Nayla adalah seorang mahasiswa semester akhir. Dia termasuk dalam kategori gadis tengil dan selalu bertengkar dengan sang kakak.
Sedangkan Jonathan adalah seorang CEO dingin yang masih melajang diusia yang sudah dikatakan tidak mudah lagi karena belum siap untuk membuka hati. Hal itu di karenakan dia pernah di khianati sebelumnya.
Suatu hari, Nayla di jodohkan oleh papanya dengan anak teman sang papa. Dan ternyata calon suami Nayla adalah Jonathan, pria yang secara tidak sengaja pernah menyerempet dirinya.
Bagaimana kisah Nayla dan Jonathan yang mempunyai kepribadian yang berlawanan? Apalagi dengan sifat Nayla yang suka blak - blakan dan melawan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
"Apa Kak Jo tidak bisa menelpon ku dan memberitahu dengan jelas terlebih dahulu?" omel Nayla begitu saja saat wanita itu membuka pintu ruangan yang dikatakan oleh Jonathan tanpa melihat siapa yang ada di sana.
"Kakak tahu, Nayla ...," lanjut Nayla terhenti karena melihat Cris, Helen yang ada di sana.
Dengan cepat, Nayla melihat kearah tempat tidur. Betapa terkejutnya dia saat melihat sosok sang Kakek yang terbaring dan belum sadarkan diri.
"Maaf," ucap Nayla menundukkan kepalanya.
"Tidak apa-apa, Sayang," ucap Helen dan Cris bersamaan sedangkan Jonathan menggelengkan kepalanya.
"Dia memang tidak bisa berpikir dan melihat keadaan terlebih dahulu sebelum mengomel," ucap Jonathan didalam hatinya.
"Ayo, duduk di samping Mama, Sayang!" ucap Helen menepuk sisi kosong di sampingnya.
"Tapi, apa yang terjadi dengan Kakek? Kenapa Kakek bisa masuk rumah sakit?" Nayla melangkah mendekat kearah Helen.
"Kami juga tidak tahu, Sayang," jawab Helen dengan lembut kepada menantunya itu. "Tadi, Kakekmu pergi ke kantor suamimu. Kata suamimu, Kakek marah-marah dan akhirnya pingsan."
"Memangnya kenapa Kakek sampai marah-marah?" tanya Nayla membuat Cris dan Helen menatap kearah Jonathan untuk menuntut jawaban karena mereka juga penasaran.
"Aku tidak tahu," jawab Jonathan berbohong karena tidak mungkin dia bilang alasan Kakeknya marah-marah.
"Apa maksudnya kamu tidak tahu?" tanya Cris tidak puas dan tidak percaya.
"Katakan yang sebenarnya, Jo. Papa tahu kalau kamu pasti sedang menutupi sesuatu dari kami."
Saat Jonathan sedang terdesak, tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka dan menampilkan sosok Ronald.
"Bagaimana hasil tes Kakek?" tanya Jonathan dengan cepat seraya berdiri dari duduknya agar Cris melupakan pembicaraan mereka tadi.
Sedangkan Cris, Helen dan Nayla ikut berdiri dan menunggu jawaban dari Ronald.
"Kakek menderita Kardiovaskular," jawab Ronald dengan nada sendu membuat semuanya terdiam.
"Maksudmu Kakek terkena penyakit jantung?" tanya Jonathan memastikan.
"Benar," ucap Ronald. "Dan penyakit ini tidak bisa disembuhkan sama sekali. Pengobatan yang dijalani hanya akan mengurangi gejala dan mencegah penyakitnya semakin parah."
"Papa." Cris terduduk karena kakinya terasa lemas.
"Kamu harus melakukan sesuatu, Ronald," ucap Jonathan. "Aku yakin kalau kamu pasti bisa menyembuhkan Kakek. Kamu adalah dokter yang hebat, Ronald."
"Aku akan berusaha untuk membantu Kakek, Jo," ucap Ronald. "Tapi, kamu tahu sendiri kalau tidak ada yang pasti didalam dunia medis."
"Aku sarankan, jika ada sesuatu yang Kakek inginkan, usahakan untuk penuhi. Jangan sampai kalian menyesal di kemudian hari jika terjadi sesuatu nantinya."
Mendengar hal itu, Jonathan terdiam memikirkan apa yang dikatakan oleh Kakeknya sebelumnya.
"Aku tidak mungkin bisa mengabulkan keinginan Kakek yang satu itu," ucap Jonathan didalam hatinya.
Saat Jonathan sedang terdiam dengan lamunannya, tiba-tiba terdengar suara lirih yang memanggil dirinya. "Jo."
"Papa,"
"Kakek,"
panggil semuanya serentak seraya mendekat kearah tempat tidur dan melihat Kakek Jonathan yang sudah membuka matanya.
"Papa tenang saja. Kami pasti akan melakukan semuanya agar Papa bisa sembuh," ucap Cris yang sudah tidak bisa menahan air matanya lagi.
"Benar, Pa," timpal Helen. "Papa pasti akan baik-baik saja."
"Jo, apa kamu masih tidak mau memenuhi permintaan Kakek?" tanya Kakek Jonathan dengan lirih membuat semuanya menatap kearah Jonathan.
"Kakek tidak menginginkan apapun lagi, Jo. Itu adalah permintaan terakhir Kakek. Jika Kakek bisa melihatnya, Kakek bisa pergi dengan tenang, Jo."
"Kakek mohon, tolong kabulkan permintaan Kakek, Jo. Kakek takut kalau Kakek tidak punya banyak waktu lagi."
"Jo, apapun permintaan Kakekmu, tolong kabulkan, Jo," ucap Cris ikut memohon meskipun tidak tahu apa yang diinginkan oleh Papanya itu.
"Bagaimana ini? Tidak mungkin aku bisa melakukannya," ucap Jonathan didalam hati. "Jikapun aku mau, belum tentu Nayla mau melakukannya. Dia pasti tidak akan mau karena kami sudah sepakat jika kami tidak akan melakukan hal itu sampai kami berdua siap."
"Jo," panggil Cris lagi yang tidak tega karena Papanya mulai menitikkan air mata di tengah kondisinya yang lemah.
Lah ini, baru mau 1 aja masih nego, smentara waktu kontrak kakek di dunia dah brkurang 😂😂😂
chaktrin² 🤣🤣🤣