Hanya menceritakan perjalanan cinta antara Achana si murid lugu dan Jeffery si guru arogan. Dengan sebuah peristiwa yang membuat mereka menjadi dekat dan menumbuhkan benih-benih cinta di antara mereka.
Kemudian apa jadinya jika orang yang saling mencintai itu kedatangan orang dari masa lalu mereka? Apakah mereka akan tetap bisa mempertahankan cinta mereka? Atau malah goyah karena ego masing-masing?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chryssa_Dike, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Sudah satu bulan setelah kejadian Tyara yang datang ke perusahaannya, kini wanita itu benar-benar menepati ucapan Jeffery dengan tidak menemui Jeffery lagi.
Hari ini acha sedikit rewel, karena ia ingin berada di rumah sendirian, tanpa sang suami, dan maid di rumah ini. Entah kenapa perempuan itu tiba-tiba ingin berada di rumah sendirian, padahal Jeffery ingin sekali menghabiskan hari liburnya dengan memeluk tubuh berisi sang istri.
Karena keinginan perempuan itu. Akhirnya semua maid diliburkan hari ini, dan Nono diantarkan ke rumah sang mae, sesuai keinginan bocah itu sendiri.
"Mas keluar sana" usir Acha.
"Kenapa sih sayang, mas ada salah ke kamu ya?"
"Enggak mas nggak ada salah apapun sama Acha"
"Lah terus kenapa tadi ngusir mas?"
"Ihh.... Acha nggak ngusir, Acha kan cuma ingin me time sendiri di rumah"
"Ya udah, lakuin aja sesuka kamu, mas akan dikamar aja kok dan nggak akan gangguin me time kamu itu"
"Ihhh....pokoknya Acha nggak mau, mas harus-"
Kringg.......kringg......
Ucapan Acha tadi terpotong, karena ada telephone dari handphone sang suami. Acha semakin jengkel ketika sang suami mengabaikannya dan malah memilih mengangkat telpon barusan.
"Sebentar sayang, mas angkat telephone dulu, siapa tau penting"
Jeffery pun berjalan sedikit menjauh dari sang istri untuk mengangkat telephone tersebut.
"Ada apa hun?" Tanyanya pada sang Sekretaris.
"Ini pak ada client luar negeri yang ingin menemui bapak untuk menandatangani kontrak"
"Client yang mana ya?"
"Client dari kanada pak"
"Ohh... tapi bukankah seharusnya kontrak ditandatangi dua minggu lagi ya?"
"Iya pak benar, tapi tiba-tiba client kita mengubah jadwalnya menjadi hari ini"
"Apakah tidak bisa diundur?"
"Tidak bisa pak, client kita mengatakan jika tidak bisa hari ini maka kerjasama akan dibatalkan"
"Baiklah suruh dia menunggu, aku akan kesana sekarang"
"Baik pak"
Jeffery pun mematikan sambungannya.
"Sayang, mas harus pergi ke perusahaan"
"Wahhh....benarkah?" tanya Acha sumringah. Wajah yang tadinya jengkel, kini berubah menjadi gembira.
"Iya"
"Kalau begitu ayo cepat mandi mas, Acha akan siapkan baju untuk mas kerja" ucap Acha antusias.
"Iya sayang, tapi kamu tidak ingin ikut mas ke perusahaan?"
"Tidak"
"Benarkah? Ayolah sayang, mas tidak bisa meninggalkan mu di rumah sendirian saat kamu sudah hamil tua seperti ini"
"Tidak mau mas, lagian Acha bisa kok menjaga diri acha sendiri"
"Sayang tolonglah, mas tidak akan bisa tenang jika meninggalkan mu sendiri di rumah"
"Mas, Acha tidak apa, mas tidak perlu khawatir" ucap Acha sambil mengelus bahu sang suami.
"Ya sudah iya"
Setelah menjawab itu, Jeffery pun langsung bersiap-siap untuk ke kantor dengan baju yang dipilihkan istrinya.
Kini Acha tengah mengantar suaminya ke depan rumah.
"Mas berangkat dulu ya sayang" ucap Jeffery sambil mencium kening dan perut sang istri.
"Iya mas, hati-hati ya"
"Kau benar-benar tidak ingin ikut sayang?"
"Tidak mas"
"Ya sudah, setelah mas berangkat tolong kunci semua pintu dan jendela ya, dan jangan bukakan pintu untuk semua orang"
"Iya mas, akan Acha lakukan"
"Mas berangkat"
Sesudah sang suami berangkat, Acha pun langsung masuk kedalam rumah dan melaksanakan semua yang diucapkan sang suami tadi.
Setelah ini Acha memilih untuk menonton tv sambil memakan makanan ringan yang sempat ia dan sang suami beli, saat berbelanja kebutuhan makanan minggu lalu.
Acha memilih untuk menonton drama korea di tv ruang tamu. Saat sedang fokus menonton tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumah.
Tokk....tokk....tokk.....
Acha yang mendengar itu pun berdiri dan berniat melihat siapa yang mengetuk pintu.
