NovelToon NovelToon
Siswa Berandalan Bertarung Untuk Mencapai Puncak

Siswa Berandalan Bertarung Untuk Mencapai Puncak

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Teen School/College / Persahabatan / Anime / Preman
Popularitas:14.1k
Nilai: 5
Nama Author: Setsuna Ernesta Kagami

Aren adalah seorang murid SMA di Bekasi, sebuah sekolah yang hampir seluruh siswanya adalah laki-laki dan gemar berkelahi. Dalam lingkungan yang keras dan penuh persaingan ini, Aren lebih memilih menikmati ketenangan dan menghindari konflik. Namun, SMA Bekasi memiliki sistem unik di mana siswa terkuat menjadi pemimpin, menguasai sekolah dengan kekuasaan absolut.

Meskipun tidak tertarik pada kekuasaan, kehidupan Aren mulai berubah ketika ia terus-menerus terseret ke dalam masalah yang tak bisa dihindarinya. Konflik demi konflik yang dihadapinya menguji batas kesabarannya. Keadaan yang awalnya terlihat membosankan mulai menjadi lebih menarik dan penuh tantangan.

Apakah Aren akan tetap bertahan dengan prinsipnya, atau akankah ia terpaksa naik ke puncak kekuasaan sekolah? Perjalanan Aren dalam mengarungi dunia keras SMA Bekasi akan menentukan jawabannya.

#Soundtrack Yang Cocok Saat Baca
- [Unbreakable] GenerationsXTheRampage
- [Jump Around] DobermanInfinity
- [Break Into The Dark]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Setsuna Ernesta Kagami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Logan Bersaudara (Arc-Geng Motor Bagian 1)

Di kota kumuh Bekasi, geng motor Eternal Athena memiliki reputasi yang ditakuti. Di pusat kekuasaan mereka, sebuah gudang tua yang diubah menjadi markas besar, suasana selalu dipenuhi dengan deru mesin motor dan percikan tawa keras para anggotanya.

Gudang tersebut dilengkapi dengan berbagai alat perbaikan motor dan peralatan latihan, menunjukkan dedikasi mereka terhadap kekuatan dan kekuasaan.

Boss mereka, Bule, Pria bertubuh besar dengan wajah keras dan tatapan yang tajam.

Dia duduk di kursi kebesarannya di sebuah ruangan yang remang-remang, dikelilingi oleh memorabilia dari pertempuran-pertempuran masa lalu dan simbol-simbol geng mereka.

Di dinding, tergantung bendera hitam dengan lambang Eternal Athena, seekor burung hantu bersayap emas yang sedang bertengger di atas tengkorak, melambangkan kebijaksanaan dan kematian.

Rudi Anderson, pemimpin lapangan yang setia, selalu berada di sisi Bule. Dengan perawakannya yang tegap dan tatapan penuh determinasi, Rudi adalah tangan kanan yang dapat diandalkan.

Setiap perintah Bule dilaksanakan dengan efisiensi dan tanpa pertanyaan oleh Rudi.

Selain mereka, ada anggota paling menakutkan dari Eternal Athena, yaitu Logan Bersaudara. Dua pria botak berotot yang dikenal karena kekejaman dan kekuatan brutal mereka.

Tubuh mereka penuh dengan tato, menandakan berbagai pertempuran dan kemenangan yang telah mereka capai. Ya, mereka adalah anggota pendiri.

Logan Bersaudara dikenal sebagai Anak buah atas kematian, karena kemampuan mereka untuk menimbulkan rasa takut dan menghancurkan musuh-musuh geng dengan mudah.

Hari itu, suasana di markas besar Eternal Athena semakin tegang. Bule, dengan Rudi di sisinya, memanggil Logan Bersaudara ke ruang pertemuan.

"Lu semua! harus mengambil alih wilayah baru," kata Bule, suaranya tegas dan penuh otoritas. "SMA Bekasi dan SMA Kemayoran sedang dalam kekacauan. Ini kesempatan kalian untuk memperluas pengaruh. Kalian paham Botak?"

Rudi disana mengangguk setuju dengan tatapan patuh. "Kita sudah punya rencana untuk menyusup dan mengamati pergerakan mereka. Logan Bersaudara bisa menjadi pasukan inti untuk operasi ini."

Logan Bersaudara, yang selalu siap untuk tindakan, saling menatap dan tersenyum lebar. Mereka menikmati setiap kesempatan untuk terlibat dalam kekerasan dan dominasi.

