NovelToon NovelToon
Langit Yang Redup

Langit Yang Redup

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Keluarga / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Trauma masa lalu
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: rahma qolayuby

Kelanjutan Novel 'Sepucuk Surat'
Khusus menceritakan kisah kakak Ifa, putri pertama Farel dan Sinta. Namun, Alurnya akan Author ambil dari kisah nyata kehidupan seseorang dan di bumbui pandangan Author untuk menghiasi jalan cerita.
Semoga kalian suka ya🥰🥰

------------------------

"Haruskah aku mengutuk takdir yang tak pernah adil?"

Adiba Hanifa Khanza, Seorang gadis tomboy tapi penurut. Selalu mendengarkan setiap perkataan kedua orang tuanya. Tumbuh di lingkungan penuh kasih dan cinta. Namun, perjalanan kehidupan nya tak seindah yang di bayangkan.

"Aku pikir menikah dengannya adalah pilihan yang terbaik. Laki-laki Sholeh dengan pemahaman agama yang bagus tapi ..., dia adalah iblis berwujud manusia."

Mampu kan Ifa bertahan dalam siksa batin yang ia terima. Atau melepas semua belenggu kesakitan itu?

"Kenapa lagi, kau menguji ku Tuhan?"

Ikutin kisahnya yuk, jangan sampai ketinggalan.

Salam sapa Author di IG @Rahmaqolayuby dan Tiktok @Rahmaqolayuby0110

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rahma qolayuby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 Awal mula petaka itu

Acara resepsi pernikahan sudah selesai tepat jam sepuluh malam.

Semua tamu undangan berangsur pulang. Begitu juga dengan keluarga nampak istirahat di kamar masing-masing.

Ifa dan Akmal pun sama. Rasa canggung menghantui mereka. Apalagi Ifa. Baru kali ini Ifa berada di kamar berdua dengan orang asing. Rasanya Ifa begitu canggung dan tak tahu harus melakukan apa.

"Kalau cape langsung istirahat saja, dek."

"Baik."

Jawaban singkat yang Ifa keluarkan. Ifa tak tahu harus bagaimana. Rasanya benar-benar canggung. Ifa melengos masuk kedalam kamar mandi guna membersihkan diri. Rasanya tak biasa Ifa tidur dengan bau keringat.

Walau lelah Ifa memaksakan mandi, sudah selesai mandi Ifa langsung istirahat. Tak ada apapun yang terjadi pada Ifa dan Akmal. Mereka benar-benar istirahat karena lelah.

....

Esok hari ...

Akmal meminta izin membawa Ifa pergi ke rumah kedua orang tua Akmal. Karena memang Ifa belum tahu bagaimana keluarga suaminya.

Sikap Akmal baik-baik saja tak menunjukan sikap lebih. Membuat Ifa merasa lega. Setidaknya Akmal tidak memaksa Ifa untuk malam pertama.

Rumah yang nampak sederhana dengan desain klasik. Ifa tak memandang rendah keluarga suaminya.

Semua terlihat baik-baik saja. Keluarga Akmal juga ramah-tamah. Ifa merasa di sambut dan di hargai.

Namun, Ifa tak tahu kehidupannya berubah tatkala hari sudah berganti malam. Kamar yang terlihat kecil berbanding balik dengan kamar Ifa tapi cukup untuk dua orang.

Kamar tak kedap suara membuat Ifa sedikit merasa tak nyaman. Entah kenapa perasaan Ifa merasa tak enak. Keringat dingin tiba-tiba bercucuran. Kepala Ifa nampak sakit kembali. Ifa tak tahu kenapa tubuhnya tiba-tiba merasa gak enak.

Cklek!

Suara pintu terbuka nampak lah Akmal masuk.

Deg!

Ifa tertegun melihat tatapan itu begitu menyeramkan. Ifa merasa was-was walau bagaimanapun mereka berada di ruang berdua. Walau mereka sudah jadi suami istri tetap saja Ifa merasa takut. Apalagi tatapan Akmal begitu berbeda kali ini seperti akan memakan Ifa hidup-hidup.

