Kisah seorang gadis cantik, arogan, dan tentunya kaya raya.
Kesombongannya membuat orang-orang takut mendekatinya.
Seketika semuanya hancur tepat di hari pertunangannya, Kania nama gadis itu menemukan adik tiri dan calon suaminya bercumbu di sebuah apartemen.
Sedih, emosi bercampur jadi satu. Kania pulang mengemudi dengan kecepatan tinggi hingga terjadi kecelakaan naas itu.
Kania terlempar dari dalam mobil hingga wajahnya rusak parah dan tidak di kenali.
Wajahnya yang buruk membuat Ari Laksono, ayah kandungnya yang dulu selalu menyanjungnya membuangnya begitu saja karena gengsi.
Bukan cuma itu saja, bahkan dua teman baiknya menjauh karena Kania sudah tidak seperti dulu lagi.
Penderitaan Kania tidak sampai disitu saja, ibunya yang selama ini mengalami depresi tiba-tiba di vonis gagal jantung.
Di tengah kebingungannya mencari uang untuk pengobatan ibunya akhirnya Kania memilih jalan pintas dengan menjual kesuciannya di pelelangan dunia malam.
Hanya ada di @noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 28. DUKA KANIA.
Setibanya di rumah, kania bergegas masuk ke kamar mandi.
"Sampai kapan derita ini Engkau sematkan padaku Tuhan. Aku sudah kotor, aku hina andaikan tidak mengingat ibuku mungkin aku sudah mengakhiri hidupku."
Kania menangis histeris, semua bekas yang di buat Abraham di tubuhnya di gosok hingga semakin memerah.
Puas meluapkan amarah, Kania keluar dari kamar mandi dan langsung menuju ke lemari pakaian.
Dikenakan baju lengan panjang untuk menutupi bekas merah yang ada di tubuhnya.
Setelah dianggap cukup Kania keluar rumah, seperti biasa ojek langganannya, pak Joko sudah siap mengantarnya pergi.
Setibanya di rumah sakit Kania langsung menuju keruang administrasi untuk menyelesaikan pembayaran.
Belum juga sampai di ruangan itu, seorang dokter berlari menghampirinya.
"Dek Kania, kondisi ibu anda semakin memburuk, mau tidak mau beliau harus segera di operasi."
"Astaga.... Dok segera lakukan operasi, soal pembayaran saya selesaikan sekarang juga."
"Baik."
"Tolong lakukan yang terbaik." Kania memegang tangan dokter muda itu dengan penuh pengharapan.
Air matanya menetes untuk kesekian kalinya.
"Tenang dan berdoalah semoga urusan dalam ruang operasi di lancarkan hingga operasi ibumu berjalan lancar. Kalau begitu saya permisi dulu, Saya mau menyiapkan segala sesuatunya sebelum operasi di mulai ."
Kania menatap kepergian dokter itu dengan penuh pengharapan.
Setelah dokter itu hilang dari pandangan, Kania melanjutkan langkahnya keruang administrasi.
"Akhirnya selesai juga."
Kania mempercepat langkahnya menuju keruangan ibunya.
Belum juga sampai di sana, ibunya sudah di dorong oleh dua perawat menggunakan brankar menuju ke ruangan operasi.
"Ibu, bertahanlah! Kania memegang tangan ibu dan berlari kecil mengikuti kedua perawat itu.
Kondisi ibunya saat ini benar-benar memprihatinkan.
"Maaf mba, anda tidak boleh masuk?
Cegah seorang perawat pada Kania saat mereka sudah berada di depan pintu operasi.
"Tolong suster, ibu sekarang membutuhkanku."
Wajah Kania memelas, di katupnya kedua tangan di depan dada.
"Tidak bisa mba, peraturan menang seperti itu, keluarga pasien tidak di izinkan masuk kedalam ruang operasi."
"Tolonglah sus." kembali Kania memelas.
"Kalau mba mau operasinya terus kami tunda silahkan masuk. Ingat, kondisi ibu anda sekarang lagi kritis."
"Baik, tolong lakukan yang terbaik."
Mau tidak mau Kania terpaksa mengalah demi kelancaran operasi ibunya.
"Berdoalah semoga operasinya berjalan lancar." Suster tersenyum lalu menutup pintu.
Kania berjalan lunglai menuju kursi tunggu yang ada di depan ruang operasi.
Perasaanya bercampur aduk antara takut, panik kalau-kalau sesuatu yang tidak di inginkan terjadi pada ibunya.
"Ya Tuhan, hanya satu yang kuinginkan dalam hidupku sekarang ini, tolong lancarkan segala urusan kami. Beri hikmat pada para tenaga medis di dalam sana agar operasi ibuku bisa berjalan dengan lancar tanpa ada kendala sedikit pun. Amin."
Lampu indikator hijau menyala tanda operasi sedang berjalan.
Para dokter dan perawat melakukan tugas mereka masing.
Dokter Ridwan yang menjadi kepala operasi saat itu. Dia memberi arahan pada dokter dan juga perawat.
