NovelToon NovelToon
Mantan Kekasihku, Pemilik Putraku

Mantan Kekasihku, Pemilik Putraku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Lari Saat Hamil / Berbaikan
Popularitas:46.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nagita Putri

"Bisakah kita segera menikah? Aku hamil." ucap Shea Marlove dengan kegugupan ia berusaha mengatakan hal itu.
Tak ada suara selain hembusan nafas, sampai akhirnya pria itu berani berucap.
"Jangan lahirkan bayinya, lagipula kita masih muda. Aku cukup mencintaimu tanpa perlu hadirnya bayi dalam kehidupan kita. Besok aku temani ke rumah sakit, lalu buang saja bayinya." balas pria dengan nama Aslan Maverick itu.
Seketika itu juga tangan Shea terkepal, bahkan jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelum ia gugup mengatakan soal kehamilannya.
"Bajingan kau Aslan! Ini bayi kita, calon Anak kita!" tegas Shea.
"Ya, tapi aku hanya cukup kau dalam hidupku bukan bayi!" ucapnya. Shea melangkah mundur, ia menjauh dari Aslan.
Mungkin jika ia tak bertemu dengan Aslan maka ia akan baik-baik saja, sayangnya takdir hidupnya cukup jahat. ......

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nagita Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 28

_______

Langkah Shea terhenti, ia masih menggendong Sean.

Tangan mungil Sean baru saja menarik baju Shea dengan pelan, seolah Sean ingin mengatakan sesuatu pada Shea.

“Ada apa sayang?” tanya Shea.

“Mommy, tadi ada seorang pria dewasa memberikanku uang usai membuatku jatuh ke lantai. Ia sama sekali tak meminta maaf padaku, dia bahkan tampak kasar berucap dengan seorang Anak kecil sepertiku Mom.” ucap Sean terdengar mengadu pada Shea.

“Pria dewasa?” tanya Shea mengernyitkan dahinya.

Shea menatap selembar $100 dengan heran.

“Dimana dia, Sean?” tanya Shea.

“Entahlah, aku rasa dia sudah pergi Mom.” ucap Sean.

Shea membiarkan Sean memegang uang itu.

“Ya sudah lupakan saja, mungkin dia hanya tak sengaja saja. Maafkan tentangnya, jika kelak Mommy bertemu dengan orang itu maka Mommy akan memarahinya karena memperlakukan Anak Mommy dengan tak sopan.” ucap Shea.

Sean mengangguk kecil membuat Shea mengecup lembut pipi Sean.

“Bolehkah aku menyimpan uang ini?” tanya Sean meminta izin.

“Hmm simpanlah sayang.” ucap Shea seraya kembali melangkahkan kakinya ke arah ruangan Matthew dirawat.

Sesampainya disana, tampak Jane duduk dengan tatapan yang terlihat lelah.

“Jane.” ucap Shea.

Jane mengangkat kepalanya saat mendengar suara Shea.

“Ya Shea?” balas Jane.

“Ada apa? Apa kau ada masalah?” tanya Shea.

Jane mengangguk, ia selalu terbuka dengan Shea. Jadi apapun masalahnya, Jane selalu mengatakannya pada Shea.

“Hanya ada beberapa masalah di kantor, aku…”

Shea tersenyum sebelum Jane menyelesaikan ucapannya.

“Jadi kau ingin mengurus pekerjaanmu begitu? Ya sudah Jane, tak masalah. Tinggalkan saja aku dan Sean disini. Maaf jika aku sudah merepotkanmu.” ucap Shea merasa bersalah.

Jane menggeleng pelan, ayolah Jane sudah menganggap Shea seperti saudaranya sendiri.

“Shea, jika aku pergi bagaimana dengan Sean? Jika kau disini menjaga Matthew maka…”

“Aunty, aku sudah cukup besar. Aku tak akan merepotkan Mommy. Percayalah, aku akan menjaga Mommy disini.” ucap Sean membuat Jane langsung tersenyum gemas.

“Baiklah, baiklah Anak pintar. Kalau begitu kau harus benar-benar menjaga Mommy mu dengan baik. Okey?” ucap Jane.

