Irie Bliss, seorang wanita ceria yang terlilit hutang karena kelakuan ibu dan mantan pacarnya. Dia terpaksa mengikuti sebuah audisi menyanyi dan berharap bisa memenangkan juara 1 yang biasanya berhadiah uang tunai 10 JT dan 1unit mobil yang akan dia jual jika menang. Namun, audisi yang Irie ikuti rupanya audisi mencari menantu yang diadakan oleh seorang wanita tua, dan malangnya lagi, Irie memenangkan hati wanita tua tersebut sehingga dia dipaksa menikahi anaknya yang seorang duda kaya raya bernama Arky Vernandez, sesuai janji.
~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°
✨ MOHON DUKUNGANNYA ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Married Via Audition : BAB 23
MENJAGA PANDANGAN
Keadaan yang kotor, Irie berjalan sedikit pincang karena tendangan Alina begitu kuat mengenai tulang kakinya. Tanpa sengaja Puput melihat Irie berjalan pincang pun menghampiri nya dengan khawatir.
“Ada apa Nyonya?” tanya wanita gemuk itu begitu tulus.
Irie tersenyum peluh sambil menggeleng agar Puput tak perlu mengkhawatirkannya.
“Aku baik-baik saja, hanya tersandung kaki meja!” kebohongan yang terlihat jelas, apalagi keadaan pakaian Irie kotor seperti terkena tumpahan makanan.
“Pasti kelakuan nona Alina.” Tebak wanita itu sedih dan ikut kesal sendiri dengan perilaku Alina yang semakin hari semakin kurang ajar.
“Apa perlu aku adukan ke Nyonya Jolie? Atau tuan— ”
“Tidak usah! Ini urusan ku dengan Alina. Jangan khawatir, aku baik-baik saja. Sebentar lagi gadis itu akan berubah, percayalah!” jelas Irie penuh keyakinan. Melihat kesabaran Irie sungguh membuat Puput salut.
“Anda benar-benar wanita yang baik dan sabar. Semoga keberuntungan selalu berpihak kepadamu.” Irie tersenyum lebar mendengar ada seseorang yang masih menyemangatinya.
...***...
Menjelang malam, saatnya pulang dari pekerjaan. Perusahaan Vernandez tidak membuka jam kerja hingga tengah malam kecuali lembur saja. Seperti biasanya, para karyawan akan menyapanya <
“Bos Arky!!!” panggil seorang pria berlari menghentikan langkah Arky yang hampir saja sampai ke pintu. Mendengar namanya dipanggil tentu saja dia menoleh.
Rupanya Ken— mantan kekasih Irie.
Sambil tersenyum serta menyapanya, Ken sangat berbeda saat menghadap ke bosnya dan di luar perusahaan.
“Maaf bos! Ada pertanyaan yang ingin saya tanyakan sejak tadi.” Kata Ken sedikit gugup. Meski dia bertubuh gagah namun dia sadar bahwa bosnya lebih menawan meski umurnya sudah mencapai kepala tiga.
“Katakan.”
“Begini... Aku dan yang lain sempat bermain dan aku kalah, jadi tantangannya adalah— aku harus bertanya nama istri Anda yang baru! Tolong jangan salah paham bos, ini hanya pertanyaan biasa, sungguh.” Jelas Ken membuat Arky menatapnya lekat dan tegas.
“Kau tahu tantangan dan pertanyaan mu itu sangat konyol?” suaranya terdengar dingin dan santai namun berhasil membuat Ken menelan ludah.
“Katakan kepada mereka untuk berhenti bersikap kekanak-kanakan. Ini adalah kantor bukan tempat untuk bermain.” Lanjutnya lagi lalu pergi meninggalkan Ken tanpa memberi tahu nama istri barunya.
Rencana Ken gagal dan sangat membuatnya geram. “Dia benar-benar angkuh. Jika saja kau bukan bos ku... Maka sudah ku habisi saat ini juga.” Umpat Ken sangat kesal dengan sikap Arky.
.
.
.
Kembali ke kediaman Vernandez. Setengah hari di rumah tanpa memakan sesuatu, kini perut Alina keroncong, cacing di dalamnya sudah tidak betah dan ingin memakan sesuatu.
“Ck. Satu hari saja berpuasa, apa kalian tidak bisa?” kesalnya memarahi perutnya sendiri.
Mau tidak mau, Alina mencoba keluar kamar mengamati keadaan sekitar, lalu mengendap-endap menuju ke tangga. Matanya menyorot ke pintu kamar ayahnya, berharap Irie tidak keluar mendadak ataupun melihatnya.
Sebuah aroma lezat nan wangi makanan tercium di hidung Alina sehingga perutnya bertambah lapar. “Aku harus bagaimana? Aku tidak mau bersama wanita itu.” Gumamnya meratapi nasibnya sampai tanpa sengaja Puput melewati tangga dan hendak menuju dapur.