"Kami akan membuat mereka merasakan apa arti dari nama Eternal Athena," kata salah satu Logan dengan nada berapi-api. Dia Adalah Jax Logan

Bule mengangguk dengan senyum puas. "Bagus. Lakukan apa yang harus kalian lakukan. Jangan biarkan siapapun menghalangi intimidasi kita. OK?"

Dengan perintah yang jelas, Logan Bersaudara bersiap untuk beraksi, sementara Rudi disana mengatur detail rencana penyusupan untuk Logan bersaudara.

Malam itu, deru mesin motor Eternal Athena menggema di jalan-jalan kumuh Bekasi, menandakan dimulainya babak baru dalam permainan kekuasaan mereka.

Besoknya, suasana di SMA Bekasi tampak lebih tegang dari biasanya. Aren, dengan sikap santainya, berjalan di koridor sekolah bersama para pengikutnya yang setia. Langkah mereka mantap, mencerminkan kekuatan dan dominasi baru yang dibawa oleh geng DDM. Aren, dengan kedua tangannya di saku, terlihat penuh percaya diri.

Pengikutnya yang setia, yang berjalan di sampingnya, bertanya dengan penuh antusiasme, "Ketua, kita akan kemana?"

Aren menyeringai, menunjukkan deretan giginya yang putih. "Lihat saja nanti. Aku akan menunjukkan pertunjukan yang menarik!"

Saat mereka berjalan, para siswa lain yang ada di koridor menatap dengan campuran rasa takut dan kagum. Kehadiran Aren dan geng DDM membuat mereka sadar bahwa kekuatan baru telah menguasai sekolah.

Tiba-tiba, dari arah lain koridor, Maria melihat Aren. Dengan suara yang ceria, dia memanggil, "Aren!"

Aren berhenti dan menoleh, senyum kecil menghiasi wajahnya. "Maria, ada apa?"

Maria mendekat, matanya penuh kekhawatiran. "Aren, apa yang sedang kamu rencanakan? Aku dengar ada banyak gosip tentang kamu dan geng baru ini."

Aren mengangkat bahu, berusaha meredakan kekhawatiran Maria. "Jangan khawatir. Aku tidak akan menyimpang dari jalanku."

Kemudian Aren menyentil lembut hidung Maria.

Maria menghela napas, menyadari betapa gigihnya Aren. "Tapi, tolong hati-hati, oke? Aku tidak mau melihat kamu dalam masalah besar."

Aren menepuk bahu Maria dengan lembut. "Tenang saja, Maria. Aku tahu apa yang kulakukan."

Dengan itu, Aren melanjutkan perjalanannya, sementara Maria tetap berdiri, menatap punggungnya dengan perasaan campur aduk.

Dia tahu bahwa Aren bisa menjadi sosok pemimpin yang kuat, tetapi dia juga tahu bahwa kekuatan besar datang dengan tanggung jawab besar.

Aren dan para pengikutnya terus berjalan menuju tujuan mereka, siap menunjukkan kepada semua orang bahwa DDM bukanlah geng yang bisa diremehkan.

Saat Maria masih berdiri di koridor, menatap punggung Aren yang semakin menjauh, Anjani datang dari arah lain. Dia mendekati Maria dengan senyum ramah, menyentuh bahunya dengan lembut.

"Maria, kau melamun lagi," kata Anjani dengan nada cemas. "Ayo, kita ke kantin. Kamu butuh istirahat."

Maria mengangguk pelan, mengikuti Anjani menuju kantin. Mereka menemukan meja kosong di pojok, jauh dari keramaian siswa yang sibuk menikmati makan siang mereka. Maria duduk, masih dengan ekspresi bingung dan khawatir di wajahnya.

Anjani memesan dua minuman dingin dan kemudian duduk di hadapan Maria, memperhatikan sahabatnya dengan cermat. "Maria, kamu kenapa? Kamu kelihatan tidak seperti biasanya. Apa yang sebenarnya kamu khawatirkan?"

Maria menarik napas panjang sebelum menjawab. "Aku khawatir tentang Aren. Sejak dia membentuk geng DDM, semuanya berubah. Dia jadi lebih berani dan... aku takut dia akan terlibat dalam masalah besar."

Anjani mengangguk, mendengarkan dengan seksama. "Aku bisa mengerti itu. Aren memang punya potensi untuk memimpin, tapi kadang-kadang kekuatan itu bisa membutakan kita. Kamu sudah mencoba bicara dengannya?"

"Sudah," kata Maria sambil menghela napas lagi. "Tapi dia selalu bilang kalau semuanya baik-baik saja. Aku tahu dia peduli dengan kita semua, tapi aku takut dia terlalu berani mengambil risiko."

