Tertipu Dengan Sikap Suamiku

Seminggu sudah Ica tinggal di kota tempat kelahirannya, Ica sudah mengurus sekolahan baru untuk putri sulungnya Mentari. Ica baru saja mengantarkannya ke sekolah, sementara putri bungsunya saat ini di asuh oleh sang mama.

Dan kini Ica sudah menuju perjalanan pulang, jarak antara rumah dan sekolahan putri sulungnya tidak lah jauh. Jadi tidak butuh waktu lama untuk Ica mengantar putri sulungnya ke sekolah, hingga akhirnya Ica pun sampai di rumah orang tuanya.

"Senja rewel gak, Ma?"

"Gak, dia diem. Pinter banget tapi kayaknya badanya rada anget, demam ya?" tanya Sang mama

"Iya, Ma. Semalam sempat panas tapi untunglah setelah Ica kasih obat penurun panas, panasnya turun"

"Mungkin dia kecapekan atau sedang penyesuaian lingkungan baru?"

"Hemm!!! Bisa jadi, Ma. Ohh iya, Ma. Nanti jam sebelas setelah jemput Mentari, Ica mau ke rumah sakit ambil hasil tes. Nanti titip anak-anak ya, Ma"

"Astaga, Ica. Tanpa suruh sekali pun Mama akan menjaga mereka, justru kalau kamu bawa mereka ke rumah sakit pasti akan Mama larang juga" ucap Sang mama

"Terima kasih, Ma. Doakan Ica semoga hasil tes baik-baik saja ya, Ma"

"Pasti, sayang. Mama selalu mendoakan yang terbaik untukmu" ucap Sang mama membuat Ica tersenyum

Siang harinya setelah mengantar Mentari pulang dan Mentari sudah berganti baju, Ica kembali berpamitan untuk pergi. Seperti yang di katakan pada sang mama tadi pagi, Ica ingin mengambil surat hasil tes kesehatannya.

Tak bisa di pungkiri, jantung Ica berdetak lebih kencang dari biasa. Bukan tanpa alasan, Ica takut jika dirinya akan mengidap penyakit yang di tularkan oleh suaminya yang doyan celup sana celup sini dengan berbagai macam wanita.

Namun meski demikian, Ica terus berusaha untuk berpikir positif agar dirinya tidak stress, Ica sangat yakin jika dirinya tidak akan mengidap penyakit yang begitu menyeramkan itu, Ica percaya pasti Tuhan selalu menjaga dirinya selama ini.

Begitu memasuki kawasan rumah sakit, Ica bergegas memarkirkan motor maticnya kemudian turun dan melangkah masuk ke dalam rumah sakit. Setelah itu, Ica menuju ke meja resepsionis meminta hasil tes kesehatannya.

Dan kini amplop berwarna putih yang di depannya bertuliskan nama rumah sakit tersebut sudah berada di tangan Ica, ingin rasanya Ica langsung membuka amplop tersebut saat ini juga namun ada rasa takut di dalam hati ini.

Ica menguatkan hati dan pikirannya lalu duduk di salah satu kursi besi yang berjejer di sana untuk membuka amplop tersebut, dalam hati Ica berdoa semoga baik-baik saja kemudian dengan tangan bergetar Ica perlahan membuka amplop tersebut.

Hingga terlihat secarik kertas yang ada di dalam sana lalu Ica mengambilnya, dengan jantung berdegup kencang Ica membuka kertas yang terlipat tiga bagian. Ketika kertas itu mulai terbuka, Ica justru menutup kedua matanya.

Kertas sudah terbuka sepenuhnya, kemudian dengan perlahan Ica membuka kedua matanya dan membaca hasil tes kesehatannya. Seketika itu Ica memekik mengucap hamdalah, detik berikutnya Ica langsung sujud di tempat.

Ica merasa lega ketika hasil tes kesehatannya menunjukan dirinya baik-baik saja, Ica masih dalam keadaan sujud. Orang-orang yang melintasinya tampak menatap Ica dengan heran, mereka jadi penasaran tapi tak berani bertanya.

