Kisah seorang pemuda yang meninggal akibat terlalu lelah bekerja dan dia bereinkarnasi ke dalam novel favoritnya. Namun dia tidak berinkarnasi menjadi main character, heroine, villain atau bahkan mob sekalipun, dia menjadi korban pertama sang villain yang akan membuat sang villain menjadi villain terkejam dan menggerakkan seluruh alur di novelnya.
Tapi ketika dia baru bereinkarnasi, dia langsung melakukan plot twist yang sudah pasti akan mengubah jalan nya alur cerita atau malah menghancurkan alur cerita yang sudah tersusun rapi, dia tidak mati dan malah membunuh villain yang seharusnya membunuhnya. Jadi selanjutnya apa yang akan terjadi dengan alur cerita novel yang di sukainya itu ?
Genre : Fantasi, komedi, drama, action, sihir, petualangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 2
Rayhan berputar putar di dalam kamar mengelilingi jasad Desmond yang terkapar di tengahnya, dia bingung harus berbuat apa, jangankan di dunia barunya, di kehidupan sebelumnya dia belum pernah melihat ada orang yang meninggal akibat di bunuh tepat di depan mata nya dan tentunya hal itu jelas membuat dirinya sangat takut dan panik apalagi dia sadar kalau dia yang melakukan nya.
“Aku harus apa sekarang....aku tahu ini dunia di dalam novel, tapi ini semua nyata...ini semua sekarang dunia ku....dan aku kenal dia....bagaimana ini...aku harus melakukan apa sekarang,”
Dia menoleh melihat jendela, dia berlari ke jendela dan membukanya, kemudian melihat keluar, dia menjulurkan kepalanya, ternyata kamarnya berada di lantai tiga dan terlihat cukup jauh untuk ke bawah.
“Ok...aku pasti jadi tersangka...aku pasti akan di tangkap....tapi...aku membela diri kan...dia yang menyerangku...benar...dia yang menyerangku, aku tidak bersalah..... arrgh, kenapa begini sih, kenapa juga aku mati dan masuk ke dalam dunia ini....kenapa,” ujar Rayhan panik sambil mengacak ngacak rambutnya menggunakan kedua tangannya.
Dengan terhuyung, Rayhan kembali duduk di sisi ranjangnya, kedua tangannya tetap memegang kepalanya, dia masih sangat bingung dan tidak mengerti kenapa semua ini bisa terjadi, tiba tiba “blak,” pintu kamarnya di buka kencang, Rayhan menoleh melihat pintu, seorang pria muda berpakaian seorang pelayan (buttler) berdiri di depan pintu, wajahnya yang tampan terlihat kaget ketika melihat seseorang terkapar di lantai, kemudian dia melayangkan pandangannya melihat Rayhan yang sedang menatapnya dengan air mata bercucuran dan memegang kepalanya dengan kedua tangannya.
Pria itu langsung lari masuk ke dalam dan duduk di sebelah Rayhan, dia langsung mendekap Rayhan dan membenamkan kepala Rayhan di dadanya,
“Tenang tuan muda Raymond, pelayan setia mu Patrick ada disini,” ujar Patrick.
“Huh...Patrick ? bukankah dia yang di tuduh oleh Desmond sebagai pembunuh ku ? dan namaku ternyata....Raymond ?” tanya Rayhan dalam hati.
Di ingatan Rayhan yang sudah membaca novel secara keseluruhan, ketika kejahatan Desmond di bongkar, nama Patrick di sebut sebagai pelayan yang di fitnah oleh Desmond ketika dia membunuh adiknya, Raymond. Setelah melihat Rayhan atau Raymond sudah agak tenang, Patrick melepaskan pelukannya, dia turun dari ranjang dan jongkok di sebelah jasad Desmond, dia memegang lehernya untuk memeriksa detak jantungnya, “hpmh,” Patrick terlihat tersenyum sinis setelah memastikan Desmond sudah tiada. Dia kembali berdiri dan duduk di sebelah Rayhan,
“Anda tidak apa apa tuan muda Raymond ?” tanya Patrick penuh perhatian.
“A..aku tidak apa apa...di..dia mau membunuh ku....aku...panik dan aku membunuh nya,” ujar Rayhan terbata.
“Tidak apa apa tuan muda, aku akan bersaksi kepada ayah anda kalau dia memang ingin membunuh anda, setelah mengaku ngaku menjadi pahlawan dan berbesar kepala, pada akhirnya seperti ini ya,” ujar Patrick melihat jasad Desmond dengan tatapan yang meremehkan.
“Hmm ini aneh, memang benar Patrick termasuk salah satu pelayan yang boleh di bilang menghina Desmond dan bersikap sebagai seorang bully terhadap Desmond sejak di ketahui kalau dia bukan pahlawan.....tapi dia tidak begitu padaku ? pada Raymond ?” tanya Rayhan dalam hati.
