Dari Cinta Ke Obsessi

    " Sebelum Hyuri meninggal, ada laki-laki yang selalu menunggunya. Dia laki-laki yang selalu datang melecehkan Hyuri."

 Taejun ingat perkataan teman Hyuri saat gadis itudi temukan tewas di bawah jembatan. Alsan Hyuri memintanya untuk mengantar jembut ke kampus karena seorang laki-laki yang selalu menguntit dan melecehkannya. Hyuri tk mengatakan itu kepada Taejun, karena temannya bilang, laki-laki itu selalu mengancam Hyuri.

Taejun kembali menyalahkan dirinya sendiri. Dan hal itu yang kemudian yang selalu membuat dia menyesal, dan lebih di sesalkan adalah jika saja dia lebih peka dan pengertian terhadap adiknya, mungkin dia sudah membunuh laki-laki itu. Meskipun laki-laki bejat itu sudah di penjara dan menerima hukumannya, tetap saja rasa ingin membunuh laki-laki itu masih ada.

Mengingat hal yang di alami Hyuri selama ini, semuanya terasa mirip dengan yang Taejun temukan pada Eun Hye. Dia tak bisa berburuk sangka tanpa adanya bukti, apalagi seseorang yang dia curigai bukanlah orang biasa. Meski kecurigaannya cenderung ikut campur, Taejun tak peduli. Dia masih ingin mencari tahu apa yang sebenarnya di alami oleh Eun Hye.

" Kembalikan kepadaku jika sudah selesai. "

TAejun yang berada di ruangannya mendongak saat melihat nam Yoon datang memberikan sesuatu yang dia minta. Sebuah berkas, Awalnya laki-laki yang lebih tua itu menolak memberikan itu, tapi karena paksaan yang terus Taejun lontarkan, luluh juga pada akhirnya.

" Terima kasih, Hyung. "

" jangan salah gunakan, Taejun. "

Taejun mengangguk saat nam Yoon sudah kembali keluar. Dan disinilah dirinya, membaca sebuah dokumen penting yang mungkin saja rahasia. Dia mulai membukanya dan membacanya satu persatu.

SEOUL MENTAL HEALTH HOSPITAL

DATA PATIENT

Name : Park Jimmy

Age : 29 Years Old

Sex : Male

DOB : Busan, October 5, 1990

Last Education: MBA ( Sogang University )

Status : Single

Taejun membaca perlahan data milik PArk Jimmy. Keterangannya benar, kecuali status. Taejun masih membaca, sampai dia tiba pada catatan pertama :

14 FEBRUARI ( HARI PERTAMA ) :

Emosi tidak stabil ( cenderung memberontak, beberapa menit kemudian menangis )

21 FEBRUARI :

Penambahan dosis obat

28 FEBRUARI :

Belum ada perubahan yang signifikan. Pasien sering kali berteriak memanggil nama seseorang. Tak jarang pasien menyerang petugas.

9 MARET :

Tahap pemulihan pertama dengan pendekatan terhadap pasien. ( Dokter mengajak pasien mengobrol). Pasien pada awalnya hanya diam tak memberikan respon tapi pada akhirnya dia hanya menyebut nama seseorang. " Eun Hye."

Sampai di situ, Taejun berhenti dan merasa syok. Sampai-sampai Taejun membaca ulang dan memastikan sekali lagi apa yang dia temukan di sana. Dan setelah dia menguasai rasa syoknya dia melanjutkan membaca catatan medis Jimmy.

12 APRIL :

Perunahan pasien cenderung signifikan. Pasien sudah tak lagi memberontak dan cenderung lebih tenang. Pasien sudah mau berbaur dengan teman-teman lain dan mengaku sudah tak lagi ingin bertemu dengan seseorang yang bernama Eun Hye.

Pihak rumah sakit memutuskan untuk memulangkan pasien pada 23 April 2020 atas persetujuan kepolisian dan pengawasan dokter.

Taejun terdiam sejenak setelah membaca semua catatan itu. Dia tak melakukan apa pun setelah selesai membaca. Taejun hanya terpaku dengan satu nama " Eun Hye " ...... Kenapa nama itu ada di sana?

