Seorang pria muda bernama Adin Ahmad, ia lahir ditengah-tengah keluarga yang memprioritaskan dirinya menekuni ilmu agama, setelah ia menamatkan pendidikan s1 nya di bidang ilmu agama islam, kini ia berusaha menggapai s2 nya, jurusan ilmu sejarah islam, dan lika liku perjalanannya dimulai ketika ia hijrah dari Kota Serang ke Kota Tangerang. Awalnya ia ingin mengembangkan bisnis lalu melanjutkan pendidikan s2 nya dengan tenang.
Banyak wanita-wanita cantik di sekelilingnya yang tertarik padanya, baik dari ketampanannya maupun dari kejeniusannya. Salah satunya Syifa Fauziyah.
"Benarkah Ustadz Muda ini yang telah mencuri hatinya Syifa?"
"Terus kapan waktu terjadi pencuriannya itu?"
"Lantas kenapa Syifa tidak berteriak ketika hatinya di curi?"
"Apakah dia sengaja mebiarkan agar hatinya di curi dan diambil oleh Ustadz Muda ini?"
" Ayo mari kita simak kisahnya, semoga para sahabat terhibur !!"
"Tolong jangan sampai lupa!"
"Like, komen, share, dan subscribe"
"Kami nantikan dari anda!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aby Arsyil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Rumah Sakitpun Dibuat Gempar Olehnya
Bapak H. Syukri Mashuri tiba dirumah sakit dengan langkah lebarnya, dia nampak seperti orang yang sedang dikejar-kejar oleh setan dan tidak lagi mempedulikan orang-orang yang berada disekelilingnya, wajahnya terlihat sangat khawatir dan tegang sepertinya dia sedang terburu-buru dan tidak boleh diganggu. Dia langsung menuju meja resepsionis dan bertanya tentang korban kecelakaan yang baru saja datang ketempat ini untuk segera mendapatkan perawatan yang intensif.
"Dimanakah korban kecelakaan yang baru-baru ini datang untuk mendapatkan perawatannya?" Bapak H. Mashuri bertanya dengan perasaan cemas. Belum dijawab pertanyaannya oleh sang resepsionis rumah sakit, dia sudah ditegur oleh dokter yang menangani pasien kecelakaan ini.
"Maaf, Anda siapanya korban? Tanya dokter itu.
Begitu melihat bosnya sudah datang Andi sang karyawan dan dua orang warga yang telah membantunya membawa korban kecelakaan, langsung saja Andi menghampiri orang yang baru datang itu dan dia langsung menyapanya.
"Bos Syukur lah anda segera datang kemari" Sapa Andi seolah bebannya sedikit terangkat dengan kedatangannya.
Melihat semua orang yang menampakkan kecemasannya Bapak H. Syukri Mashuri langsung bertanya tanpa basa basi.
"Dimana korban itu? Apakah sudah mendapatkan perawatan yang baik? Bagaimana kondisinya sekarang? Dan siapa namanya? Apakah pihak keluarganya sudah mengetahui kabarnya? Cecar Bapak H. Syukri Mashuri tidak memberi jeda pada pertanyaannya seolah dialah pihak yang paling bersalah atas semua kejadian ini.
Bapak Andi bingung mau menjawab pertanyaan yang mana. Sang dokter melihat orang yang ditanya seolah mengabaikan pertanyaannya tentu saja dia merasa dongkol dihatinya namun dia tidak berani bertindak gegabah dengan orang yang baru datang ini karena dia mendengar ucapan dari orang yang membawa korban kemari memanggilnya bos dengan penuh rasa hormat.
Bapak H. Syukri Mashuri juga melihat disebelahnya ada seorang wanita muda yang cantik mengenakan baju biru muda, disamping kanan dan kiri wanita itu ada dua anak kecil yang menggelayuti bajunya, di lengan panjang bajunya wanita itu nampak terlihat noda darah segar yang menempel. Ia sedang mengisi formulir pendaftaran dengan wajah yang terlihat gelisah. Bapak H. Syukri Mashuri juga melemparkan pertanyaan pada wanita muda yang berada disampingnya itu.
