Tahap REVISI
jangan lupa mampir ke Ig Neneng bohay ia @intanpsarmy
" waaaah Mak bapak Anak mu ber reinkarnasi " ucap Adilah
Adilah adalah putri dari bapah Holik dan ibu Marsha, seorang petani Kaya yang di berada di Indonesia
Dilah putri ke dua dia Hobi Balap motor dan bela diri di kampus dia terkenal karena kepintaran nya
Dilah Dokter Magang di kelinik milik Tante nya
Dan tiba tiba dia berada di tubuh putri kecil berumur 9 tahun anak dari pasangan Tuan Bo dan nyonya Fun
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Intanpsarmy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28
Ayah Bo dia ingin melihat Adik bungsunya yang sering di perlakukan tak baik oleh keluarga nya
"Nak bisa kah kita masuk kediaman keluarga ayah dulu, ayah ingin melihat paman Bungsu mu, tapi ayah takut tak di izinkan oleh Mentri keuangan" ucap lirih Ayah Bo
Sixe menatapnya yang terlihat sedih, Sixe pun tersenyum pada Ayah nya itu
"Tentu kita bisa masuk Diam-diam ayah bukan kah ayah juga bisa melompat ke tembok itu, tapi ayah masih ingat tempat paman Kecil" tanya Sixe
"Tentu Nak ayah ingat, tapi ayah ngga tahu dia masih tinggal disana apa tidak" ucap Ayah Bo
"Ayo kita lihat dalam dulu, apa paman masih disana" ucap Sixe
Mereka berdua pun menyelinap lewat pinggir rumah, Ayah Bo pun membawa putri nya ke gudang paling belakang, mereka juga sesekali sembunyi saat ada prajurit atau pelayan yang mereka lihat
Sixe miris melihat tempat tinggal sang paman yang sudah tak layak kandang Sapi dirumah nya saja lebih bagus
"Biadab dimana hati nurani sang Ayah sampai tega menelantarkan Anak nya sendiri di sini" Gumam Sixe
Mereka pun masuk kedalam gudang itu dan mereka melihat seseorang sedang terbaring di lantai yang beralas tikar robek
Air Maya Ayah Bo pun menetes melihat keadaan sang Adik, Sixe pun memejamkan Mata untuk menahan tangis nya melihat keadaan adik dari ayah nya begitu kurus dan tak ter rawat
" Hiks.... Bawen kau kenapa Dik?" ucap Ayah Bo, Bawen yang mendengar suara sang kakak pun menoleh, dan bangkit dari tidur nya
"Kakak Bo kau kah itu?" tanya lirih Bawen, Ayah Bo segera mendekati sang Adik dan memeluk erat dengan Air mata yang semakin deras
"Iya Dik ini Kakak Ya Dewa. kenapa kau menjadi seperti ini Dik sebegitu kejam nya ayah memperlakukan mu sampai seperti ini" ucap lirih Ayah Bo, yang masih memeluk Sang Adik. Sixe semakin tak kuat melihat kejadian ini, Dia pun meminta izin keluar pada sang ayah
"Ayah ganti lah pakaian paman dengan ini dan berikan makan dan minum Air ini juga, aku izin ke depan dulu" ucap Sixe, dengan memberikan pakaian makanan dan Air kehidupan pada sang ayah
Sixe pun keluar dari kediaman sang paman, dengan mata berkaca-kaca hawa dingin di sekitar kediaman Keluarga Mentri keuangan, hawa itu keluar dari tubuh Sixe
"Kalian benar-benar binatang, bahkan binatang pun masih bisa menyayangi anak-anaknya, sedangkan kalian lebih dari binatang" Gumam Dingin Sixe, sesaat Sixe menenangkan pikiran Agar dia tak terbawa emosi nya
"Luccy kau bisa keluar, dan tebakan racun cacar Air ini untuk keluarga biadab itu Luccy" ucap telepati Sixe pada Luccy
"Tentu Nona. aku akan melakukannya" ucap Luccy, yang menghilang ke kediaman utama Mentri keuangan
"Hm cacar air itu tak akan sembuh kecuali Aku yang membuat penawar nya, sampai membusuk pun kalian tak sembuh, ini belum seberapa tapi cocok untuk kalian semua" Gumam Sixe, dan Ayah Bo pun keluar memapah Sang Adik, dia sudah bertekat untuk membawa Adik bungsu nya
"Nak boleh kah kita bawa paman mu pulang Ayah tak tega untuk meninggalkan dia disini lagi" ucap lirih Ayah Bo
"Tentu saja ayah kita harus membawa paman Bawen, tak mungkin kita pergi dari sini tanpa paman" ucap Sixe
Ayah Bo pun menganguk tanda mengerti dengan ucap Sixe, mereka pun pergi lewat belakang
"Ayah lebih baik kita pulang besok kita menginap disini satu malam karena keadaan paman begitu lemah, nanti aku akan mengobati Paman saat kita di penginapan" ucap Sixe
Ayah Bo pun setuju apa lagi dia melihat Sang Adik begitu kurus dan lemah dan akhirnya mereka pergi ke penginapan untuk saat ini Ayah Bo tak bertanya Apa-Apa dulu pada sang Adik
Annyeong yorobon
Aduh duh jangan baca aja dung like sama komen nya juga boleh nih biar Author nya nambah semangat nih
Jangan lupa like dan komen nya ia