Rafka william Adijaya. seorang CEO yang berstatus duda, sedang membawa anaknya jalan-jalan di sebuah taman bermain. Namun, karena ia sedang mengangkat telpon tidak sadar anaknya menghilang.
Karin Dewanti. seorang gadis yang sedang mengantri membeli minuman, ia tak sengaja melihat dua anak sedang menyeberang dan ada mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi . Karin yang khawatir langsung berlari dan akhirnya ..
sreeett ... bruukk..
"ssshhh, aww." desisnya.
"kalian tidak apa-apa? apa ada yang terluka? apa ada yang sakit?" cecarnya .
hwaa.. hwaa.. hikss.. Daddy..
akankah Rafka menemukan anak kembarnya ?
yuk, ikuti terus ceritanya sampai habis :)
HAPPY READING ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28
Suara adzan subuh membangunkan seorang Karin yang sedang duduk dengan pria yang ada di atas pahanya. kakinya terasa pegal karena posisinya tak berubah sejak mereka mengobrol, Karin menggeliatkan tubuhnya membuat pria yang ada di pangkuannya melenguh dengan suara serak khas bangun tidur.
"Eunghh.. kenapa kau bergerak? aku masih mengantuk" ucapnya tanpa membuka kedua matanya.
"bangunlah, ini sudah subuh tuan." jawab Karin dengan menepuk pelan pipi Rafka yang masih tidur di pangkuannya.
bukannya bangun Rafka malah membalikkan badannya serta wajahnya menghadap perut Karin, lalu ia memeluknya dengan erat.
tubuh Karin menegang merasakan ada gelenyar aneh di tubuhnya, dia mengusap tengkuknya merasa Merinding sendiri.
"tuan, menyingkirlah dulu. kau membuat kakiku tambah pegal jika aku terus di posisi seperti ini, kau enak tidur di pangkuan ku sedangkan aku tertidur sambil duduk, punggungku sampai sakit ini." gerutu Karin.
"iya-iya ini aku bangun sayang." ucap Rafka.
Rafka langsung bangun mendudukkan tubuhnya sambil menggeliatkan tubuhnya.
"tuan tolong bantu aku berdiri, rasanya punggungku sakit dan juga kakiku keram."
"dengan satu syarat ! aku akan menolongmu jika kau berhenti memanggilku dengan sebutan tuan, kita kan sudah sepakat semalam. apa kau lupa?"
'Astagfirullah, aku kira mimpi ternyata itu nyata' Karin membatin.
"emm, i-ya m-as maaf mungkin belum terbiasa, bisa bantu tolong aku m-as?" tanya Karin gugup.
senyuman terukir sempurna di wajah Rafka mendengar panggilan spesial dari Karin, ia lantas berdiri membantu Karin untuk bangkit dari duduknya.
"harus di biasakan ya mulai saat ini, kenapa kamu memilih memanggilku dengan sebutan mas?" tanya Rafka.
"kan mas Rafka sudah tua, jadi aku panggil mas." jawab Karin dengan polosnya.
mulut Rafka menganga lebar mendengar penuturan Karin yang sangat amat menyebalkan di dengar oleh telinga Rafka.
"kau bilang aku sudah tua?" ucapnya kesal.
Karin mengerutkan dahinya bingung.
'apa aku salah bicara? kenapa dia terlihat kesal? ' batin Karin bingung.
"mas Rafka memang sudah tua, tapi mas Rafka tetap ganteng gak keliatan tua nya." jawab Karin yang tak sadar kalau dirinya sudah memuji Rafka.
wajah Rafka memerah saat Karin memuji ketampanannya.
"jadi kau mengakui aku tampan." Rafka memastikan ucapan Karin.
Karin mengangguk sebagai tanda jawabannya.
'eh , tunggu dulu? apa tadi aku bilang dia tampan? aduh ini mulut kenapa remnya blong begini sih' batin Karin yang sadar akan apa yang telah ia ucapkan.
Karin meremas ujung bajunya, dia malu karena telah mengakui kalau Rafka itu tampan. Rafka yang mendapat pengakuan Karin jadi mesam-mesem sendiri, Karin yang melihat ekspresi Rafka yang seperti ABG baru pertama jatuh cinta menjadi geli sendiri.
'ternyata dia mengakui kalau aku ini tampan, ya ampun, ya ampun aku bahagia sekali.
' batin Rafka senang.
