NovelToon NovelToon
Terkena Tulah Jimat Leluhur

Terkena Tulah Jimat Leluhur

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Roh Supernatural / Pusaka Ajaib
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Abah NasMuf

Berawal dari menemukan seekor kadal di sawah ladangnya, Kadal yang tak lajim. Ekor ( buntut ) bercabang dua, dan berlekuk seperti lekuk keris.
Bu Surmi, wanita paruh baya yang menemukan kadal tersebut.
Namun naas, bagi hewan tersebut yang dibunuh Bu Surmi. entah apa alasannya.
***
Namun siapa sangka.
Ternyata kadal itu kadal jejadian dari sebuah JIMAT PUSAKA yang akan diturunkan pada Surmi. Sebagai salah satu keturunan dari cerita legenda Eyang Cakra Buana. Ratusan tahun silam.
Karena telah membunuhnya, akhirnya Bu Surmi terpaksa harus meminta maaf pada Eyang Cakra Buana yang akhirnya memaafkan Bu Surmi.
Bu Surmi sah diwarisi benda pusaka/Jimat.

apakah Bu Surmi bisa menggunakannya, ketika mendapatkan Jimat tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abah NasMuf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TTJL Bab 28. Salah Jalan & Berurusan dengan Siluman Kera

"Bagaimana Eyang, cara menggunakan pusaka ini, sementara pusaka nya telah melebur dalam jiwa Saya." Bu Surmi mengulangi tanyanya pada Eyang Cakra Buana.

"Huahahaha...hahaha...untuk masalah itu, biarlah ki Sura yang akan menjelaskannya. Waktu Eyang tidak banyak, Eyang harus kembali ke alam Eyang. Pesan Eyang untuk kamu, selalu waspada, karena banyak sekali yang akan berbuat jahat kepadamu, karena ingin mendapatkan Jimat Pusaka itu. Huahaha"

Gemuruh angin yang terdengar seperti angin puting beliung, kini semakin menjauh dari pendengaran Bu Surmi. Bersamaan dengan hilangnya suara tanpa wujud itu. Hingga beberapa saat kemudian, malam kembali sunyi yang terasa. Suasana malam di tengah hutan yang hanya terdengar suara binatang malam menyertai perjalanan malam yang menuju dini hari.

Bu Surmi pun akhirnya bangun dari duduknya. Ketakutan-ketakutan yang tadi dirasakan, kini mendadak hilang. Jiwanya terasa tenang dan nyaman.

Setelah memberi hormat pada makam di hadapanya. Ia mundur beberapa langkah. Bu Surmi kemudian keluar dari area Makam keramat tersebut.

Sinar purnama pada malam Jumat Kliwon menjadi saksi, ketika Bu Surmi telah sah diwarisi Jimat Pusaka yang kini membaur dalam jiwanya.

...Malam purnama di Puncak Bukit Halimun...

Beberapa saat kemudian, Bu Surmi mengedarkan kedua bola matanya, ke sekeliling puncak Bukit Halimun, seraya bergumam dalam hatinya mencari Kakek Sura yang tadi disuruh meninggalkan Bu Surmi sendirian oleh Eyang Cakra Buana.

"Kakek Sura kok nggak kesini lagi yah. Aku kira akan menunggu, ya udah lah Aku pulang sendiri saja, mudah-mudahan nanti ketemu di jalan." Bu Surmi membatin sambil melangkahkan kaki nya menelusiri jalan setapak yang berbelok belok menuju tempat Kakek Sura.

Kini Bu Surmi mendadak berani untuk berjalan sendiri di bawah sinar rembulan. Ia berjalan ke arah Utara yang Ia pikir jalan menuju ke tempat Kakek Sura. Setelah melewati dataran puncak Bukit Halimun, kini Bu Surmi menelusuri jalan setapak yang menurun dan terus mengikuti jalan setapak yang berkelok dan sedikit terjal dengan bebatuan, hingga Ia sampai pada persimpangan jalan. Bu Surmi tertegun, karena Ia lupa arah pulang menuju tempat Kakek Sura, apa ke arah kanan atau ke arah kiri. Lagi pula, pas pada saat berangkat Bu Surmi tidak memperhatikan jalan yang dilalui karena hanya mengikuti kakek Sura dari belakang.

"Duh, Aku kenapa lupa yah. Aku kira jalan ini searah. Ternyata ada simpangan jalan."Bu Surmi membatin sambil mengeryitkan dahi nya.

Ada beberapa menit, Bu Surmi berdiri di persimpangan jalan itu. Sambil berharap bertemu dengan Kakek Sura yang akan menjemput dirinya. Tapi lama menunggu, Kakek Sura tak muncul juga. Hingga akhirnya, Bu Surmi mengikuti instingnya. Ia mengambil ke arah kiri, dan terus menelusuri turunan jalan setapak yang semakin terjal dengan bebatuan. Yang ada dalam pikiran Bu Surmi ingin segera sampai ke tempat Kakek Sura. Ia sama sekali tidak menyadari kalau dirinya sedang berjalan di tengah hutan pada malam hari lagi.

Kurang lebih satu jam, Bu Surmi terus berjalan meninggalkan puncak Bukit Halimun menuju ke tempatnya Kakek Sura yang belum sampai juga. Bu Surmi berhenti sebentar untuk mengumpulkan tenaga dan nafasnya yang mulai terkuras akibat menempuh perjalanan yang cukup jauh. Nampaknya Bu Surmi mulai curiga dengan perasaanya, kalau jalan yang dilewati bukan ke tempatnya Kakek Sura.

