NovelToon NovelToon
JALAN SESAT

JALAN SESAT

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Spiritual / Iblis / Mata Batin / Kutukan / Hantu
Popularitas:23.6k
Nilai: 5
Nama Author: Siti H

kisah seorang wanita yang ingin hidup kaya secara instan. suaminya yang pemalas membuatnya harus menempuh jalan sesat dengan melakukan persekutan bersama iblis yang menjanjikannya kekayaan.

Ia membuka sebuah warung nasi. namun dalam sekejap saja dapat menarik pembeli dan menjadikannya kaya raya. tetapi semua itu tak.mudah, karena akan ada konsekwensi yang harus ia terima. ikuti kisah selanjutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode-28

"Masih, saya tetap berjualan. Tetapi saat ini saya mendapat suplay daging dari saudara saya dikampung," jawab Nadira dengan sangat lembut.

Sang penjual daging sedikit tergores hatinya mendengar jawaban dari wanita yang dulu merupakan pelanggannya.

"Ya, sesekali beli disaya juga, Bu. Hitung-hitung bantu uang sekolah anak saya." pria itu memotong daging dengan perasaan yang sedih.

"Ya, saya pasti akan beli daging tempat akang, tetapi yang men suplay- nya itu saudara saya, Kang. Jadi gak enakan nantinya," Nadira terus beralibi.

Pedagang itu tersenyum miris, lalu mmeberikan sekilo daging untuk wanita kaya tersebut.

Tanpa basa-basi lagi ia meberikan sejumlah uang untuk harga daging itu.

*****

waktu menunjukkan pukul 10 pagi. Ketiganya masih tertidur pulas. Mereka sangat mengantuk setelah bekerja dari subuh.

Nadira baru saja pulang dari pasar. Tampak ia banyak membawa barang belanjaan, semuanya kebutuhan warung, daru berbagai buah untuk jus dan lainnya.

Ia melihat rumah sangat sepi, dan tak ada satupun para pekerjanya.

Aura kemarahan tampak begitu jelas dimatanya. "Silvi, Rindu, Susi!" suaranya terdengar berteriak menggelegar.

Seketika ketiga gadis itu terlonjak dari tidurnya.

Dooor... Dooor... Dooor....

Ketukan dipintu terdengar sangat kasar dan membuat ketiga gadis itu kelabakan.

"Iya," sahut ketiganya berbarengan.

"Buruan! jangan makan gaji buta!" omel Nadira penuh amarah, ia berdiri berkacak pinggang didepan pintu kamar.

Ketiganya bergegas menuju keluar kamar meskipun loading masih lambat.

Saat mereka tiba didepan pintu, tampak Nadira dengan wajah penuh amarah menatap ketiganya.

"Jangan buat saya marah! Apakah kalian ingin saya buat sate dan rendang-hah!" ucapnya dengan hardikan yang kasar.

Seketika mereka menggelengkan kepalanya. Meskipun Nadira terdengar hanya mengancam. Akan tetapi bagi Silvi itu adalah sesuatu yang sangat menakutkan, ia menangkap sebuah keseriusan disana.

Wanita itu terlihat kesal, lalu meninggalkan ketiga pekerjanya dengan sangat amarah, ia menuju kamarnya dan menghempaskan pinru kamar dengan kasar.

"Ih, gila! Masa iya kita mau dijadiin rendang dan sate," Susi berguman dan bergidik mendengar ucapan sang majikan yang terdengar sangat mengerikan.

"Sudah, sudah, kita kembali bekerja, sebelum kena omel," Rindu menimpali, lalu membubarkan diri.

Silvi merasakan ada sesuatu yang harus ia waspadai dari ucapan sang majikan.

Gadis berhijab itu terpaksa menyudahi lamunannya . Ia bergegas menuju barang belanjaan, namun fikirannya masih merasakan sesuatu yang tak nyaman.

Tampak Rindu dan Susi yang merupakan rekan kerjanya sudah memulai pekerjaannya masing-masing. Sedangkan Silvi memilih untuk menuju warung dan menata buah-buahan serta minuman lainnya dietalase tempat pembuatan minuman.