Senyuman Akina terlukis indah. “Sssttt!!!! Sssttt!!!” panggilannya kepada Puput yang langsung berhenti dan menoleh dengan bibir kerucutnya serta tatapan kagetnya melihat nona mudanya ada di tengah tangga.
Alina mengayunkan tangannya dan menyuruh Puput untuk mendekat ke arahnya.
“Ada sesuatu Nona?”
“Ambilkan aku makanan, aku sangat lapar. Cepat!” pintanya tanpa sopan.
Puput mengangkat jari telunjuknya tepat sejajar dengan wajahnya, lalu menggeleng tak setuju dengan berani. “Tidak bisa Nona.”
“Whaattt!!!” hampir saja dia berteriak kaget namun untungnya Alina bisa mengendalikan nya.
“Sesuai perintah dari Nyonya Jolie, saya tidak boleh membantu anda sedikitpun. Jadi... Jika mau silahkan pergi ke ruang makan karena hidangan sudah tersedia!” jelasnya penuh senyuman.
Alina tak menyangka neneknya akan setega itu. Puput pegi begitu saja tanpa memikirkan Alina yang kelaparan. Meski begitu, gadis itu memilih pergi ke kamarnya lagi dengan raut wajah kesalnya. “Aku tidak peduli meski aku mati. Aku bisa meminta teman priaku mengantarkan makanan untukku!” ucapnya seraya tersenyum.
Tak berselang lama, Arky pulang dari kantornya. Melihat hidangan yang sudah tersusun rapi di atas meja membuatnya lapar.
“Kau sudah pulang?! Makanlah dulu, aku sudah menyiapkannya!” sambut Irie layaknya seorang istri. Arky mencoba bersikap biasa, meski dia merasa aneh ketika menatap Irie. padahal mereka masih tinggal bersama seminggu kurang. -‘Mungkin ini efek melajang mu selama lima tahun, Arky.’ Batinnya positif thinking.
memang itu benar, mungkin saja hanya efek melajang nya. Apalagi selama kepergian Saffron, Arky sama sekali tidak menyentuh wanita manapun meski banyak sekali yang ingin bersamanya bahkan terang-terangan melamarnya di tempat kerjanya— seperti para klien wanita.
Pria itu menatap ke arah lantai dua. Tidak ada tanda-tanda putrinya keluar.
“Aku akan berusaha...” tanpa bertanya pun Irie sudah mengatakannya dengan tekad hingga mencuri perhatian Arky yang saat ini berbalik menatapnya.
Tak ingin berdebat lagi, pria itu memilih masuk ke dalam kamar untuk menyegarkan dirinya sebelum makan malam. Irie mencoba berjalan ke arah kursinya dengan perlahan, untungnya saja kakinya tak terlalu parah sakitnya. Hanya sakit biasa, toh dia masih bisa berjalan.
...***...
“Tuan Pildo! Wanita yang kau suruh mencari identitasnya ternyata dia baru saja menikah dengan seorang pengusaha bernama Arky Vernandez, Tuan.” Jelas seorang pria culun dengan IQ tinggi. Sebut saja dia hacker.
“Arky Vernandez? Pria itu rupanya!” senyuman lebar hingga tawa kecil mulai terdengar. Dia mengenal Arky beserta umurnya, dan setelah mendengar berita tersebut, tentu saja pria tua bernama Pildo itu tertawa.
“Gadis nakal yang suka dengan pria berumur!” gumamnya tersenyum penuh kelicikan.
[“Bagaimana Puput? Apa ada perkembangan di rumah itu?”] Jolie yang tak bisa tidur walaupun dia berada jauh dari anak dan cucunya, merasa tak tenang sampai dia mendapatkan kabar baiknya.
[“Belum Nyonya, bahkan.... Nona Alina semakin keterlaluan kepada nyonya Irie. ”] Puput tak bisa lagi diam dan memilih menceritakannya karena dia tak enak jika harus menutupi sesuatu kepada nyonya besarnya itu.
Mendengar kabar tersebut, Jolie hanya bisa membuang napas panjang. [“Bagaimana dengan Arky? Dia masih bersikap dingin?”]
[“Sudah dua hari Tuan Arky mau makan di meja makan bersama nyonya Irie! Walaupun tanpa nona Alina. Tapi sepertinya tuan Arky akan luluh! ”] Jolie tersenyum tipis mendengar nya.
Dia juga memiliki firasat yang sama. Kini dia tak perlu khawatir lagi setelah mendengar kabar soal putra angkuhnya itu yang akhirnya mau makan bersama di meja makan.
[“Kau pantau terus mereka, sampai keduanya berhasil mencair. Mengerti!”] pinta wanita tua itu kepada sang asisten setianya— Puput.