Avira adalah gadis anak yatim yang berjuang hidup di kota. Dengan berbagai cara ia mencari kerja paru waktu untuk menghasilkan uang. Namun nihil tak ada pekerjaan yang ia dapat. Sampai suatu hari Avira iseng pada temannya Untuk meramal nasib sang teman Dan akhirnya itu menjadi sebuah kenyataan. Sehingga Avira mencoba peruntungan baru itu untuk mencari nafkah. Sehingga mempertemukan nya pada Dion pengusaha tampan yang datang untuk minta di ramal olehnya. Membuat Avira bingung. Akan kan Avira menghindar dari Dion Atau ia nekat hingga belajar ilmu ramalan Walau ia tak mampu melihat masa depan Dion. Lalu apa yang terjadi selanjutnya Bagaimana lanjutannya ......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 Bingung
Setibanya di hotel Vira cepat cepat membersihkan diri dan mencuci darah di bajunya dengan air hangat. Karna tak ingin ada orang yang tahu ia saksi kunci dari kejadian tadi malam..
" Astaga, dia seperti sengaja di bunuh. Ya tuhan bagaimana dengan tasnya. Apa teman nya tahu. Tapi aku sudah mengirim rekaman vidio rekaman mobil penabrak itu," kata Vira bingung. Sambil melihat isi tas korban tabrak lari itu
Karna Vira sangat takut dengan darah Dan masih trauma kecelakaan orang tuanya. .Vira pun duduk terpaku. Seperti orang yang sedang bingung.
" Ivanka Vanessa"
"' Dia orang indonesia, seumuran dengan kak Andra," guman Vira mengingat Andra pria yang sangat baik padanya. Semasa kecilnya dulu. Putra sahabat papah dan mamah Vira itu selalu saja menjaganya
Lalu Vira pun mencoba menerawang pengenal Itu Dan ....
Tras......tas.....tas....
Vira pun bisa melihat kilasan dan potongan potongan gambar gadis itu yang berlari sebelum kejadian.
" Dia di cekik, di pukul dan ah......gila pria itu ......sudah merencanakannya ..Axel ....." guman Vira membuka matanya. Dan cukup terkejut kalo gadis itu memang sengaja di bunuh. Untuk menghilangkan jejak.
" Apa yang harus aku lakukan," kata Vira bingung. Lalu Vira mengingat kata kata kebajikan nasehat biksu di wihara bangkok Thailand tempo hari.
" Baiklah aku selesai kan dulu tugasku bersama nyonya Ana. Aku akan mengirim pesan kepada teman korban. Agar ia bisa menangkap pelakunya," kata Vira sambil meletakan tas milik korban kecelakaan itu. Lalu menarik selimut untuk tidur.
*************
Paginya Vira bertolak ke Dubai bersama nyonya Ana. Karna memang Vira mengawal klein nya itu. Namun Vira juga harus bisa menyelesaikan tugasnya. Dengan membawa tas Vanessa yang ia simpan di dalam kopernya.
Di dalam pesawat Vira merasa gelisah. Namun ia tetap berusaha untuk tetap tenang. Karna tak ingin nyonya Ana tahu. Jika dirinya jadi saksi pembunuhan.
" Aku akan menolongnya," batin Vira yang sudah mengirim pesan singkat pada teman korban. Yang kini sedang berada di rumah sakit. Dan pagi tadi Vira sempat menanyakan kabar tentang korban tabrak lari itu.
" Ada apa ?" kata nyonya Ana. Saat melihat Vira sedari tadi hanya diam.
" Nyonya apa kita akan lama di Dubai?" Vira menatap nyonya Ana sekilas.
" Mungkin hanya dua hari. Setelah itu kita akan kembali ke jakarta. Ada apa?," tanya nyonya Ana balik menatap Vira.
" Begini nyonya, apa boleh sepulangnya nanti. Saya pulang sendiri nyonya. Saya ingin kembali ke Amerika dan menemui teman mendiang papah sekalian jalan jalan beberapa hari. Mumpung saya masih libur kuliah," kata Vira membuat alasan.
" Why no do it. Kau bisa melakukannya. Apalagi kau bisa cuci mata. Kau masih muda dan punya uang. Bersenang senang lah. Aku akan menunggu mu pulang jika nanti kau berniat ingin berinvestasi," kata nyonya Ana tersenyum.
" Terimakasih nyonya, nyonya sangat pengertian sekali," kata Vira lega. Karna ia bingung harus berkata apalagi. Tapi entah mengapa alasannya berkunjung bertemu kolega tiba tiba, terlintas di kepala Vira.Saat mengingat orang kepercayaan papah Vira itu berada di New york.
" Kau ini, tak perlu sungkan," kata nyonya Ana menepuk pelan pundak Vira.
" Hem..."dehem Vira tersenyum. lalu berusaha memejamkan matanya. Untuk istirahat sebentar. Sebelum mereka mendarat di Dubai.
Sorenya mereka tiba di Dubai. Mereka pun menuju hotel yang sudah di pesan asisten nyonya Ana untuk menginap.
" Va, di daerah sini ada kasino kelas dunia. Kita bisa kesana nanti malam. Apa kau mau kita mencoba peruntungan lagi," tanya nyonya Ana. Saat mereka dalam perjalanan menuju ke hotel.
" Ya boleh nyonya, saya sangat ingin melihat kehidupan mewah Dubai. Yang katanya sangat keren dan wah.," kata Vira.
" Ya kau akan mendapatkannya. .Kita bisa bersenang senang," kata nyonya Ana.
Tras.......