Ica ingin membawa pulang kabar bahagia ini dan memberitahu pada keluarganya, Ica segera bangkit dari sujudnya sembari mengibas tubuhnya yang sedikit kotor kemudian Ica bergegas keluar dari rumah sakit namun tiba-tiba.

Bug!!!

Ica tak sengaja bertabrakan dengan seseorang sehingga amplop yang berada di tangannya jatuh, seseorang itu meminta maaf begitu juga dengan Ica. Lalu Ica hendak mengambil amplop tersebut, tapi ternyata seseorang itu juga ingin mengambil sehingga tangan mereka bersentuhan.

Deg

"I---Ica" ucap Seseorang di hadapan Ica

Ica diam mematung melihat orang yang berada di hadapannya saat ini, sekian lama hampir sepuluh tahun tidak bertemu kini mereka di pertemukan kembali dalam keadaan tak sengaja, ada rasa rindu terpancar di kedua mata mereka masing-masing.

Ica yang tersadar tangannya masih di sentuh seseorang itu, segera menariknya lalu buru-buru mengambil amplop miliknya itu. Ica bergegas berdiri kemudian hendak pergi dari hadapan seseorang itu, namun pergelangan tangannya di tahan oleh orang itu.

"Lepaskan tangan saya, saya mau pulang" ucap Ica datar

"Apa kabar?"

Bukannya melepaskan tangan Ica, seseorang itu justru menanyakan tentang kabar Ica. Ica tersenyum sinis mendengar orang di hadapannya bertanya tentang kabarnya, lalu detik berikutnya Ica menghempaskan tangannya sehingga tangan orang itu terlepas dari pergelangan tangan Ica.

"Hahaha, kamu bertanya kabar saya? Kamu mau tau jawabannya, setelah hari di mana kamu memutuskan hubungan tanpa alasan dan menghilang bak di telan bumi. Saya tidak baik-baik saja, hati saya hancur bahkan sehancur-hancurnya sampai detik ini. Semua pria di dunia ini hanya bisa umbar janji, tapi tak bisa menepatinya. Mungkin hanya Papa saya dan Kakak saya, pria yang paling baik di dunia ini" pekik Ica lalu memukul dada bidang pria di depannya

Sehingga Ica dan pria itu menjadi tontonan orang-orang yang ada di sekitar mereka, pria yang mendapat pukulan dari Ica hanya diam membiarkan Ica meluapkan kemarahannya karena pria itu sadar dirinya telah membuat kesalahan.

Ica yang tadi semulanya bahagia karena hasil tes kesehatannya baik-baik saja, justru saat ini air matanya mengalir begitu saja ketika melihat pria di hadapannya bahkan Ica masih terus memukul dada bidang pria yang ada di hadapannya.

Cukup lama meluapkan kemarahannya, kini berangsur-angsur pukulan Ica melemah dan dirinya hampir saja terduduk di lantai rumah sakit jika pria di depannya tidak langsung memeluknya dengan sangat erat meski Ica memberontak tapi pria itu tetap memaksa.

"Ma---Maafkan aku, aku punya alasan mengapa melakukan itu semua"

"Aku tak butuh penjelasanmu lagi, semua sudah terlambat. Jadi sekarang jangan pernah cari tau tentang diriku, aku sudah bahagia bersama kedua putriku" ucap Ica lalu mendorong tubuh pria itu

Ica berlari ke arah motor maticnya dan meninggalkan pria itu, pria itu tak mengejar Ica karena sadar saat ini Ica butuh waktu untuk menerima kemunculannya lagi di kota ini. Pria itu hanya menatap Ica dari tempatnya, detik berikutnya air mata pria itu terjatuh.

Sedih melihat wanita yang merupakan cinta pertamanya yang masih sangat di cintainya hingga detik ini terlihat begitu rapuh, tapi dirinya berjanji akan menebus semua kesalahannya yang telah di perbuat nya dan akan membuat Ica kembali ke dalam hidupnya.

Pria itu adalah Azzam mantan kekasih Ica yang akhirnya kembali.