"Mas minta hak mas malam ini."

Ifa terkesiap, jantungnya rasanya ingin copot. Ifa meremas jemarinya bingung harus mengucap apa. Jujur Ifa belum siap apalagi tubuhnya merasa tak enak.

"Mas tak mau menunggu lagi."

Lagi, Ifa terkesiap akan nada bicara Akmal yang tak selembut kemaren. Kini seolah bukan Akmal, bahkan tatapannya membuat Ifa merasa takut.

"Badan Ifa gak enak. Boleh di tunda mas, Ifa juga belum siap."

Ifa berusaha bernegosiasi. Bukan mau menolak tentu Ifa tahu apa kewajibannya. Tapi, jujur badan Ifa merasa tak enak dan belum siap juga.

"Jangan banyak alasan. Tadi bukannya kamu baik-baik saja."

"Betul. Tapi, tiba-tiba memang badan Ifa merasa tak enak."

"Alah, kamu pasti bohong. Pokonya mas malam ini mau hak mas."

Bruk!

Ifa meringis tatkala Akmal dengan kasar mendorong Ifa menjadi terlentang di atas ranjang.

"Mas mau apa? Tolong jangan sekarang."

"Aku sudah gak kuat menahannya dari kemaren. Kamu jangan coba-coba melepas tanggung jawab."

"Tapi badan Ifa sakit, kepala Ifa juga pusing."

"Alah, itu akal-akalan kamu saja kan."

"Kamu jadi istri durhaka, hah. Nolak suami."

Deg!

Hati Ifa terasa teriris kenapa sikap Akmal sangat berbeda. Sungguh sangat menakutkan. Di tambah lagi, Akmal menunjuk wajah Ifa. Membuat Ifa merasa sakit hati.

"Mas!!"

Pekik Ifa menjerit yang langsung di bekam oleh Akmal. Ifa berusaha memberontak tak mau melakukannya dengan cara kasar begini.

Hati Ifa sangat sakit, berusaha terus memberontak tapi kekuatannya tak mampu melawan. Andai tubuh Ifa gak sakit mungkin Ifa bisa melawan. Tapi apalah daya, tubuhnya sakit, kepalanya pusing. Kini hatinya nya juga ikut sakit.

Bukan begini yang Ifa mau. Ifa ingin di perlakukan dengan baik selayaknya manusia.

"Stop mas. Ifa gak mau."

Mohon Ifa tapi Akmal seolah tuli. Akmal terus memaksa Ifa membuat Ifa merasa tak berdaya dan hina.

Memberontak pun tak kuasa karena kekuatan Akmal sangat kuat.

"Diam lah, kamu mau jadi istri durhaka hah. Menurut lah jika kau tak mau di laknat."

Sontak Ifa tak memberontak lagi. Bukan karena takut melainkan kata demi kata yang keluar dari mulut Akmal bagaimana pisau yang menyayat hatinya. Ifa tak menyangka di malam kedua dirinya harus mendapatkan perlakukan yang senonoh. Lucu bukan, suami sendiri memperkosa Ifa.

Bukan perlakukan seperti ini yang Ifa mau. Ifa pikir, Akmal akan mengerti kondisi tubuhnya dan akan memperlakukan dia dengan baik. Nyatanya Akmal tak lebih dari hewan. Bagaimana bisa Akmal memaksa Ifa melayaninya sedang Ifa sedang sakit dan belum siap.

Setiap sentuhan yang Akmal ciptakan membuat Ifa jijik akan dirinya sendiri. Ifa tak menyangka jika dia akan mendapatkan perlakukan kasar. Walau Akmal tak memukulnya tapi kata yang Akmal ucapkan bagai pisau yang terus menyayat-nyayat hati Ifa.

Tak pernah terbayangkan jika Ifa akan berada di bawah Kungkungan Manusia yang tak punya perasaan.

Bukankah Akmal seorang santri, paham agama tentu Akmal tahu bagaimana tata cara memperlakukan istri dengan baik. Bahkan adab-adab-an bersenggama saja tidak di lakukan.

