1. Kecelakaan fatal yang tanpa sengaja di alaminya saat dirinya akan melaksanakan pertunangan dengan kekasihnya. Kecelakaan itu sampai membuat gadis yang di tabraknya menjadi lumpuh dan kehilangan masa depan hingga dirinya harus bertanggung jawab ( Selingan pembuka kisah )
2. Persahabatan dan persaudaraan di masa lalu antara Letnan Sakti dan Letnan Jatmiko membuat Letnan Jatmiko menikahi seorang gadis dalam keluarga tersebut namun gadis itu teramat sangat membencinya hingga dirinya memilih untuk pergi dan mengalah daripada keluarga yang telah membesarkan namanya menjadi tidak harmonis.
Seiring berjalannya waktu, luka menganga di hati Bang Jatmiko perlahan terobati dengan hadirnya tambatan hati namun sang mantan kembali di tengah mereka.
SKIP bila tidak sanggup bersinggungan dengan konflik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. Keadaan belum stabil.
Bagian tubuhku terasa terjepit saat Niar mengejang dan meronta, kepalanya menengadah terangkat tinggi hingga rasanya aku ikut melayang merasakan nikmatnya dunia.
Paham aku tidak sanggup menahan diri lagi, aku pun berniat menyudahi tapi Niar kembali memelukku begitu erat. Sebagai pria yang jelas mengerti akan hal ini. Aku pun tidak tega menyudahi permainan yang sebenarnya kubuat sangat tipis, apalagi Niar secara natural mengekspresikan diri tanpa ada yang ditutupi lagi di hadapanku.
'Sudahlah, mungkin memang takdirnya aku punya anak. Kali ini Niar sudah benar-benar mengujiku jauh melewati batas kemampuan ku. Tak ada pilihan lain, aku pun harus melaksanakan kewajibanku juga. Sedikit menabrak palang tidak akan jadi soal.'
Aku tidak peduli lagi dengan apapun yang akan terjadi, dalam hatiku sudah jelas bahwa aku siap menerima resiko apapun yang akan ku tanggung nantinya.
Akhirnya kutumbangkan juga dinding pertahanan yang selama ini kutahan demi menjaga istri kecilku. Ku atur ritme permainan agar tidak menyakiti dan meninggalkan bekas berarti di tubuh Niar namun tidak juga membuatnya trauma. Hingga detik-detik terakhir permainan, aku tidak sanggup lagi menahan lajunya rasa yang terus menggeliat dan meronta ingin lepas. Mau tidak mau, kulepaskan semua hingga tuntas, lepas dan tanpa sisa.
Aku pun mengejang sejenak, lenguhan kecil juga tidak bisa kutahan. hingga kemudian tubuhku benar-benar lemas di buatnya. Hanya saja dalam beberapa saat pikiranku melayang entah kemana hingga semua kembali seperti semula.
"Abaang.. Abang kenapa?"
Aku mengatur nafas kemudian memeluk dan menghujani Nadia dengan ciumanku. Ada rasa tak terlukiskan dalam hatiku. Sejak detik ini, aku bagai mengenal Niar dalam pribadi yang berbeda. Niar memang 'adik' bagiku tapi kini dirinya adalah segalanya yang merajai seluruh bagian dari sudut hatiku. Sungguh hatiku tidak rela ada pria lain memandangnya selain diriku.
"Kamu lihat situasi dan kondisi lah, Neng. Disini kolam renang umum. Kenapa pakai b***ni seperti ini???" Kataku menegur gaya berpakaian Niar kali ini.
"Hanya ada kita berdua, Bang." Jawabnya tenang.
"Ya karena Abang minta pindah di kolam VVIP. Disini juga Alhamdulillah masih dapat di hari minggu.
Flashback POV Bang Jatmiko off..
"Jangan buat Niar stress, atau ku geser juga rahangmu dari tempatnya..!!" Ancam Bang Jatmiko.
"Kamu berani mengancamku setelah membuat kelakuan semacam ini???" Suara Bang Sakti masih saja meninggi mendengar ucapan Bang Jatmiko.
"Aku terpaksa karena kamu terus menekan suasana. Niar butuh ketenangan, aku tidak akan membiarkan kamu mengganggu pikirannya. Jangan membuat situasi menjadi semakin buruk..!! Kamu memang Abangnya, tapi aku Abangnya sekarang..!!!" Ucap keras Bang Jatmiko dengan nada tinggi.
Bang Sakti pun tidak bisa berbuat banyak, memang dirinya adalah kakak kandung Niar tapi Bang Jatmiko sudah menjadi suami Niar sekarang dan entah sejak kapan hal itu terjadi tanpa sepengetahuan dirinya.
"Bisakah kalian berdua tidak ribut, kepala Annel sakit sekali." Protes Annel.
Suara Annel mengalihkan perhatian Bang Sakti. Pria itu segera merespon Annel tanpa membuang banyak waktu.
"Maaf ya. Sekarang kamu pengen makan apa? Biasanya ibu hamil pengen makan sesuatu." Tanya Bang Sakti.
Annel menggeleng saja sebab memang dirinya sedang tidak menginginkan apapun.
"Ikut Abang tidur di mess yuk..!!" Bang Jatmiko pun turut membujuk sang istri.
Bang Sakti kembali bereaksi tapi Annel menarik tangan Bang Sakti agar tidak kembali ikut campur dalam urusan rumah tangga adiknya.
"Niar nggak mau ikut sama Abang. Niar mau pulang sama Papa." Tolak Niar yang membuat Bang Jatmiko terkejut bahkan tak terkecuali Bang Sakti.
"Kenapa?"
.
.
.
.
dibaca aja udh seru bgt apalagi dijadikan film