Tiba tiba saja sekelebat bayangan terlintas di kepala Vira. Yang merasakan itu sebuah firasat untuknya.
" Apa ini keberuntungan atau sebuah masalah?" batin Vira
" Kenapa ?" tanya nyonya Ana. Saat Vira terbengong sendiri.
" Ah bukan apa apa nyonya," kata Vira. Sambil menatap gedung gedung pencakar langit. Di sepanjang jalan yang mereka lewati menuju Burj Khalifah.
Setibanya di hotel nyonya Ana langsung membuat janji. Pada relasi bisnisnya. Sambil membahas pekerjaan. Sedangkan Vira masuk ke kamarnya, dan ia berbaring di atas tempat tidurnya. Sambil kepalanya melihat pemandangan lepas dari kaca jendela kamar. Yang berhadapan persis dari tempatnya berbaring.
" Sangat indah" guman Vira menatap keluar jendela. Dan melihat awan biru dari kaca yang tembus pandang.
" Inikah yang namanya nikmat hidup. Makan tidur gratis. Bisa healing ke berbagai negara di belahan dunia.," guman Vira sambil mencoba mengingat seseorang.
" Apa kak Andra masih mengingatku," kata Vira berpikir. Mengingat ia dulu begitu dekat dan berteman baik dengan putra sahabat papahnya itu. Terakhir mereka bertemu. Saat mereka berada di rumah sakit. Saat itu, Andra menghiburnya dan memeluk nya. Meminta Vira untuk berhenti menangis
" Di mana dia sekarang? Apa aku harus mencarinya sepulangnya dari sini. Aku tidak bisa melihat dan menerawangnya," kata Vira beranjak dan duduk di sisi tempat tidur.
" Apa ia mengingatku," guman Vira bicara sendiri. Mengingat kenangan indah dengan bocah itu. Saat itu Vira masih berumur 6 tahun dan Andra berumur 13 tahun. Namun Andra sangat menyayanginya dan selalu mengajaknya bermain bila datang ke rumah Vira.
" Pasti dia sudah melupakan ku, dan sudah menikah sekarang," kata Vira Mengingat serpihan kenangan masa lalunya. Sebelum kedua orang tuanya di tabrak oleh mobil hitam malam itu.
" Baiklah, aku akan mencarinya saat pulang dari Amerika nanti. Dan melihat nya dari kejauhan," kata Vira membuang nafas kasarnya. Lalu berdiri menatap laut biru yang terlihat sangat indah dari kaca jendela
************
Sedangkan Audi baru saja selesai rapat dengan relasi bisnisnya. Lalu ia keluar untuk makan malam Setelah selesai meeting bersama.
" Ren apa kau sudah dapat kabar dari Beni?" kata Audi saat mereka duduk berhadapan di sebuah restoran.
" Nona muda baik baik saja tuan," jawab Rendi. Yang tak ingin tuan mudanya itu khawatir. Apalagi Beni sudah masih mencari keberadaan gadis peramal itu.
" Pastikan dia aman, aku tidak mau terjadi apa apa dengannya," kata Audi penuh penekanan.
" Baik tuan muda," jawab Rendi datar. Berusaha bersikap tenang. Karna mengira gadis itu sedang baik baik saja.
" Urusan kita sudah selesai disini, apa tiket kepulangan besok sudah di pesan?" tanya Audi sambil menunggu pesanan makanan mereka datang.
" Sudah tuan muda, nanti saya akan membereskan persiapan koper untuk pulang Sekembalinya dari sini" kata Rendi.
" Ya," kata Audi sambil menatap sekeliling restoran. Namun tiba tiba matanya tertuju Kepada dua pria yang sedang berjalan menuju kearahnya.
" Hem ....hem.. apa kami bisa bergabung tuan Wijaya. Sepertinya kebetulan sekali kita bertemu disini ," kata pria itu tersenyum menatap Audi dan Rendi.
." Axel Aditya senang bertemu dengan mu. Silahkan duduk dan bergabung. Apa kau dan Bimo punya janji bertemu?" tanya Audi menatap kedua pria itu.
" Tidak kami juga hanya kebetulan bertemu di lobby. Dan karna lama tidak bertemu. Tidak ada salahnya ngobrol sebentar dan makan bersama. Bukan begitu xel" kata Bimo tersenyum tipis.
" Ya senang bertemu denganmu dra, apa kabar? Aku dengar sekarang bisnis mu berjalan lancar. Apalagi kau sudah bertunangan dengan Helena Lewis ," kata pria itu menarik kursi untuk duduk.
" Ya sekedar formalitas," jawab Audi santai Menarik garis bibirnya.
" Hahaha .....apa kau tak pernah berubah? Kau selalu dingin seperti gunung es kutub samudra atlantik. ," tawa pria itu
" Biasa xel, dia tidak ingin mencicipi barang langka. Padahal banyak wanita datang untuk menawarkan diri padanya," sindir Bimo.
" Terserah apa yang ingin kalian pikirkan. Aku hanya ingin makan malam dan pulang setelah ini," kata Audi dengan wajah datar
" Oh ya apa kau sudah mendengar kabar, kalau Vanessa mengajar di jakarta,"kata Bimo membuat Audi mengernyitkan dahinya. Mengingat teman satu kampus mereka itu
" Apa dia menjadi dosen??" kata Audi kaget. Karna memang Bimo, Axel dan Vanessa dan Alex juga Sandy teman semasa kuliah. Walau tidak dekat. Mereka saling kenal. Karna mereka tinggal bersama semasa berada di asrama kampus Harvard
Thor, nanya boleh ya, adakah squel Dokter Al?