Tak ada doa, tak ada sholat sunah, tak ada kata romantis. Semuanya hanya menyakitkan yang Ifa terima. Bukan kata nikmat yang di dapatkan melainkan rasa sakit di sekujur tubuh Ifa.

Jeritan, teriakan minta ampun dari Ifa tak di dengarkan Akmal. Akmal seperti orang ke setan-an mengendalikan Ifa dengan cara brutal. Padahal ini yang pertama buat Ifa.

"Tolong mas, Ifa gak kuat lagi. Tolong berhenti."

Lilih Ifa dengan air mata yang terus membanjiri.

Akmal seolah tuli terus menggempur Ifa tanpa ampun. Seolah kehausan akan nafsu yang sudah lama terpendam. Kini bisa tersalurkan. Bagi Akmal Ifa adalah istrinya. Dia bebas memperlakukan Ifa seperti yang ia mau.

Merasa puas, Akmal baru menyudahinya. Membaringkan diri di sisi Ifa tanpa mengucap apapun. Seolah apa yang Akmal lakukan tak salah.

Memang tak salah, tapi cara Akmal yang salah. Tak seharusnya Akmal menyiksa Ifa dengan perlakukan kasarnya. Itu yang pertama bagi Ifa. Bahkan seperti nya ada sobekan di sana. Karena Akmal memaksa Ifa.

Ifa menggigit bibir bawahnya mencoba merendam tangis agar tidak keluar kamar.

Ifa merasa jijik akan dirinya. Bukan kata ikhlas yang keluar melainkan rasa benci yang mulai muncul.

Bagaimana Ifa tak membenci jika apa yang Akmal lakukan tak waras.

Ifa tak bisa bergerak sama sekali bahkan sekedar menggoyangkan tubuh saja tak mampu. Bibir Ifa terlihat membiru akibat luka akan perlawanan di awal.

Begitu menyedihkannya seorang Adiba Hanifa Khanza. Tubuhnya tak terbentuk lagi dengan noda-noda merah yang mulai membiru.

Pelakunya tengah asik tertidur seolah tak merasa bersalah sama sekali. Tanpa bersih-bersih dulu membuat Ifa bertambah mual.

Dengan susah payah Ifa menyeret tubuhnya seperti suster ngesot. Menuju kamar mandi. Ifa ingin mengguyur tubuhnya berharap noda-noda itu menghilang. Tapi, sekuat tenaga Ifa membasuhnya malah rasa perih yang Ifa dapatkan.

"Ya Allah ini begitu menyakitkan. Bukankah aku manusia. Apa aku tak layak di perlakukan dengan baik."

Gumam Ifa menangis dalam hening malam. Tubuh Ifa menggigil, kepalanya terasa berputar. Sakit tubuh kini bertambah sakit hati.

Sekarang Ifa baru tahu, jika suaminya bukan manusia melainkan iblis.

Jika memang manusia bagaimana bisa memperlakukan istrinya seperti binatang. Bahkan Ifa sampai tak bisa berdiri. Ke luar kamar mandi pun harus merangkak.

Bersambung ...

Hua 😭😭😭😭 kejam bangettttt Thor ..

Jangan lupa tinggalkan jejak ya ...

Kasih bunga nya yang banyak kkk

1
DISTYA ANGGRA MELANI
Oh malang sekli hidup zain kecil, smg hnya prank aja, smg ada kesembuhan untuk baby kecil... Smngt
Siti Wiharti
bagus ceritanya jadi terbawa ikut ngerasa jadi Ifa😭
Rahma Qolayuby: Alhamdulillah, terimakasih kakak. Jangan jadi Ifa ya🤭
total 1 replies
Jumi Saddah
👍👍👍👍👍👍👍👍😍
Jumi Saddah
ntar lahir jgn mirip bapak tpi mirip ibu nya,,,
Rahma Qolayuby: Aamiin 🥰
total 1 replies
Diah Bundayaputri
dasar biadab😡😡😠😠😠👹👹👺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!