Bagaikan mimpi buruk yang sangat menakutkan, Cecilia tidak menyangka hidupnya sangat tragis sekali.
Lelaki yang baru tiga bulan di nikahinya, ternyata menyukai adik tirinya.
Lelaki yang baru di nikahinya itu, bersekongkol dengan adik tirinya dan Ibu tirinya, ingin merebut perusahaan Ayahnya, dan menguasai harta keluarga Cecilia.
Cecilia bertekad akan membalas semua apa yang telah dilakukan oleh ke tiga orang itu pada keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Silahkan tuntut kembali...
Cecilia menatap sepasang pria dan wanita itu dengan tatapan datarnya, perasaannya yang biasa-biasa saja menatap mereka, merasa heran.
Bukankah seharusnya mereka sekarang sudah menikah? sudah dua tahun berlalu, seharusnya mereka sudah menikah kan? pikir Cecilia bingung.
Tadi Cecilia sangat jelas petugas keamanan memanggil Layla dengan sebutan 'Nona', yang berarti Layla masih melajang, belum menikah.
"Kenapa kamu disini? apakah kamu melarikan diri dari penjara!" sahut Nando dengan kening berkerut.
Dengan tenang, Cecilia melemparkan berkas bukti kalau dirinya tidak bersalah ke depan Nando.
Berkas-berkas itu jatuh ke lantai, tepat di dekat kaki Nando.
"Setelah anda membaca berkas tersebut, tolong bawa istri anda dari ruang kantorku, Tuan Nando!" sahut Cecilia dengan tenangnya.
Dia sengaja menekan kata 'istri anda' yang menandakan, bahwa seharusnya mereka sudah menikah karena memang itu keinginan Nando menceraikan Cecilia, dan menjebloskan Cecilia ke dalam penjara.
Nando menatap berkas yang berserakan di lantai dekat kakinya, keningnya berkerut menatap berkas itu.
"Berkas apa yang dilemparkan perempuan murahan itu sayang?" tanya Layla dengan nada lemah lembut pada Nando.
Nando menyingkirkan tubuh Layla yang merapat padanya, lalu memungut berkas-berkas tersebut.
Nando lalu membaca apa yang ada pada berkas itu, matanya terbelalak terkejut, dan sontak dengan cepat memandang Cecilia yang terlihat tenang duduk di belakang meja kerjanya.
"Silahkan keluar! bawa istri anda dari kantor saya, saya akan menuntut kembali anda berdua setelah saya memeriksa apa yang telah kalian lakukan selama dua tahun ini pada perusahaan Papa saya!" sahut Cecilia dengan nada yang begitu datar pada Nando.
"A..apa maksud semua ini, kamu jelas-jelas yang menggelapkan uang perusahaan, dan membuat kerugian yang begitu banyak, sehingga aku yang menutupi semua masalah yang telah kamu perbuat!" sahut Nando marah.
"Maaf, Tuan Nando yang terhormat, aku merasa tidak ada melakukan apa pun yang kamu tuduhkan kepadaku, dari dua tahun yang lalu aku sudah menjelaskannya, tapi kamu tetap saja memanipulasi tuduhan penggelapan dana, dan korupsi yang tidak pernah ku lakukan!" sahut Cecilia dengan tenang dan datar.
"Jelas-jelas kamu yang melakukannya, ini pasti berkas palsu, dan kamu sudah menyogok seseorang untuk melakukan bukti palsu!" teriak Layla sembari menudingkan jari telunjuknya kepada Cecilia.
Cecilia angkat bahu dengan cueknya mendengar apa yang dikatakan Layla, dia tetap tenang karena memang tidak melakukan kesalahan sedikitpun.
"Maaf, ini kantor Nona Cecilia!" tiba-tiba Arya masuk ke dalam kantor Cecilia,dan menghalau Nando beserta Layla untuk keluar dari sana, "Tuan dan Nona silahkan keluar, kalau kalian merasa ada sesuatu yang janggal atas bebasnya Nona Cecilia, silahkan ajukan kembali untuk menuntutnya, semua bukti ada di tangan kami, kalau Nona Cecilia tidak bersalah!"
Wajah Layla terlihat menunjukkan perubahan begitu Arya bicara mengenai 'bukti ada di tangan kami'.
"Ayo sayang, kita pergi dari sini, aku akan bicara pada pengacara ku untuk membuat Cecilia kembali ke dalam penjara!" sahut Layla menarik tangan Nando.
"Silahkan Nona, kami menunggu tuntutan dari anda, Nona Cecilia sudah memiliki seseorang yang akan menolongnya, anda tidak bisa lagi membayar seseorang untuk melakukan bukti palsu!" ujar Arya dengan tatapan mencemooh Layla.
Sontak membuat wajah Layla pucat, begitu mendengar perkataan Arya tersebut.
Sialan! bisik hati Layla mengepalkan tangannya dengan erat, aku akan mengembalikan Cecilia lagi ke penjara, orang suruhan ku ternyata tidak bisa di andalkan.
Layla mengetatkan gerahamnya menahan amarah, aku jelas-jelas sudah menyuruh mereka menghabisi nyawa Cecilia, percuma aku membayar mereka begitu mahal, tidak bisa di andalkan samasekali! bisik hati Layla lagi menatap Cecilia dengan tajam.
Cecilia terlihat begitu tenang dengan wajah datarnya, tidak merasa takut dengan tatapan Layla yang seakan ingin membunuhnya.
Bersambung....