"Mbak siapanya korban ini? Saya sebagai bosnya orang yang telah menabrak korban meminta maaf pada Mbak dan keluarga atas kelalaian anak buah saya yang kurang berhati-hati dalam mengendarai mobilnya dan saya lah orang yang akan menanggung semua biaya perawatannya selama dirumah sakit ini hingga sampai sembuh seperti semula." Kata Bapak H. Syukri Mashuri bersungguh-sungguh.
"Saya, saya...!" Yunita Ayu Septiani merasa gugup untuk menjawabnya ketika ditanya oleh orang yang mengaku sebagai bosnya Pak Andi yang menabrak Ustadz Adin ini.
"Dia adalah istrinya korban yang ditabrak oleh anak buahnya bapak." Jawab sang dokter dengan nada ketus karena masih merasa kesal sebab pertanyaannya diabaikan begitu saja oleh bos ini.
"Oh!" Seru Bapak H. Syukri menimpalinya.
"Terus kenapa dokter masih diam saja disini? Bukannya menangani sang korban yang butuh perawatan! Tenang saja masalah urusan biaya, dokter tidak usah khawatir, sayalah yang akan menanggung sepenuhnya sampai dia sembuh seperti sediakala, bila perlu rumah sakit ini pun akan saya bayari kalau masih belum cukup!" Gertak bapak H. Syukri Mashuri sepertinya tidak main-main.
Merasa tersinggung dan diremehkan oleh bos ini, sang dokter cantik ini tidak bisa menerimanya lalu ia juga berkata. " Jangan main-main yah pak disini, ini bukanlah rumah sakit punya bapak? Dan bapak tidak boleh seenaknya saja memarahi seorang dokter!" Katanya dengan nada sedikit membentak karena dia merasa tidak terima.
Ditengah percekcokan kecil antara Bapak H. Syukri Mashuri dan dokter cantik yang diketahui namanya yang tertera di jas dinasnya dengan tulisan bernama Kayla Putri. Seorang dokter cantik lainnya yang melihat kejadian itu segera datang untuk menengahi masalah yang terjadi, dialah dokter kenalannya H. Syukri Mashuri yang bernama dokter Sadia Putri Alaydrus.
"Ada apa ini Pak Haji, dokter Kayla? Kenapa kalian bisa sampai berdebat?" Tanya dokter Sadia Putri halus dan sopan.
Sebelum di jawab pertanyaan dokter Sadia Putri oleh mereka. Tiba-tiba diluar atau lebih tepatnya dihalaman rumah sakit ini, mereka mendengar suara bising-bising kendaran, mungkin karena saking banyaknya kendaraan yang memasuki halaman rumah sakit ini sehingga terdengar suara riuhnya masuk kedalam.
Di halaman rumah sakit terlihat banyak sekali para jamaah pengajian yang pada waktu itu dipimpin oleh Ustadz Adin, sedang memadati halaman rumah sakit. Seperti layaknya orang yang mau demo, mereka ingin sekali mengetahui kondisinya Sang Ustadz, entah dapat kabar darimana sampai mereka tahu bahwa Ustadz Adin kini sedang dirawat dirumah sakit karena kecelakaan yang pastinya mereka semua terlihat gelisah menunggu diluaran.
Tak lama kemudian orang-orang yang sangat dikenali oleh Bapak H. Syukri Mashuri bahkan baru saja mereka juga bertemu dikediamannya Ustadz H. Furqon dan kini mereka sudah menyusulnya kerumah sakit ini. Bapak H. Syukri Mashuri sendiri merasa bingung, kenapa semua tamu yang berada dirumah keponakannya itu semuanya datang kemari? Apakah telah terjadi sesuatu yang sangat penting yang tidak diketahuinya?" Pikirnya dalam hati. Dan memang Bapak H. Syukri sendiri tidak mengetahuinya bahwa korban yang ditabrak oleh anak buahnya adalah orang yang sangat berharga bagi putrinya.