'aduh itu mas Rafka kenapa senyumnya kayak gitu, iiihhh kok jadi ngeri sendiri' batin Karin bergidik ngeri.
"kenapa mas Rafka senyum-senyum terus, nanti bekas senyumnya jadi keriput loh" ucap Karin polos.
Rafka yang tadinya sudah bahagia mendengar pujian dari Karin sehingga dia pun tersenyum terus, tapi sekarang ia dibuat kembali kesal dengan ucapan Karin.
"hiih menyebalkan" ucap Rafka cemberut.
"kok sekarang jadi cemberut, nanti gantengnya ilang loh kalau cemberut kayak gitu. katanya mau memulai hubungan baru? tapi kenapa sekarang yang harusnya diawali dengan hal baik malah sebaliknya? kalau begitu aku batalin aja kesepakatan nya" Rajuk Karin.
Rafka yang tadinya kesal malah di buat kelabakan dengan Karin yang merajuk, awalnya dia memang ingin tahu kenapa Karin memilih memanggil mas daripada panggilan yang lainnya, tapi kenapa malah begini pikirnya.
"tidak, tidak sayang. jangan seperti itu dong aku hanya kesal di sebut tua, karena umurku baru kepala tiga jadi belum tua tua amat sayang, sudah ya jangan merajuk lagi, nanti kamu ikutan tua loh" bujuk Rafka.
Karin terkekeh mendengar alasan kenapa dia kesal.
"ya sudah awas, aku mau sholat subuh dulu." Karin mengusir Rafka.
"jangan lupa sayang, ini kamarku kau tidak bisa mengusirku."
"aku tidak mengusir mu, aku hanya ingin kau bergeser karena menghalangi jalanku."
Karin menggeser tubuh Rafka ke samping kiri, dia mengayunkan kakinya melangkah keluar menuju lantai satu dimana Raisa tidur. Karin juga harus membangunkan Kiki yang tidur dengan Zidan karena harus sekolah, tapi dia seperti melupakan sesuatu hingga akhirnya dia memutar kembali tubuhnya berjalan ke kamar Rafka.
tok .. tok ..
ceklek.
"ada apa sayang?" tanya Rafka.
Karin selalu tersipu mendengar kalimat sayang dari Rafka.
"aku mau pinjam mukena, ada tidak?" pinta Karin.
"ada di lemari kamar tamu sayang, kau tinggal buka saja."
"terimakasih"
sebelum Karin berbalik, Rafka menahan tangan Karin.
"ada apa lagi? aku mau sholat subuh dulu, jika mas Rafka ingin bicara nanti saja setelah sholat ya." ucap Karin.
"aku lupa minta morning k*ss padamu, kan kita sudah berpacaran."
Karin memelototkan matanya lebar, dia memang tidak pernah menjalin hubungan dekat dengan lawan jenis tapi dia tau apa artinya morning k*ss, karena dia sering melihatnya di Drakor.
"awas jangan macam-macam !! atau aku akan membatalkan kesepakatan ini." ancam Karin.
Rafka langsung melepaskan tangan Karin.
"ti-dak, tidak jadi sayang, sekarang kau pergilah aku tidak akan melarang mu." ucap Rafka gelagapan.
'gak papa gak dapet morning k*ss, yang penting Karin gak ngebatalin kesepakatan ini, bisa berabe entar' batin Rafka.
akhirnya Karin pun pergi dari kamar Rafka menuju kamar tamu, lalu ia mengerjakan ritual sholat Subuh nya. Rafka pun melakukan hal yang sama.
***
Di sisi lain Reza tengah senyum-senyum sendiri, dia bahagia karena bisa bertemu lagi dengan Raisa. Reza menggulingkan badannya ke kiri dan ke kanan, sejak bertemu Raisa di lantai bawah dia memang tidak bisa tidur kembali, yang tadinya ingin mengambil Ari minum pun dia jadi melupakannya.
saat mendengar suara adzan subuh dia baru sadar dari kegilaannya.
"astaga !! udah subuh aja, aku sampai lupa waktu karena terus memikirkan Raisa." gumam Reza menepuk keningnya lalu tersenyum.
"aku harus mandi dandan yang rapi dan juga wangi, Raisa pasti terpesona liat aku yang tampan." ucapnya penuh semangat.
mungkin penyakit gilanya kambuh. hehe
Reza bergegas masuk ke kamari mandi dan melaksanakan ibadah sholat subuh nya.
jangan lupa pepet erus rafka jangan kasih kendor....