Perlahan ia merasakan sesuatu sedang bergerak dibagian gerobak sate. Gadis itu menghentikan menyusun buah, ekor matanya memperhatikan gerobak sate yang bergetar dengan sangat kuat, sedangkan area sekitarnya tampak hening.

"Hah!" Silvi tersentak kaget, sebab getarannya semakin lama semakin sangat kuat, dan ia tampak penasaran sekaligus juga takut.

Gadis itu menghampiri gerobak dengan buah apel masih ditangannya dan menatapnya dengan membeku. Perlahan kaca gerobak tampak semakin bergetar kuat dan perlahan mengeluarkan cairan pekat berwarna merah dengan aroma anyir yang menguar diudara.

Perlahan cairan pekat itu semakin merembes dan membanjiri lantai lalu menggenangi mata kaki sang gadis.

Perlahan tampak satu sosok menyerupai Ranti berupa sketsa yang terbentuk dari cairan pekat merah dan terus memberikan gerakan meliuk yang membuatnya kembali merasa bergidik . Gadis itu hanya tercengang dan berbagai doa ia lantunkan dalam ketakutannya, dan saat bersamaan, buah apel yang dipegangnya terjatuh dilantai.

Gadis itu merasakan dunianya berputar, tetapi ia berusaha menjaga kesadarannya agar tetap sadar.

"Sil, Silvi!" Panggil Rindu dengan heran. Ia melihat Silvi tampak memucat.

Ilusi itu menghilang dan membuat sang gadis berhijab itu tersentak.

Ia terperanjat dan bergegas memunguti buah apel yang tadi terjatuh.

Ia menatap Rindu dengan wajah pucat. "Kamu kenapa? Wajahmu pucat banget" tanya Rindu sembaru memperhatikan wajah sahabatnya.

"Aku seolah melihat Ranti dalam kondisi terluka parah didalam gerobak," bisik Silvi pada rekannya.

Seketika Rindu menatapnya dengan seksama. "Sudahlah, jangan kamu fikirkan. Mungkin karena kamu merindukannya," jawab Rindu.

"Bagaimana jika ucapan Bu Nadira tadi benar-benar sebuah ancaman?" tanya Silvi dengan tatapan serius.

Rindu terdiam. Lalu menghela nafasnya dengan berat. "Kamu ini kebanyakan baca novel horor, jadi fikirannya parno mulu," ledek Rindu.

Silvi ingin meyakinkan rekannya jika apa yang baru saja dilihatnya bukan sekedar ilusi, tetapi Rindu justru meninggalkannya dan menuju kedapur, sembari memungut bungkus gula aren yang terbawa oleh Silvi.

"Buruan kerja, nanti kita diomelin lagi," Rindu mengingatkan, sembari berjalan menuju pintu penghubung.

Kini mereka hanya tinggal bertiga saja. Sepertinya Rama sang majikan menambah kembali jumlah pekerjanya, karena semuanya sangat kewalahan dengan warung yang semakin hari semakin ramai dengan para pembeli dan kabarnya sore ini mereka mendapatkan rekan baru.

Silvi kembali menyelesaikan pekerjaannya. Ia sepertinya tak tenang. Sebab saat ini seolah teror mengerikan itu  selalu mengganggunya.

"Silvi!" panggil Nadira dari ambang pintu penghubung. Panggilan sang majikan membuatnya tersentak kaget.

Gadis yang masih dalam suasana gelisah itu segera menoleh ke arah sang majikan. "Ya, Bu," sahutnya.

"Kemari, Kamu!" titah Nadira. Saat ini, wanita itu menggunakan banyak perhiasan yang serba indah, dan tentunya harganya sangat mahal. Entah apa yang membuat wanita itu terlihat berdandan sangat mencolok hari ini.

Silvi berjalan menghampiri sang majikan. "Ayo!" ajak Nadira tanpa menjelaskan kemana.