Anjani tersenyum lembut, mencoba memberikan ketenangan. "Aren adalah orang yang kuat, Maria. Dia punya caranya sendiri untuk melindungi kita. Tapi kamu juga harus ingat, kamu tidak bisa memikul semua kekhawatiran ini sendirian. Kita bisa membantu dia bersama-sama kok."

Maria menatap sahabatnya, merasa sedikit lebih tenang. "Kamu benar, Anjani. Aku tidak bisa melakukannya sendirian."

Anjani mengangguk setuju. "Tepat sekali. Jadi, bagaimana kalau kita tetap memperhatikan Aren dan siap membantu Aren saat dia benar-benar membutuhkannya?"

Maria tersenyum, merasa beban di pundaknya sedikit berkurang. "Terima kasih, Anjani. Aku beruntung punya teman sepertimu."

Anjani membalas senyuman Maria dengan hangat. "Itu yang teman lakukan. Sekarang, ayo kita nikmati minuman kita dan coba rileks sejenak."

Ketika Maria dan Anjani sedang berbincang di kantin, tiba-tiba Dewi datang dengan wajah ceria, membawa Yuni yang nampak masih enggan bergabung dengan mereka. Dewi menarik Yuni mendekati meja Maria dan Anjani, senyum lebar menghiasi wajahnya.

"Hei, lihat siapa yang aku bawa!" kata Dewi dengan antusias.

Maria dan Anjani menoleh, tersenyum melihat kedatangan Dewi dan Yuni. Namun, Yuni tampak canggung, tidak nyaman dengan situasi tersebut.

"Dewi, kenapa kamu bawa aku ke sini?" tanya Yuni dengan suara pelan, jelas merasa tidak yakin.

Dewi tertawa kecil. "Yuni, sudah saatnya kamu lebih terbuka. Kita semua teman di sini. Lagipula, Rio sudah menjadi pengikut Aren. Tidak ada alasan kamu tidak bisa ikut bergabung."

Yuni mendesah, menatap lantai sejenak sebelum akhirnya mengangkat wajahnya dan menatap Maria dan Anjani. "Aku hanya... belum terbiasa."

Maria tersenyum lembut, berusaha memberikan kenyamanan kepada Yuni. "Tidak apa-apa, Yuni. Kita semua butuh waktu untuk menyesuaikan diri. Duduklah, kita bisa ngobrol santai."

Anjani menambahkan, "Ya, benar. Aku sudah melupakan semuanya kok."

Yuni melihat Anjani dengan rasa sedikit khawatir.

Dengan dorongan lembut dari Dewi, Yuni akhirnya duduk di kursi kosong di sebelah Maria. Dewi duduk di sebelahnya, memastikan Yuni merasa diterima.

Yuni tersenyum kecil. Maria, Anjani, Dewi mulai berbicara tentang berbagai hal.

Berusaha menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan. Perlahan, Yuni mulai merasa lebih rileks dan terbuka.

Sementara itu, di luar kantin, Aren berjalan dengan tenang, memasukkan tangannya ke saku. Dia tahu bahwa banyak hal yang perlu diurus sebagai pemimpin DDM, tetapi dia merasa tenang mengetahui bahwa teman-temannya di kantin sedang menikmati kebersamaannya.

Dia bertekad untuk melindungi mereka dan memastikan tidak ada yang terluka.

Aren melirik ke arah kantin dan melihat sekilas kebersamaan mereka. Senyum tipis muncul di wajahnya sebelum dia melanjutkan langkahnya.

1
Zhongwen Ji Xiang Tou Shen
cerita yg menarik..
good job..👍
Zhongwen Ji Xiang Tou Shen
menarik, jgn hiatus dlu, selesaikan cerita ini sampai tamat../Determined//Determined//Determined/
Dzkii Flame
MANTAPPP GASS TRS THOR DITUNGGU UPDATENYA! 💗
Katsumi
bang jangan Hiatus ya bang😮‍💨 lagi seru-serunya
S.E Kagami: Okie dokie
total 1 replies
mochamad ribut
lanjutkan
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
Jimmy Avolution
ayo thor
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjutkan
Jimmy Avolution
lanjut
Jimmy Avolution
ceritanya kok gk ada keluarga Thor...

Suasana dirumah bersama ortu...
S.E Kagami: Fokus ke genre kak hehe.
total 1 replies
Jimmy Avolution
lanjut
Jimmy Avolution
hadir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!