Sean mengangguk.

“Okey Aunty.” balas Sean.

Jane kecup kening Sean dengan gemas.

“Shea, aku pergi dulu.” ucap Jane.

“Ya,hati-hati Jane.” ucap Shea.

Jane pergi setelahnya.

Shea membawa Sean duduk ke sofa.

“Nanti malam, Sean mau makan apa sayang?” tanya Shea.

“Apapun, aku bukan pemilih soal makanan Mom.” ucap Sean.

“Baiklah, Mommy akan memesan secara online untuk kita berdua makan.” ucap Shea.

Sean mengangguk, setelahnya ia menatap wajah Shea.

“Mom, apa kita akan menginap disini untuk menjaga Daddy?” tanya Sean.

Shea membelai pipi Sean dengan lembut, sudah sangat jelas kalau itu tak mungkin.

“Sepertinya tidak sayang, Mommy akan membawamu ke Apartemen yang Daddy dan Mommy tempati disini.” ucap Shea.

Sejenak Shea berpikir mengenai Aslan, ah tidak. Mungkin Shea harus mencari tempat lain selain Apartemen itu lagi.

Sean hanya mengangguk seolah ia mengerti ucapan Shea.

***

Di sisi lain.

Aslan melihat berkas yang Aron serahkan padanya, kini keberadaan Aslan tengah duduk di Perusahaannya.

“Apa maksud berkas sialan ini Aron? Bukankah kau mengatakan bahwa bukan Shea yang mengkonsumsi obat itu?” tanya Aslan marah.

Aron menunduk takut, informasi itu cukup salah buat Aron. Aron hanya tak teliti waktu itu. Sepertinya Matthew sudah memperkirakan bahwa seseorang akan mencari tahu segalanya hingga membuat Matthew mengatasnamakan pasien yang pernah di rawat di sebuah rumah sakit kejiwaan itu adalah dirinya bukan Shea.

“Apa maksudnya Shea pernah mengalami depresi hingga dirawat? Apa…”

“Maaf Tuan, yang jadi masalahnya adalah obat yang Nyonya Shea konsumsi. Saya mencari tahu kandungan obat itu, ada zat nark*ba di dalamnya Tuan.” ucap Aron.

Aslan mengepalkan tangannya mendengar ucapan Aron.

Seluruh berkas di tangan Aslan jatuh ke lantai hingga berserakan.

“Sialan?! Kalau begitu dapatkan siapa yang memberikan Shea resep obat itu!” ucap Aslan.

Aron memberanikan diri mengangkat wajahnya.

“Obat itu memang resep yang pas buat penderita depresi hanya saja pilnya sudah diganti, untuk saat ini orang yang paling bisa dicurigai adalah Matthew. Apa yang harus saya lakukan, Tuan? Kalau Nyonya Shea terus mengonsumsi obat yang sama, maka bisa jadi fungsi otak Nyonya Shea akan rusak.” ucap Aron.

Rahang Aslan mengeras mendengar ucapan Aron.

“Tidak! Aku tak akan membiarkan hal itu terjadi! Malam ini, ayo dapatkan Shea. Aku akan mengatakan segalanya pada Shea karena Shea harus tahu segalanya.” ucap Aslan.

Aron mengangguk patuh.

“Baik Tuan.” balas Aron.

Tak lama pintu terbuka, Aron terlihat memungut semua berkas di lantai itu. Ada Yumna yang melangkah masuk bersama Flora.

“Aslan, ayo kita bicara.” ajak Yumna.

Aslan menatap wajah Mommy nya lalu sebentar menatap ke arah Flora.

“Aku sibuk, sangat sibuk.” ucap Aslan.

Aslan bersiap pergi, namun ucapan Yumna membuat Aslan menghentikan langkahnya.

“Menikahlah dengan Flora, Mommy mau…”

“Itu tak akan pernah terjadi, aku harap Mommy sadar dan berhenti memberikan harapan padanya! Sampai kapanpun, aku hanya akan tetap memperjuangkan apa yang ingin aku dapatkan. Jadi berhenti mengganggu kehidupanku, kecuali kalau Mommy mau aku pergi dari hidup Mommy!” ucap Aslan.