\*\*\*\*\*\*\*

Genggaman tangan Jimmy yang tak pernah lepas semenjak mereka berada di dalam mobil. " kau kedinginan? " Jimmy bertanya membuat Eun Hye menggeleng. " Pakaianmu terlalu pendek. " jimmy pun menepikan mobilnya dan berhenti sejenak. " Pakai jasku. "

Eun Hye melihat laki-laki itu yang kini melepaskan jasnya lalu memakaian kepada Eun Hye.

" Apakah sudah hangat? "

Sekali lagi Eun hye mengangguk membuat Jimmy tersenyum dan kembali melajukan mobilnya.

Baru beberapa jam yang lalu Eun Hye mendapati Jimmy yang kembali menyeramkan, tapi sekarang, Jimmy tiba-tiba berubah manis. Eun Hye tidak tahu, dia tak pernah bisa menebak apa yang bisa Jimmy lakukan padanya. Dan hal itu membuatnya kebingunan. Jimmy terlalu sulit di tebak.

Di tengah lamunannya, dia tak sadar jika mereka sudah sampai di rumah. Jimmy lebih dahulu turun dan berjalan menuju pintu dimana Eun Hye berada.

" Ayo turun. " Jimmy mengelurkan tangannya, membuat Eun hye juga menggapainya. Mereka keluar lalu masuk ke dalam rumah. Tanpa Eun Hye sadari, sesuatu yang dia sembunyikan sebelumnya tiba-tiba terjatuh.

\*\*\*\*\*\*\*

" Nam Yoon, Hyung!!!." Sesampainya di kantor polisi Nam Yoon yang baru saja akan masuk keruangannya tiba-tiba mendengar seseorang yang memanggil namanya, saat menoleh, seseorang itu benar-benar terlihat terburu-buru seolah ada sesuatu yang sangat penting.

" Taejun ? Ada apa? " bertanya dengan muka yang terheran-heran .

Benar itu Taejun, Nam Yoon yang melihatnya sedikit kebingungan.

" Hyung, Aku---"

" Hei, tenang, Ayo masuk dulu." Ajaknya sambil merangkul bahu Taejun .

Mereka memutuskan untuk masuk kedalam agar keadaan lebih tenang. Jujur saja, nam Yoon sedikit khawatir kepada juniornya itu.

" Taejun, ada apa? "

" Dengar, ini penting. Aku menemukan sesuatu di data pasien milik Jimmy." ucap Taejun .

Nam Yoon pun menunggu taejun melanjutkan ucapnya.

" Eun Hye, nama itu. Nama itu tertulis disana."

\*\*\*\*\*\*

" Kenapa Anda begitu ingin mengadopsi Tuan Jimmy? Anda tahu dia punya asal-usul yang tidak jelas."

" Hanya dia yang cocok. Lagi pula aku tak punya anak, istriku sudah meninggal dan aku akan makin tua." jelasnya dengan suara yang tenang dan pandangan lurus jauh kedepan.

" Anda bisa mengadopsi anak yang lain." ujarnya yang masih tak setuju akan keputusan sang Tuannya.

" Tidak ada yang sepintar Jimmy. Aku bisa memanfaatkan kepintarannya itu... Ha..ha..ha.." paparnya dengan tawa kepuasan akan keputusan dan tencana yang sudah dia pikirkan .

" Manfaatkan? " ucapnya yang tak mengerti .

" Ya, dia bisa aku manfaatkan untuk meneruskan perusahaanku." balasnya dengan senyum yang tak pernah luntur dari wajah tuanya.

" Jadi...... Bukan karena Anda menyayanginya, Tuan? " ucapnya yang syok akan ucapan sang Tuan kepadanya.

" Tentu saja bukan. Aku tak akan mengambilnya jika dia anak yang bodoh. Dia hanya anak aneh yang tak punya teman dan pendiam. Bagaimana aku bisa menyayanginya.? Ungkapnya dengan tegas dan sorot mata yang membenci Jimmy. "

" Tapi.... Tapi tuan---"

" Sudahlah kau tak akan mengerti... Lakukan saja semua perintahku tanpa banyak bertanya. Kau paham!!!!"