Saat mengintip ia melihat ada seorang wanita cantik yang sedang berdiri didepan rumahnya, melihat itu Acha pun langsung membukakan pintu untuk orang tersebut.
"Cari siapa ya kak?" tanya Acha pada orang didepannya.
"Saya temannya Jeffery, boleh saya masuk?"
"Ahh...iya kak silahkan masuk" ucap Acha.
Setelahnya Acha pun mempersilakan perempuan tadi untuk masuk ke rumahnya. Setelah perempuan itu masuk, Acha langsung menutup pintunya dan mengikuti langkah perempuan tadi.
"Ada apa ya kak? Ingin menemui mas Jeffery ya?" Tanya Acha.
"Tidak, aku kesini hanya ingin menemui mu"
Mendengar itu Acha pun bingung, pasalnya ia tidak kenal teman suaminya yang ini. Ia merasa tidak memiliki urusan dengan wanita tersebut.
"Kenapa ya kak, ingin menemui Acha?"
"Saya kesini mau minta tolong ke kamu buat kamu ceraiin Jeffery" ucap perempuan itu dengan santainya.
Acha pun membelak mendengar ucapan perempuan di depannya.
"Atas dasar apa ya kakak menyuruh acha menceraikan suami Acha, kita saja tidak saling kenal, tapi kenapa kakak ngomong begitu seakan kita ini saling kenal" ucap Acha sedikit dingin.
"Kamu nggak mau menuruti saya?"
"Tentu saja, kenapa Acha harus menuruti ucapan kakak, kita saja baru pertama kali ketemu, dan tidak saling kenal"
"Baiklah jika itu maumu"
Setelah mengucapkan itu, Tyara pun mendekat kearah Acha dan membekap mulut acha dengan kain yang sudah diberi obat bius.
Saat achat sudah pingsan Tyara pun memanggil semua pasukannya untuk mengangkat Acha masuk kedalam mobil dan membawanya ke gudang tua dipinggiran kota.
***
Sesampainya disana Acha tetap masih belum sadar, ia didudukkan di kursi dan tali dengan rapat. Tidak ada cahaya sama sekali didalam gudang.
10 menit kemudian Acha pun sudah terbangun dari pingsannya.
Acha sadar bahwa ia sedang disekap oleh perempuan gila tadi.
"Sudah sadar cantik" tanya Tyara.
"Lepaskan aku, kenapa kau menyekap ku disini?"
"Kau tanya mengapa aku menyekap mu disini?" Tanya perempuan itu dan dibalas anggukan oleh Acha.
"Baiklah, dengarkan aku baik-baik. Aku menyekap mu disini karena aku ingin membuatmu pergi menjauh dari Jeffery"
"Tapi kenapa kau melakukannya"
"Karena aku masih cinta dengan Jeffery, aku masih memiliki rasa padanya, aku pikir dengan aku kembali dan meminta maaf kepadanya dia akan menerimaku kembali menjadi istrinya, tapi ternyata dugaanku tidak benar, ia malah mengusirku dan mengatakan padaku bahwa ia sudah punya seorang istri dan anak"
"Maka dari itu jika aku tidak bisa memiliknya lagi, maka orang lain juga tidak boleh memilikinya, termasuk kau. Paham?" Ucap Tyara lirih.
Kemudian Tyara pun mendekat kearah Acha sambil membawa pisau kecil ditangannya.
"Mari kita bermain-main di neraka yang ku buat cantik, sebelum aku mengirimmu ke neraka yang sesungguhnya"
Mendengar itu, tubuh Acha pun menegang, ia berusaha berteriak tapi tidak bisa karena mulutnya sudah dilakban oleh salah seorang suruhan Tyara.
"Mari kita buat sebuah lukisan yang indah di pipi mulusmu sayang, aku ingin tau apakah Jeffery masih mencintaimu walaupun muka mu tidak secantik sebelumnya" ucap Tyara sambil menggores pipi Acha dengan pisaunya.
Acha pun menangis karena sakit yang ia rasakan di pipinya.
"Ahh....iya aku lupa, belum menyapa anak didalam kandungan mu, baiklah mari kita sapa dulu" ucap Tyara sambil menyingkap baju yang dikenakan Acha.
"Halo sayang, maaf ya aunty baru menyapamu, maaf juga karena aunty harus menyingkirkan mu dan ibumu di dunia ini" ucap Tyara lalu menancapkan pisau kecil itu diperut Acha.
Acha yang mendapatkan tusukan pun seketika badannya menjadi lemas, darah mengucur dari perutnya, ia sangat khawatir pada anaknya, ia takut anaknya tidak bisa diselamatkan.
Acha masih terus berusaha membuka matanya tapi tidak bisa.
Mendapati Acha sudah pingsan dengan darah yang mengalir deras dari perutnya, Tyara pun tersenyum bahagia.
"Uhhhh.....akhirnya dua hama telah disingkirkan" ucap Tyara.
Tiba-tiba.....