Yumna menahan tangan Aslan.

“Wanita itu lagi ya? Sampai kapan kau terus seperti ini Aslan? Mommy sudah mengatakan agar kau…”

“CUKUP MOM!” Bentak Aslan.

Aslan memberikan tatapan penuh amarah.

“Mulai hari ini aku akan berhenti dari Perusahaan!” lanjut Aslan, setelah mengatakan hal itu Aslan langsung pergi.

Aron juga menyusul Aslan bersama berkas di tangannya.

Yumna yang melihat tingkah Aslan malah semakin membenci Shea.

‘Selalu saja wanita itu yang terutama buat Aslan, aku benar-benar semakin membencinya.’ ucap Yumna membatin.

***

Di mobil.

Aslan memilih diam tak berucap sampai sebuah ingatan tentang Anak kecil terlintas dalam pikiran Aslan.

“Anak laki-laki itu.” gumam Aslan.

Aron yang tengah mengemudi langsung menatap ke arah kaca mobil memperhatikan Aslan memangku wajahnya, gumaman Aslan terdengar oleh telinga Aron.

“Apa Tuan memikirkan tentang Anak laki-laki yang tak sengaja bertabrakan dengan Tuan saat di rumah sakit itu?” tanya Aron.

“Hmmm.” balas Aslan.

Aron tersenyum kecil.

“Wajahnya sungguh tampan, dia seperti Tuan. Tatapannya juga dingin dan matanya, benar-benar seperti Tuan.” ucap Aron.

“Apa kau merasa hal yang sama? Memang lucu, tapi aneh saja kenapa harus mirip denganku. Aku tak memiliki Anak dimanapun dan aku tak akan memilikinya.” ucap Aslan.

Aron memilih diam, selama ini Aslan tak menyukai Anak kecil dan Aron tahu tentang itu.

Bahkan tak ada Anak kecil yang mau berdekatan dengan Aslan. Pernah sekali Aron melihat Aslan membuat Anak kecil menangis hanya karena tatapan menakutkan milik Aslan.

Sebenarnya cukup berani Anak sekecil Sean berucap dengan wajah dingin seperti tadi, Aron mengakui bahwa Anak di rumah sakit itu punya nyali yang besar menghadapi Aslan.

Ah kepala Aslan terasa sakit jika memikirkan tentang Anak kecil itu, ia kembali memusatkan pikirannya pada Shea.

“Aron, cepat cari tahu dimana keberadaan Shea malam ini juga. Aku mau bertemu dengannya, tentang suaminya akan kupikirkan nanti.” ucap Aslan.

“Baik Tuan, saya mengerti.” ucap Aron.

***

Malam itu.

Aslan mendapatkan pesan dari Aron bahwa lokasi Shea saat ini berada di sebuah hotel, lokasinya tak jauh dari rumah sakit tempat Matthew dirawat.

Aslan tak banyak berpikir, ia langsung menuju ke lokasi keberadaan hotel itu.

Bagaimanapun Aslan akan membebaskan Shea dari belenggu obat yang membuat Shea perlahan akan hancur.

Aslan melangkah keluar dari mobilnya, tampaknya Aslan terburu-buru sampai dilihatnya Shea dengan dua paper bag di tangannya. Wanita itu terlihat ingin masuk ke hotel.

Shea terkejut, saat tangannya dicekal seseorang cukup kuat. Shea menoleh menemukan Aslan.

“Ayo kita bicara Shea, ada hal penting yang harus aku katakan padamu.” ucap Aslan.

Shea benar-benar terkejut, bagaimana tidak? Di kamar hotel ada Sean yang sedang menunggu Shea, bagaimana kalau Aslan mengetahui tentang Sean? Tidak! Itu sangat tak boleh.

Shea menarik tangannya dari Aslan, memang keberadaan Sean di Los Angeles terlalu bahaya apalagi melihat tingkah Aslan yang selalu tiba-tiba muncul.

“Aslan, lepaskan aku! Tak ada yang perlu kita bicarakan lagi.” ucap Shea.

Aslan menggeleng dengan cepat.

