NovelToon NovelToon
Ibu Palsu Untuk Anak-anak Ku

Ibu Palsu Untuk Anak-anak Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / BTS / Blackpink / CEO / Percintaan Konglomerat / Ibu Tiri
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: zahra xxx

Victor Winslow, seorang CEO sukses, terlibat dalam kecelakaan tragis saat terburu-buru menjemput anak-anaknya, menabrak seorang wanita yang kehilangan ingatannya dan tidak memiliki identitas. Sementara itu, putrinya Kayla mengalami penurunan kesehatan yang drastis dan menginginkan seorang ibu. Victor, dengan keputusan yang ekstrem, memberikan ingatan dan informasi palsu kepada wanita itu agar bisa menjadi ibu bagi anak-anaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zahra xxx, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 14

Sudah waktunya bagi Victor untuk menjemput kedua anak kembarnya. Ia beranjak dari tempat duduknya, merapikan dokumen di mejanya, dan segera keluar dari ruangannya. Ia melangkah cepat menuju tempat parkir, memasuki mobilnya, dan melaju ke taman kanak-kanak, anak-anaknya.

Setibanya di sekolah, Victor memarkir mobilnya dan keluar, berdiri di depan gerbang taman kanak-kanak. Beberapa ibu yang juga menunggu anak mereka berbisik-bisik, mengagumi ketampanan dan penampilan rapi Victor. Mereka tidak bisa melepas pandangan dari pria yang tampak begitu berbeda dari kebanyakan ayah lainnya.

Victor mengabaikan bisikan-bisikan itu, matanya terpaku pada pintu gedung sekolah. Tak lama kemudian, ia melihat kedua anaknya, Kayla dan Key, keluar dari gedung dengan tas sekolah mereka. Victor segera menghampiri mereka dengan langkah cepat, sedikit berlari agar lebih cepat sampai.

"Hei, apa kalian lelah, anak-anak?" tanya Victor dengan lembut sambil mengambil tas dari tangan mereka. Kayla dan Key hanya diam, tak mengucapkan sepatah kata pun. Wajah mereka tampak muram, membuat Victor semakin khawatir.

Mereka bertiga berjalan menuju mobil dengan suasana hati yang berat. Victor bisa merasakan ada sesuatu. Ia berpikir, apakah ini semua akibat kejadian semalam?.

Setibanya di mobil, Victor membuka pintu belakang untuk Kayla dan Key, memastikan mereka duduk dengan nyaman sebelum menutup pintu. Ia masuk ke dalam mobil dan menyalakan mesin. Sepanjang perjalanan pulang, suasana hening. Victor sesekali melirik ke arah kaca spion, memperhatikan wajah anak-anaknya yang tetap muram.

Sampai di depan lobi rumah sakit, Victor mencoba mencairkan suasana yang terasa tegang. "Bagaimana kalau setelah pemeriksaan Kayla, kita makan es krim?" tawarnya dengan senyum hangat, berharap bisa menghibur kedua anaknya.

Kayla dan Key saling berpandangan sejenak, ragu-ragu sebelum akhirnya Kayla menjawab pelan, "Kau saja, Dad."

Kedua anak itu turun dari mobil, membuat Victor terdiam sejenak di dalam. Kata-kata Kayla menusuk perasaannya, menunjukkan betapa besar beban yang mereka rasakan. Ia kemudian keluar dari mobil dan memberikan Kunci mobilnya kepada penjaga agar diparkirkan di tempat parkir.

Mereka bertiga berjalan masuk ke dalam rumah sakit. Victor menggenggam tangan Kayla dan Key, berusaha memberikan rasa aman kepada mereka. Lobi rumah sakit itu sibuk dengan lalu-lalang pasien dan petugas medis, namun bagi Victor, hanya fokus pada anak-anaknya.

Saat mereka mendekati meja resepsionis, seorang perawat menyapa mereka dengan ramah. "Selamat siang, tuan Victor. Dokter kriss sudah menunggu di ruang pemeriksaan. Silakan ikut saya."

Mereka mengikuti perawat tersebut menyusuri koridor rumah sakit yang bercahaya terang dan steril. Victor bisa merasakan ketegangan Kayla, meskipun anak itu berusaha keras untuk tidak menunjukkannya. Key juga tampak cemas, meski ia berusaha tetap tenang di samping saudari kembarnya.

Setibanya di ruang pemeriksaan, dokter kriss yang ramah menyambut mereka. "Selamat siang, tuan Victor, Kayla, Key. Mari kita mulai pemeriksaannya," ujarnya dengan senyum menenangkan.

Kayla naik ke meja pemeriksaan, sementara Victor dan Key duduk di dekatnya. Pemeriksaan berjalan cukup lama, dengan dokter memeriksa setiap detail kondisi Kayla. Victor menunggu dengan sabar, meski hatinya penuh kekhawatiran. Ia tahu betapa pentingnya pemeriksaan ini untuk mengetahui kondisi kesehatan Kayla yang sebenarnya.

Kayla menderita defisiensi paru-paru atau Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) yang sudah ia derita sejak lahir. Penyakit ini diwariskan dari ibunya, Jennie, yang juga meninggal karena penyakit yang sama. Setiap hari adalah perjuangan bagi Kayla, dan Victor berusaha memberikan yang terbaik untuk putrinya.

Setelah pemeriksaan selesai, dokter Kriss mendekati mereka dengan raut wajah serius. "Bisakah dokter berbicara berdua dengan ayah kalian? Kalian bisa ikut perawat ke ruang anak," ujar dokter Kriss, sambil melirik perawat yang berdiri di dekat pintu.

Kayla dan Key saling bertatapan, merasa sedikit cemas namun mematuhi arahan dokter. Mereka mengikuti perawat yang menunjukkan jalan menuju ruang anak, tempat yang penuh dengan mainan dan aktivitas yang bisa mengalihkan perhatian mereka sejenak.