"Hmmmm kayaknya Aku salah jalan, nih. Harusnya tadi Aku jangan mengambil arah ke kiri, tapi kayaknya ke kanan. Duuuh.. bagaimana ini..!?" Bu Surmi bicara sendiri.

"Ya sudah lah, mana mungkin Aku balik lagi ke simpangan tadi. Menanjak lagi. Aku akan berjalan lagi mudah-mudahan di depan sana ada simpangan jalan. Nanti aku tinggal ke kanan." Bu Surmi tak hentinya bergumam sambil kedua kaki nya dilangkahkan. Berharap di depannya ada simpangan lagi yang akan menghubungkan pada jalan pada saat Ia berangkat ke puncak bukit dengan Kakek Sura. Ia merasa yakin kalau pun salah jalan, pasti dengan cepat akan mudah kembali ke tempatnya kakek Sura. Karena bukit Halimun menurutnya tidak terlalu luas.

Kurang lebih beberapa puluh meter, benar juga sangkaan Bu Surmi, Ia menemukan persimpangan bahkan pertigaan jalan. Arah ke kiri, lurus, dan ke kanan. Dengan sangat yakin, Bu Surmi mengambil arah yang ke kanan. Ia yakin jalan arah ke kanan adalah penghubung pada jalan yang tadi ia lewati. Lagi pula, arah jalan ke kanan jalannya agak lebar dan tidak terlalu terjal. Bu Surmi terus mengikuti kata hatinya. Menapaki jalan setapak menuju ke tempat Kakek Sura.

*****

Di lain tempat. (Beberapa Jam kebelakang).

Setelah ada perintah dari Eyang Cakra Buana, Kakek Sura langsung beranjak dan langsung meninggalkan Bu Surmi sendirian, walaupun batin Kakek Sura tidak tega meninggalkannya, khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan pada diri Bu Surmi itu. Tapi Kakek Sura kemudian akhirnya merasa yakin, Bu Surmi akan melewatinya dan Eyang Cakra Buana pun akan mewarisi Jimat Pusaka nya itu pada Bu Surmi.

Lelaki sepuh yang penuh dengan berbagai ilmu kanuragan itu terus berkelebat meninggalkan puncak Bukit Halimun. Mungkin Ia akan menunggu Bu Surmi di rumahnya yang kebetulan ada Mbok Darsih juga di sana.

Pada saat Kakek Sura hampir tiba di rumahnya, tiba-tiba Ia mendengar jeritan suara Mbok Darsih yang melengking terbawa angin semakin menjauh. Dengan menggunakan Aji kilat nyambar, Kakek Sura mengecek ke dalam rumahnya, tampak si Jalu yang hampir tak sadarkan diri dengan beberapa luka lebam di badannya berada di pojok ruangan tengah. Suasana ruangan yang berantakan.

Dengan bahasa khusus yang hanya si Jalu mengerti, Kakek Sura menanyakan apa yang baru saja terjadi. Dan Orang Utan Aneh itu pun menerangkannya.

Beberapa saat kemudian, Kakek Sura pun membopong Si Jalu, dan menidurkannya di tengah rumah. Setelah Ia memastikan si Jalu hanya pingsan dan luka nya tak terlalu parah, Kakek Sura beranjak dari ruangan tengah rumahnya.

Dengan rasa geram dan penuh amarah, Kakek Sura segera berlalu meninggalkan rumahnya.

"Bedebaaah... pasti Siluman Kera brengsek itu yang telah menculik muridku dan melukai si Jalu.!!" Kakek Sura bicara sendiri. Dan kemudian. Sejurus dengan langkahnya yang sangat cepat, Kakek Sura berteriak lantang.

"Haaaai Siluman Kera Keparaaat... tunggu kedatanganku...!!"

1
dede rohimah
lanjut thoor
dede rohimah
ngeri yah... suara genderewo
dede rohimah
serem thor bergidik ngebayanginnya
dede rohimah
waaah jadi gelut ini mah..

lanjut thoor
dede rohimah
ki durgala harus kalah, thooor
dede rohimah
pasti orang jahat si durgala itu
dede rohimah
jangan sampe kalah thooor.. walau seorang wanita
dede rohimah
jangan sampe kalah mbok darsih nya, thor
dede rohimah
legenda cakra birawa apa buana
dede rohimah
orang tua ku sering mmpringatkan.. wayah beudug, waktu dedemit berkeliaran
dede rohimah
karya yang bagus menurutku... kayaknya ini bukan author kaleng an...

gaya bahasa dan tutur nya seolah membawa halu pada reader
dede rohimah
kok berani yah.. kalau aku mah udah jijik duluan thor
dede rohimah
apa ada, thor kadal bercabang.. atau kadal canggah
dede rohimah
bikin bergidik..
dede rohimah
aku gabung, thooor... enak banget baca nya.
alur ceritanya bukan kaleng-kaleng
Aji Wandi
hutannya serem banget... malam purnama di hutan bikin bergidik
Rina Mes
siyap thooor
sehat selalu
Rina Mes
jangan hiatus ya Thor
sehat selalu
Rina Mes
suara buto ijo thor
Fathiya Fitri
misteri kadal berekor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!