cepat.
“Udah ya, mulai sekarang kemana pun lo mau pergi kabari gua jangan sendiri ya?”ucap juan lembut.
“Iya, kalau gitu aku masuk kelas dulu”pamit nara.
Leo dan kenzo juga pergi darisana menuju kelas mereka. Tentu saja mereka berlima ini beda kelas, araz, kenzo, dan naren berada satu kelas, sementara juan dan leo mereka sekelas yang berbeda dengan mereka bertiga.
...----------------...
ada event tertentu plus juga kita akan belajar bareng bersama mentor senior ya. Caranya mudah hanya wajib Follow akun saya sebagai pemilik Gc Bcm supaya bs aku undang ya. Terima kasih.
berharap Nara Arthur.... sayang sodara
ga sabar liat reaksi nara