Putri Odeliah seorang gadis cantik berambut putih indah dengan mata merah yang tajam. di kenal sebagai Putri mengerikan yang sangat kejam membuat seluruh rakyat nya membenci diri nya bahkan di akhir hayat nya dia dibunuh di depan seluruh rakyat nya.
kematian nya mendapatkan hukuman dari Dewa yang mengirim dia mengulang waktu ke usia 10 tahun untuk memperbaiki masalah nya agar hidup nya tidak mati tragis.
apakah bisa berjalan lancar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bebekmanisnis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Bastian membuka mata nya perlahan, Bastian merasakan ada seseorang yang tidur di samping nya, saat membuka mata nya pertama kali yang dia lihat adalah wajah seorang gadis cantik yang sedang tertidur pulas di Samping nya.
Odeliah?
Bastian merasa ini hanya mimpi namun setelah beberapa kali membuka dan menutup mata nya masih sama saja yang dia lihat Odeliah sedang tidur di samping nya, Bastian yang tahu itu bukan mimpi langsung bangun karena terkejut.
"Selamat pagi Bastian!" sapa Odeliah bangun karena merasakan sesuatu bergerak di samping nya, dan ternyata Bastian sudah bangun dengan wajah merah merona.
"Maaf aku tadi malam mimpi buruk jadi aku pindah tidur dengan mu," beritahu Odeliah dengan mata redup masih mengantuk.
"Kamu marah?"
Bastian menggalang cepat dengan panik.
"Lalu kenapa wajah mu merah?" tanya Odeliah kebingungan.
Bastian menggelengkan kepala nya lagi lalu masuk ke kamar mandi terburu buru, Odeliah menghela nafas panjang kemudian dia melangkah keluar dari kamar Bastian, Odeliah harus kembali ke kamar nya sebelum Seli heboh mencari dia yang hilang dari kamar nya.
"Tuan Putri! Anda dari mana saja? saya panik mencari kemana-mana," ujar Seli heboh dengan wajah panik nya.
"Saya numpang tidur di kamar lain karena mimpi buruk," jawab Odeliah malas.
"Saya kira Tuan Putri hilang," ujar Seli merasa lega.
"Maaf membuat mu khawatir," seru Odeliah merasa tidak enak sudah menyusahkan Seli.
"Tidak apa Tuan Putri, mari saya bantu bersiap untuk sarapan bersama Yang mulia Raja," ujar Seli dengan semangat.
Odeliah pun mandi dengan di bantu oleh Seli, padahal Odeliah lebih suka mandi sendiri tapi karena Seli selalu memaksa akan menggosok punggung nya dengan bersih membuat Odeliah tidak bisa menolak tentu nya.
"Sejak kapan Ayah pulang? Ayah bilang butuh beberapa hari menyelesaikan pekerjaan nya," tanya Odeliah penasaran.
"Baru saja kembali tadi malam, mungkin pekerjaan Yang Mulia berjalan lebih cepat," jawab Seli yang juga tidak tahu pasti.
"Seli menurut mu suka dan cinta itu sama tidak?" tanya Odeliah yang sejujurnya sejak kecil sampai dewasa tidak bisa membedakan rasa suka dan cinta, apalagi di akhir hayat nya sebelum nya dia belum menikah karena perasaan nya seperti batu yang sulit merasakan jatuh cinta.
"Cinta itu datang dari suka, beda nya Cinta itu adalah perasaan suka yang tulus ingin memiliki," jawab Seli tidak yakin dengan jawaban nya bisa di pahami oleh Odeliah.
"Sulit untuk menyampaikan cinta itu seperti apa karena memang perasaan itu terkadang muncul tidak terduga," seru Seli gugup.
Ternyata memang sulit ya untuk aku jatuh cinta.
Hati mu kan sekeras batu.
Victoria kamu tidak tahu perasaan cinta itu seperti apa.
Ya aku memang tidak tahu karena aku belum pernah jatuh cinta.
Memang nya peri bisa jatuh cinta?
Tidak tahu.
Odeliah menghela nafas panjang. "Seli jika seorang wajah nya tiba-tiba memerah itu kenapa? dia demam?" tanya Odeliah dengan polos nya.