Para tenaga medis bekerja cukup profesional, semua hal kecil tidak terlewatkan oleh mereka, jaga-jaga jangan sampai ada kesalahan sedikit pun dalam operasi.
Wajar saja rumah sakit itu menjadi salah satu rumah sakit terbaik di Asia bahkan di dunia melihat kinerja mereka yang begitu profesional.
Bukan hanya Kania yang merasakan kepanikan, bahkan para petugas medis turut merasakan hal yang sama.
Mereka menyekat keringat masing-masing saking tegangnya dalam ruangan itu.
Sementara itu di luar ruangan, tampak Kania sedang duduk bibirnya bergetar memanjatkan doa keselamatan untuk ibunya.
Kania berdiri dan berjalan mondar-mandi di depan ruangan operasi sambil meremas jari-jemarinya saling bergantian.
Masih terlihat panik dengan raut wajah pucat. Ada sekitar dua puluh menit Kania berjalan seperti itu hingga terdengar pintu ruang operasi terbuka.
Seorang pria berbaju putih keluar sambil menyekat keringatnya.
Kania berjalan cepat mendekati dokter itu.
"Bagaimana keadaan ibuku?
Dokter itu terdiam dengan sayup terarah pada Kania.
Perasaan Kania mulai berkecamuk, dia yakin hal buruk menimpa ibunya.
"Dok, ibuku baik-baik saja bukan?
Kania memegang baju dokter Ridwan dan menggoyang-goyangkannya.
"Maaf, dek ibumu sudah tidak ada. Operasinya gagal, penyakit jantung yang dia derita dan beberapa penyakit kronis membuat pisiknya lemah. Kami sudah melakukan yang terbaik tapi Tuhan berkehendak lain."
Mendengar perkataan dokter Ridwan tubuh Kania terjatuh pandanganya kosong, mulutnya tidak bisa berkata apa-apa hanya air mata yang mengalir menggambarkan kesedihan pada perempuan itu.
Usah untuk menyelamatkan nyawa ibunya sia-sia semuanya.
"Dek bangunlah, penderitaan ibumu sudah berakhir, Tuhan lebih menyayangi dia ketimbang kita semua. Saya yakin beliau sudah tenang di sana jangan membuatnya sedih dengan menangisinya seperti ini."
Dokter Ridwan membantu Kania berdiri.
Kania hanya diam hingga beberapa perawat mendorong brankar keluar dari dalam ruang operasi.
Tubuh Tina di tutup dengan kain putih, jazatnya sudah terbujur kaku.
"Kenapa ibu secepat ini meninggalkan Kania? Kenapa tidak sekalian memanggil Kania agar ikut bersama ibu? Kania menangis histeris memeluk mayat ibunya.
"Dek ikhlaskan semuanya, mari kita mandikan mayat almarhum setelah itu kita doakan dan kita kebumikan. Pihak rumah sakit akan membantu pemakaman beliau."
Kania mengangguk pelan. Mayat Tina dibawa keruang mayat di mandikan lalu di bungkus dengan kain kafan dan di masukan kedalam peti jenazah.
Pemakaman berjalan lancar, beberapa dokter dan perawat datang membantu jalanya pemakaman, sementara pihak keluarga selain Kania tidak satu pun yang datang melayat.
Kania duduk menangis diatas gundukan tanah basah dengan nisan bertuliskan TINA ISNAWATI.
Kala itu langit di penuhi awan hitam menandakan hujan sebentar lagi akan turun.
"Dek ayo pulang, hari sudah siang sebentar lagi hujan akan turun." dokter Ridwan yang saat itu berdiri samping Kania menaunginya dengan payung.
"Dokter pulanglah dulu, saya masih ingin menemani ibu di sini."
"Baiklah, saya simpan payungnya di sini bila nanti hujan turun kamu bisa memakainya."
Dokter tampan itu melipat payung dan meletakkan di samping Kania.
Sesaat dia menatap kasihan pada kania lalu pergi meninggalkannya.
Hujan rintik-rintik mulai turun tapi Kania masih bertahan di sana.
"Ibu, Kania bersumpah, siapa pun yang telah menyakiti kita, Kania tidak akan lepaskan. Mereka akan mendapat balasan setimpal atas perbuatan mereka. Kania janji itu."
Tiba-tiba guntur di selingi petir menyambar berkali-kali bak memecah gendang telinga seakan mendengar sumpah Kania barusan.
Tidak lama kemudian hujan turun membasahi bumi. Kania mengambil payung lalu membentangkan.
"Ibu, Kania pergi dulu, kapan-kapan Kania akan kembali lagi kemari. Ibu tenanglah di sana karena derita ibu di dunia sudah berakhir."
Hujan semakin deras Kania pun beranjak meninggalkan pemakaman.
Lnjut thor..
ada ada saatnya kamu akan merasakan kebahagiaan..
anggap saja ini penebus dosamu di masa² kamu masih sombong ..
fighting
Kmu harus jdi perempuan kuat & tangguh..
Sprtiny medi jodohnya linda..
tetap update
justru si cupu itu kyaknya yg nanti bkal nolongin kania...🤭🤭🤭