“Mentang mentang kemampuan sihir apinya di atas rata rata, dia sombong dan berani menantang ayahnya, keterlaluan memang, tapi aku bersyukur anda tidak apa apa tuan muda,” ujar Patrick sambil melihat Rayhan dan tersenyum.
Karena merasa bingung, Rayhan menatap wajah Patrick yang duduk di sebelahnya dan sedang melihat dirinya sambil tersenyum,
“Kenapa kamu baik pada ku Patrick ? bukankah aku dan Desmond sama saja ? kita kembar kan ?” tanya Rayhan.
“Tentu saja berbeda tuan muda, walau ayah dan ibu anda lebih memilih Desmond sebagai penerus keluarga dan masih menganggap dia walau kecewa, kami para pelayan dan para pengawal jauh lebih menghargai anda di banding kakak kembar anda atau orang tua anda, anda selalu ramah terhadap kami para pelayan dan rakyat biasa tanpa memandang status,” jawab Patrick tersenyum.
“Be..begitu ya (masa iya sih, rasanya ga gitu deh yang ku baca di novel),” balas Rayhan menunduk.
“Mari pergi tuan muda Raymond, kita tinggalkan kamar ini dan kita panggil penjaga asrama, kita katakan kepadanya kalau ada pencuri masuk dan kakak anda terbunuh oleh pencuri itu, jendela kita biarkan terbuka,” ujar Patrick.
“Ba..baik,” ujar Rayhan.
Patrick memapah Rayhan berdiri dan kemudian berjalan keluar dari kamar, Rayhan melihat sekeliling, dia benar benar berada di dalam asrama akademi seperti yang di gambarkan di dalam novel, manga dan animenya. Tapi tiba tiba, Rayhan yang berjalan sambil menunduk dan di rangkul Patrick, menyadari sesuatu,
“Tunggu....kalau ini asrama akademi....kenapa Patrick ada disini malam malam begini ? bukankah seharusnya dia berada di mansion ? pembunuhan yang di lakukan Desmond juga terjadi di asrama dan Patrick menemukan Raymond sudah meninggal di kamarnya....apa jangan jangan...ah benar...alasan Desmond menuduh Patrick sebagai pelakunya adalah...”
Rayhan menghentikan langkahnya tepat di depan tangga untuk turun ke bawah, Patrick yang sudah melangkah turun menoleh melihat Rayhan yang berdiri terpaku di tepi tangga,
“Ada apa tuan muda ?” tanya Patrick.
“Patrick, kenapa kamu bisa ke kamar ku ?” tanya Rayhan.
“Aku mendengar suara seseorang jatuh di dalam kamar anda dan saya khawatir, saya bergegas masuk ke kamar anda dan syukurlah anda tidak apa apa,” jawab Patrick.
“Hmm lalu pertanyaan selanjutnya, kenapa kamu malam malam begini ada di dalam asrama pria yang hanya boleh di masuki oleh siswa yang menggunakan tanda pengenal dan bagaimana cara kamu masuk ?” tanya Rayhan.
Wajah Patrick sedikit berubah dan terlihat langsung berpikir, dia tetap berrusaha tenang dan menatap Rayhan yang ada di depannya,
“Aku ke sini karena di minta oleh tuan Desmond walau sebenarnya aku enggan menurutinya, dia yang membukakan pintu di bawah,” jawab Patrick.
“Apa yang Desmond inginkan dari kamu ?” tanya Rayhan.
“Dia ingin aku membantunya membawakan barang berat dari kamar untuk membuangnya, tidak di sangka dia merencanakan membunuh anda malam ini,” jawab Patrick.
“Apa dia mengatakan rencananya pada mu ?” tanya Rayhan.
“Benar, dia menjelaskan semuanya pada ku secara detail, itu sebabnya aku masuk dan berniat menolong mu tuan muda,” jawab Patrick tersenyum.
“Begitu ya, baiklah, kita ke kamar pengawas asrama yang ada di ujung lorong ini,” ujar Rayhan menunjuk ke arah lorong.
“Jangan tuan muda, anda harus ikut saya karena saya tidak mau anda di tuduh sebagai pembunuh Desmond, kakak anda,” ujar Patrick.
“Oh bukankah tadi kamu bilang kita mau ke kamar pengawas ya, dan kalau aku di tangkap bukankah tugas mu selesai ?” tanya Rayhan.
“A..apa maksud anda tuan muda ?” tanya Patrick.