Setelah kedua anak itu pergi, dokter Kriss menghela napas panjang sebelum memulai penjelasannya. "Victor, sepertinya Kayla banyak pikiran belakangan ini. Kondisinya memburuk, bahkan sangat buruk. Apa ia sering bergadang?" tanya dokter Kriss sembari melepas kacamatanya dan mengusap matanya yang lelah.

Victor terdiam, hatinya dilanda kekhawatiran yang mendalam. "Apa dia akan seperti Jennie?" tanyanya pelan, hampir berbisik. Ketakutan besar itu menghantui pikirannya setiap saat.

Dokter Kriss menggeleng pelan. "Entahlah, Victor. Yang Pasti, kumohon jangan buat dia stres. Anak itu harus istirahat yang cukup," ujarnya dengan nada penuh peringatan. "Meskipun lendir di paru-parunya dibersihkan, tetap saja itu tidak akan berguna kalau ia stres," tambah dokter Kriss dengan tegas.

Victor menatap sendu, air matanya hampir menetes. "Dia menginginkan ibu, Kriss," ujar Victor dengan suara gemetar. "Apa aku yang egois? Tidak ada yang bisa menggantikan posisi Jennie sebagai ibu mereka. Mereka menginginkan ibu sementara ibu mereka sudah lama tiada," tangis Victor akhirnya pecah, tidak mampu menahan beban emosinya lagi.

Dokter Kriss meletakkan tangannya di bahu Victor, berusaha memberikan sedikit penghiburan. "Victor, kau bukan egois. Kau melakukan yang terbaik yang bisa kau lakukan untuk Kayla dan Key. Mereka mungkin merindukan ibunya, tapi mereka juga sangat membutuhkanmu. Kau adalah fondasi yang mereka miliki sekarang."

Victor mengangguk pelan, berusaha menenangkan diri. "Terima kasih, Kriss. Aku akan berusaha lebih keras untuk membuat Kayla tidak stres. Aku hanya ingin dia bahagia dan sehat."

Victor keluar dari ruangan dokter Kriss dengan perasaan berat, langkahnya menuju ruang anak terasa lambat. Di tengah perjalanan, ia tak sengaja bertemu dengan dokter Jack.

"Tuan Victor, maaf, saya tidak tahu Anda akan datang," sapa dokter Jack dengan nada terkejut namun sopan.

Victor merasa ada kesalahpahaman, tetapi sebelum ia bisa menjelaskan, dokter Jack melanjutkan, "Mari, Tuan, ke ruangan saya," sambil menunjukkan arah.

Terpaksa, Victor mengikuti dokter Jack menuju ruangannya. Di sana, dokter Jack mempersilakan Victor duduk di kursi di depan meja kerjanya.

"Silakan duduk, Tuan," ujar dokter Jack sambil menunjukkan kursi yang ada di hadapan Victor. Dokter Jack kemudian duduk di kursinya sendiri dan mulai membuka hasil rontgen di komputernya.

Victor melihat layar komputer yang menampilkan gambar otak yang diambil dari hasil rontgen. Dokter Jack menyiapkan penjelasan, wajahnya serius.

"Ini adalah hasil pemeriksaan otak Nyonya Winslow," ujar dokter Jack, menunjuk gambar pada layar.

Victor menatap layar itu. Ia sudah menduga bahwa hasilnya tidak akan baik, melihat seberapa kencang mobilnya menabrak wanita itu..

"Dia mengalami benturan yang sangat keras," jelas dokter Jack sambil menunjukkan area tertentu di gambar otak tersebut. "Di sini, kita bisa melihat ada kemungkinan besar bahwa ia akan kehilangan ingatan."

Victor menelan ludah, mencoba mencerna informasi yang diberikan. "Jadi, dia akan kehilangan ingatannya?" tanyanya dengan suara yang nyaris tidak terdengar.

Dokter Jack mengangguk pelan. "Sekitar 20 persen kemungkinan dia akan kehilangan sebagian ingatannya. Namun, yang akan hilang adalah ingatan jangka pendek, bukan kebiasaannya. Dia masih bisa mengingat rutinitas dan kebiasaan sehari-harinya," jelas dokter Jack dengan nada yang sedikit menenangkan.

Victor menghela napas dalam-dalam, entah mengapa ia merasa tidak senang. "Berarti, meskipun dia kehilangan sebagian ingatannya, dia masih bisa melakukan hal-hal yang biasa dia lakukan?"

"Betul, Tuan Victor. Proses pemulihan mungkin akan memakan waktu, tapi dengan dukungan dan perawatan yang tepat, ada peluang besar dia bisa kembali menjalani hidup yang normal," ujar dokter Jack, mencoba memberikan sedikit harapan.

Victor terdiam sejenak, pikirannya melayang ke banyak hal. Entah mengapa mendengar wanita itu kehilangan ingatannya, ia serasa mendengar harapan baru untuk kesembuhan putrinya.

"apa aku bisa menemuinya? " tanya Victor.

"tentu tuan" balas dokter Jack.

1
FeVey
wah... wah.... gak bahayata...??? ternyata victor punya niatan menjadikan korban kevelakaan mnjdi istrinya.... /Shy/
Dedi Aljufri
baru baca tp cerita nya buat penasaran .. . semangat Thor 😊
Dede Dedeh
okk masih nyimak!!
Anita Jenius
1 iklan buatmu
Mắm tôm
Mantap banget nih thor, jangan berhenti menulis ya!
Keyla: makasih, tenang aja gk bakalan berhenti
total 1 replies
Ryner
Ceritanya bikin nagih thor, terus lanjut ya!
Keyla: makasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!