Gadis itu mengekori sang majikan dari arah belakang. Wanita itu berjalan menuju ke arah gudang, dan berhenti tepat didepan pintunya.

"Bersihkan gudang itu! Buang keluar barang-barang tak berguna agar dibeli oleh tukang rongsokkan. Saya pulang dari kota, harus sudah selesai, faham, Kamu!" titahnya dengan kasar dan tak dapat dibantah.

Gadis itu mengangguk ketakutan. Lalu sang majikan memberikan kunci gudang dengan kasar.

Nadira berjalan dengan cepat dan langkahnya tampak terburu-buru.

Ia menuju garasi dan menaiki salah satu koleksi  mobil terbarunya yang baru saja dibeli.

Silvi membuka pintu gudang. Seketika udara pengap  dan panas menguar dengan cepat menyambutnya. Ia membiarkan pintunya tetap terbuka, ruangan itu penuh dengan tumpukan barang tak terpakai dari pemilik sebelumnya.

Gadis itu mulai memilah barang satu persatu untuk dibawa keluar. Saat bersamaan, ia merasakan sesuatu menyentuh pundaknya. "Hah," Silvi tersentak. Ia menoleh ke arah belakang, tidak ada sesiapapun.

Perlahan sesuatu merayap diarea punggungnya, tetapi tidak terlihat ada sesuatu apapun,  ia hanya dapat merasakan pergerakan tangan yang kasar terus menjalar dengan cepat menciptakan kengerian yang ada.

"Astaghfirullah," ia terus melantunkan doa untuk meminta perlindungan.

Seketika sesuatu yang merayapinya menghilang. Ia bernafas lega.

Gadis itu kembali memilah barang yang tidak berguna, bahkan hampir semuanya rongsokan dan ia membawanya keluar dari gudang.

Saat bersamaan, ia mendengar sesuatu berdentangan dari dalam kamar rahasia, seolah seseorang sedang memotong sesuatu.

Sesaat Silvi merasa sangat penasaran. Ia ingin mengintip siapa seseorang yang ada didalam kamar tersebut, sebab saat ini mereka hanya bertiga dan tidak ada sesiapapun.

"Siapa yang ada didalam kamar itu?" gumannya.lirih, lalu mendekati pintu kamar. Ia mencoba mengintai dari lu-bang kunci untuk melihat apa yang ada didalam gudang.

1
Ajeng Sripungga
Luar biasa
V3
Like + Hadiah Bunga + Vote sdh meluncur di akhir Bab 😘😘
V3
laach ... dh HBS ja cerita nya ,,,, akhirnya Nadira mati jg di tangan peliharaan nya sndri.
mati dalam keadaan Kusnul Khotimah.
semoga kita semua nya di jauhi dr perbuatan syirik , keji dan mungkar 🤲 Aamiin Yaa Rabbal Allamiin 🤲
❤Lembayung Jingga❤: aamiin...
total 1 replies
V3
duuuh .... aku ikut deg degan nih ,,, berharap Silvi dkk dpt selamat dr Iblis Nadira 😱😱😱
naas bgt nasib nya Rama , akhirnya mati di tangan bini nya dh keji bersama selingkuhan nya 🤦
mayat orang di bilang barang , jd barang dagangan 🤣🤣🤣
Leona Night
ih ngeri
Leona Night
kayak kena penyakit kelamin
Leona Night
Mau aja sama rama yang mata keranjang
Leona Night
ngeri
Leona Night
kasihan Ratu
Leona Night
mereka apes kerja di sana
Leona Night
daging siapa lagi itu
Leona Night
semoga selamat gak jadi tumbal
Leona Night
jadi rendang
Leona Night
semoga silvi selamat
Leona Night
kasihan lia
Leona Night
kasihan ayah ibu ranti
Leona Night
bau anyir pelaku tumbal...ih ngeri
Leona Night
tumbal tersamar seperti serangan macan
Leona Night
Semoga kekepoan Silvi tidak menjebaknya jadi korban berikutnya
Leona Night
nadira jadi lupa daratan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!