"Pak kiyai H. Lutfi, Pak Kiyai H. Mukhlisin, Keponakan Ustadz, Pak Kades Wawan, Pak H. Munir, Pak Budi, Pak Kasmin dan semuanya kenapa kalian repot-repot menyusulku kemari?" Tanya Bapak H. Syukri masih belum mengerti dari maksud kedatangan semuanya.
"Papah, Mamah! Mereka...?" Seru Yunita Ayu Septiani tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena dia bingung harus mengatakan apa, dia yang membawa kedua anaknya langsung menghambur kepelukan kedua orang tuanya, Yunita Ayu Septiani menangis terguguk-guguk sedih seolah menandakan hatinya sangat perih dan sakit. Begitu melihat kedatangan kedua orang tuanya dia tidak bisa lagi menahan perasaan itu dan dia langsung menumpahkan semua rasa sedih, perih dan sakitnya itu.
Semuanya yang melihat kejadian itu merasa terharu khususnya dokter Sadia Putri dan dokter Kayla Putri karena sebagai seorang wanita mereka juga akan merasakan hal yang sama bila orang yang dicintainya kondisinya sangat menghawatirkan.
"Ayah" Seru suara gadis lain yang juga menghamburkan dirinya kepelukan Bapak H. Syukri Mashuri. Melihat anaknya yang tiba-tiba datang dengan tangisan yang memecah lamunannya dan memeluknya seperti itu, ia semakin merasa bingung, masalahnya dia baik-baik saja yang perlu diperhatikan dan dikawatirkan bukanlah dirinya melainkan Sang Korban yang tertabrak oleh anak buahnya, dia kini mereka-reka sambil mengelus-elus kepala putrinya dan berusaha untuk menenangkannya.
"Ini.. ini..? Kenapa kau pun menangis begini sayang, seperti anaknya pak kades itu? Apa yang sebenarnya telah terjadi padamu nak? Ayah baik-baik saja kok! Coba lihat Ayah tidak kenapa-napa kan? Dan kaupun keponakan Ustadz, Umi Tiah dan Para Gadis Cantik kenapa kalian juga ikut-ikutan sedih begini?" Kata bapak H. Syukri yang pikirannya menjadi mumet karena masih belum menyadari masalah besar apa yang sesungguhnya telah terjadi saat ini.
"Kamu tuh, H. Syukri kebanyakan ngitung duit mulu sih jadinya tidak peka terhadap anak sendiri!" Sahut Pak Kiyai H. Lutfi Hakim yang menunjuk kepadanya dengan rasa sedikit geram namun masih menunjukkan senyuman khasnya tidak marah beneran.
"Emang apa yang telah terjadi Pak Kiyai. Aku masih belum mengerti?" Bapak H. Syukri Mashuri berusaha mengelaknya.
"Dasar kamu tuh yah, H. Syukri! Kamu yang datang lebih dulu daripada kami tapi masih tidak tahu apa yang telah terjadi? Dengarkan baik-baik yah, orang yang tertabrak itu adalah calon mantuku?" Kiyai H. Lutfi Hakim blak-blakkan ngomongnya dan semua wanita yang ada disitu tercengang mendengar pengakuan dari Kiyai H. Lutfi Hakim itu dan Nabila Putri pun jadi salah tingkah dibuatnya.
Tak mau kalah dari Kiyai H. Lutfi Hakim, Kiyai H. Mukhlisin pun menyuarakan unek-uneknya. "Enak aja loh, Kiyai. Ente jangan main ngaku-ngaku begitu Aja! Dia itu calon mantuku. Calon mantunya H. Mukhlisin Mukhtar! Ingat calon mantunya H. Mukhlisin Mukhtar." Kiyai H. Mukhlisin Mukhtar menegaskan kata-katanya.
Bagai tak mau mengalah semua Ayah yang anaknya diam-diam mencintai Ustadz Adin, mereka juga menyerukan kata yang sama. Bahwa si korban kecelakaan ini adalah calon menantu mereka sehingga membuat orang yang tidak tahu masalahnya akan ternganga dan keheranan melihat kelakuan mereka yang tak mau kalah dari dua Kiyai sepuh itu.