“Tidak! Kita harus bicara Shea, malam ini juga!” tegas Aslan.

Shea terus menggeleng, ia bahkan berontak minta dilepaskan oleh Aslan.

Melawan Aslan dengan penolakan memang tak ada gunanya, Shea hanya bisa menghela nafasnya dengan pelan.

Tak mungkin Shea membuat Sean menunggu lama.

Akhirnya Shea memilih melemah, ia berhenti berontak.

“Okey Aslan, aku mau bicara denganmu tapi tidak sekarang.” ucap Shea.

“Tidak. Aku maunya sekarang.” balas Aslan.

“Kau mau bicara denganku atau tidak sama sekali? Aku akan mendengarkan ucapanmu tapi tidak sekarang, kita bicara nanti.” ucap Shea sekali lagi.

“Bagaimana aku bisa percaya pada ucapanmu? Bisa jadi kau membohongiku kan? Aku…”

Tiba-tiba Shea mengulurkan ponselnya pada Aslan.

“Berikan nomor ponselmu, aku akan menelponmu mungkin besok. Kita bicara besok, tapi aku tak punya waktu yang banyak.” ucap Shea.

Aslan langsung bersemangat. Aslan segera meraih ponsel Shea, ia masukan nomornya disana lalu ia menelponnya agar nomor Shea masuk ke ponselnya. Bagaimana Aslan tak senang, Shea memberikan ponselnya dengan suka rela pada Aslan.

Aslan mengukir senyum, ia bersumpah akan mengusik Shea setelah ini.

“Jika kau berbohong, maka jangan salahkan aku menculikmu Shea.” ucap Aslan.

Shea mengambil ponselnya dari tangan Aslan.

“Hmm, sekarang pergilah.” ucap Shea.

Aslan mengamati wajah Shea.

“Kenapa kau tampak cemas? Apa yang kau sembunyikan dan lagi makan malam untuk siapa itu Shea? Apa kau menginap dengan seorang pria di hotel ini?” tanya Aslan dengan curiga.

Shea mengepalkan tangannya mendengar ucapan Aslan.

“Aslan, pergilah. Aku…”

Tiba-tiba...

“Oh ya Shea, mengingat cerita lama kita…apa kabar kehamilanmu di masa lalu? Saat itu kau…”

“Aku keguguran.” singkat Shea berbohong.

Usai mengatakan itu, Shea pergi meninggalkan Aslan begitu saja. Shea tampak melangkah dengan cepat, jantungnya berdebar dengan kuat karena rasa gugupnya.

‘Tidak! Tidak boleh! Aslan tak boleh mengungkit soal kehamilanku, dia yang tak menginginkannya waktu itu.’ ucap Shea membatin.

Aslan memilih diam menatap punggung Shea yang semakin menjauh darinya.

"Kau membuatku cemas Shea, jangan menutupi apapun dariku. Berbagilah cerita denganku Shea. Maaf." gumam Aslan.

Bersambung…

1
Chuzaefah Chuzaefah
Luar biasa
Widi Widurai
padahal anaknya lg dia siksa sendiri wkwk
Widi Widurai
kl dia tau trnyata shea anaknya. wah betapa nyesal
Widi Widurai
padahal shea anak dia sendiri
Widi Widurai
matthew. shea uda ada rasa sama matt
Widi Widurai
beh jahat bgt yumnaa..
Widi Widurai
ahh pasti sumber masalah hidup shea itu yumna
Hafizah Aressha R
tetep gantung pdhl uda sekian bab
Anik Ekawati
jangan ke panti shea jika itu orangtuamu biar mereka yg mencarimu
Bandar Jayalampung
aku jd bingung . klo Mathew anaknya athur artinya shie sodara kandung sama matew ya 🙏
Bandar Jayalampung
smga shea slmt
Bandar Jayalampung
hRusnya kalian sadar she hanya untuk aslan
Lee Mba Young
lanjutt
Epijaya
pasti mommy Aslan yg memintak penjahat td utk mencelakankan Shea dgn memfitnah Aslan.
muna aprilia
lanjut
LISA
Aq mampir Kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!