“Benar, alasan Desmond menuduh Patrick, karena Patrick adalah mata mata ayah kita berdua, tugasnya adalah membunuh Desmond dan juga diriku yang di anggap membuat malu keluarga, dia menghasut Desmond untuk membunuh adiknya karena memang Desmond juga aku menganggap Patrick sebagai kakak walau Patrick bersikap dingin kepada kita berdua. Ketika Desmond sudah berhasil, dia berniat membunuh Desmond hanya saja Desmond yang meguasai sihir api ternyata lebih kuat dari dirinya dan malah membekuknya sehingga menjadikan dia tersangka, aku mengerti kenapa Desmond menyesal membunuh adiknya dan menjadi tertutup sampai akhirnya menjadi jahat, menurut ingatan Raymond, keduanya sangat akrab karena merasa senasib dan di benci semua orang termasuk para pelayan hanya karena tidak memenuhi harapan orang tua mereka yaitu anak mereka pahlawan,” ujar Rayhan dalam hati.
“Ke..kenapa diam tuan muda ?” tanya Patrick.
Rayhan melihat Patrick yang mendekat kepada dirinya namun terlihat jelas tangan Patrick berada di belakang, Rayhan langsung berbalik dan lari ke arah lorong untuk menuju ke kamar pengawas asrama di ujung. Tentu saja Patrick langsung mengejarnya dan ternyata tangan di sebelahnya yang sebelumnya di sembunyikan di belakang, memegang sebilah pisau. Tentu saja, Rayhan yang lemah, tidak bisa bela diri dan sihir dengan mudah tertangkap oleh Patrick, “blugh,” Rayhan terjatuh terlentang dan Patrick sudah menduduki perutnya dengan pisau terangkat siap menghujam tubuhnya,
“Maaf tuan muda, tapi anda harus mati demi nama baik keluarga anda hehe,” ujar Patrick tersenyum.
“Ti..tidak...aku tidak mau mati, aku baru hidup lagi kan...aku tidak mau mati lagi...tolong...tolong...tolong,” teriak Rayhan di dalam hati.
Rayhan terus menggerakkan tangannya dan menahan tangan Patrick yang memegang pisau mati matian supaya tidak menusuknya,
“Menyerah saja tuan muda, anda lemah, di banding kakak kesayangan anda, anda tidak bisa apa apa hehehe,” ujar Patrick sambil terus menekan Rayhan yang menahan pergelangan lengannya menggunakan tangannya.
Pisau semakin lama semakin turun dan akhirnya mendekat tepat di depan wajah Rayhan yang terlihat semakin ketakutan, di dalam hatinya, Rayhan terus mengatakan kalau dia tidak ingin mati dan teriak minta tolong apalagi ketika pisau sudah di depan matanya. “Ti..tidak...tolong...tolong...siapa saja...tolong,” teriaknya dalam hati. Tiba tiba keajaiban pun terjadi, “aaah,” Patrick tiba tiba berteriak dan melompat mundur, dia melihat pergelangan tangannya, ternyata ada luka bakar berwarna hitam berbentuk jari jari yang terlihat sedang mencengkramnya.
“Aaaaaaah...apa ini,” teriak Patrick kesakitan.
“Huh...apa,”
Rayhan menoleh melihat tangan kirinya, ternyata ada sebuah bola sinar berwarna hitam membungkus tangan nya, dia menoleh melihat tangan kanan dan melihat bola sinar berwarna putih membungkus tangan nya.
“Huh...si..sihir darkness dan holy ?” tanya Rayhan bingung.
Bola sinar di kedua tangannya berubah bentuk, bola sinar hitam di tangan kiri nya membentuk sebilah pedang dari sinar berwarna hitam yang di pegang oleh tangannya dan bola sinar putih di tangan kanan nya membentuk sebuah tombak bermata tiga dari sinar berwarna putih.
“Huh...Dark Sword....Holy Lance....walau belum sempurna...tapi ini wujud dua senjata yang di gunakan oleh dua tokoh utama, masa sih aku bisa menggunakan nya ?” tanya Rayhan dalam hati.
“Ti..tidak mungkin...kamu seharus nya tidak bisa sihir....ini tidak mungkin,” teriak Patrick sambil memegang pergelangan lengannya yang sakit.
Melihat dirinya memegang dua senjata pamungkas yang masih berwujud sinar dan belum bermaterialisasi menjadi nyata, Rayhan berjalan maju mendekati Patrick yang bergerak mundur,
“Tu...tuan muda, saya hanya menjalankan tugas dari ayah mu,” ujar Patrick ketakutan.
Patrick jatuh terduduk ketakutan dan merangkak mundur, Rayhan sudah berdiri di depannya dengan amarah meluap luap dan penuh nafsu membunuh, dia mengangkat pedang hitam nya ke atas, Patrick menutup wajahnya menggunakan kedua lengannya dan memejamkan matanya, tapi ketika Rayhan ingin mengayunkan pedangnya, “tap,” pundaknya di pegang seseorang dari belakang. Rayhan menoleh dan melihat seorang pria bertubuh besar, kekar dan berjanggut lebat berdiri di belakangnya.
“Kepala asrama....Duran,” ujar Rayhan.
“Sudah cukup, jangan di teruskan,” ujar Duran.