"Tergantung situasi, situasi seperti apa yang Tuan Putri maksud," saut Seli.
"Misal laki-laki dan perempuan tidur bersama tapi laki-laki itu tidak tahu jika perempuan itu tidur dengan nya, saat bangun dia terkejut dengan wajah memerah. Jadi dia kenapa?"
Seli tertawa kecil tidak bisa menahan karena berapa polos Odeliah.
"Itu tanda nya dia malu Tuan Putri," jawab Seli.
"Malu karena aku tidur dengan dia?" tanya Odeliah keceplosan.
"Hayo dengan siapa Tuan Putri tidur tadi malam?" tanya Seli penasaran.
"Aku tidur dengan Bastian."
Seli yang terkejut mematung beberapa saat kemudian dia tertawa kecil. "Jangan beritahu siapapun Seli," tegas Odeliah jadi tiba-tiba malu padahal tadi dia tidak peduli dengan hal itu.
"Baik Tuan Putri."
"Tapi Putri setahu saya Bastian hanya budak yang akan menjadi pengawal Tuan Putri, mungkin jika lebih baik Tuan Putri bersikap biasa saja," ujar Seli menyarankan dengan arti dia tidak menyarankan Odeliah terlalu dekat dengan Bastian.
"Kenapa aku tidak boleh dekat dengan Bastian? aku ingin Bastian menjadi teman ku," ujar Odeliah sedikit kesal.
"Status Bastian cukup buruk jadi sebaik nya dia tidak lebih dari seorang pengawal saja," saut Seli yang terlihat ragu mengucapkan nya.
Status sama sekali tidak berguna bagiku, mau dia dari kolong jembatan pun aku tidak peduli.
Kau sudah di butakan dengan cinta sejak dini.
Cinta? aku hanya tidak suka orang yang membedakan kasta saja, karena menurut ku semua sama saja.
Itu menurut mu tapi orang lain punya pendapat yang berbeda jadi kamu harus mempertimbangkan nya demi reputasi mu sebagai seorang putri.
Odeliah mengerti maksud Victoria tapi dari sikap nya yang buruk dulu suka merendahkan rakyat biasa membuat dia sadar, mau rakyat biasa atau bangsawan itu sama saja bahkan bangsawan jauh lebih buruk seperti dia dulu yang selalu melakukan hal sesuka nya, membunuh pun dia lakukan demi mendapatkan apa yang dia ingin kan.
"Melihat posisi Tuan Putri yang tinggi bisa saja menjadi berita buruk jika Tuan Putri memperlakukan budak sebagai teman," ucap Seli tidak ingin Odeliah semakin di cap buruk di mata semua orang.
"Sebaik apapun aku berusaha menjadi baik, mereka akan terus mencari keburukan ku, jadi aku tidak peduli dengan mereka sekarang dan terserah mereka mau menganggap ku seperti apa," ketus Odeliah sudah muak dengan sikap mereka yang selalu menganggap nya buruk setelah dia sudah berubah.
Seli tersenyum tipis. "Tuan Putri sudah banyak berubah ya," kagum Seli dengan perubahan sikap Odeliah yang jauh lebih baik.
"Saya dengar dari pelayan Putra Mahkota, kata nya Putra Mahkota akan segera kembali ke istana untuk merayakan ulang tahun Tuan putri," beritahu Seli menghibur.
Odeliah yang mendengar nya tentu saja senang, sudah cukup lama dia tidak bertemu dengan Johan.
"Apakah Johan sudah memiliki pasangan ya? pasti banyak gadis bangsawan cantik di Academy," gumam Odeliah memikirkan siapa gadis yang bisa menarik perhatian Johan.
"Saya tidak yakin Putra Mahkota sudah mendapatkan pasangan, karena setahu saya Putra Mahkota itu hanya peduli dengan academy nya saja," saut Seli yakin dan sesuai dugaan Odeliah.
"Dia memang sulit mendapatkan pasangan dan taman ya," gumam Odeliah lesu.
"Tuan Putri juga sama saja kan?" goda Seli.
"Tidak. Aku kan sudah punya teman," saut Odeliah panik.
"Siapa?"
"Bastian."