NovelToon NovelToon
Gadis Kecil

Gadis Kecil

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Kinanovia

Gadis kecil yang bernama amora, merupakan gadis yang cantik dan lemah lembut
Amora berasal dari keluarga berada, namun hidupnya tidak bahagia
Ayah yang sangat ia sayangi meninggal dunia karena kecelakaan, dan ibunya dari dulu sangat membencinya bahkan tidak mengharapkan kehadirannya di dunia ini
Apakah hidup Amora akan terus menyedihkan?
Apakah ia akan bahagia? Ikuti kisah hidup Amora

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinanovia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Maafkan Aku

Nilam kembali ke ruang makan setelah sesaat ia membersihkan tubuhnya.

Ia makan sendirian tanpa di temani Amora, karena ia baru saja di beri tahu oleh Lea bahwa Amora sudah makan sebelum dirinya pulang. Lea awalnya membiarkan anak itu menunggu ibunya, namun setelah jam 20.30, Lea memaksa Amora untuk makan. Anak itu tetap tak mau, namun Lea bersikap dengan tegas pada Amora hingga akhirnya anak itu mau makan. Setelahnya Amora kembali ke kamar untuk istirahat.

"Aku buru-buru pulang karena aku tahu pasti Amora akan menungguku, dia tidak akan makan malam sebelum aku pulang. Tapi syukurlah ternyata anak itu sudah makan" batin Nilam

Ia melanjutkan makannya, lalu hendak menaiki tangga yang berada di antara ruang keluarga dengan ruang makan. Ternyata ia bermaksud untuk ke kamar Amora, ia ingin melihat keadaan anaknya itu. Ia membuka sedikit pintu kamar Amora, di lihatnya anak itu sudah tidur pulas dengan tubuh yang di tutupi oleh selimut berbulu tebal. Nilam kembali menutup pintu kamar Amora, ia berjalan hendak ke ruang kerjanya yang berada di lantai bawah berhadapan dengan ruang keluarga. Ia hendak melanjutkan pekerjaannya yang belum ia selesaikan.

Di dapur Lea sedang mencuci piring, tak terlihat bibi Rose di dapur karena memang ia sudah istirahat di kamarnya. Lea kasihan dengan bibi Rose, ia menyuruhnya untuk beristirahat lebih dulu.

Entah dari mana datangnya, tiba-tiba Henry berada di dapur. Laki-laki itu hendak membuat kopi, ia tak tahu jika Lea masih berada di dapur. Lea pun belum menyadari keberadaan Henry, ketika hendak berbalik Lea kaget karena melihat Henry ada di dapur.

"Kau mengagetkan ku saja" ucap Lea seraya mengelus dadanya. "kenapa kau ada disini?" sambungnya

"Kau juga kenapa masih disini?" tanya Henry

"Apa kau tidak melihat aku baru saja selesai mencuci piring?" jawabnya agak sedikit kesal, jantungnya masih berdetak dengan kencang karena kaget.

"Maaf, aku disini karena ingin membuat kopi"

"Ya sudah biar aku buatkan saja"

Ketika Lea hendak membuatkan kopi, tangan Henry reflek memegang tangan Lea.

"Biar aku membuat sendiri saja" ucap Henry, ia belum sadar jika tangannya masih memegang tangan Lea

Lea melirik ke arah tangan Henry, ia pun tersadar "maaf aku tidak bermaksud" kata Henry seraya menjauhkan tangannya.

"Aku akan membuat kopi sendiri saja, lebih kau istirahat. Aku tahu kau pasti lelah" tatapannya dalam, membuat Lea menjadi salah tingkah.

"Baiklah, aku akan istirahat. Selamat malam" ucap Lea dengan tersipu malu

"Iya.. selamat malam Lea" jawab Henry dengan tersenyum.

•••

Di dapur Henry terlihat sedang duduk sendiri, ia tengah menikmati kopinya.

Amora memasuki dapur hendak mengambil air minum, ia kehausan karena itu ia terbangun. Amora melihat Henry yang tengah asyik memainkan ponselnya, ia pun menghampiri supir pribadi sekaligus sahabat mendiang ayahnya, Ricko.

"Paman Henry.. " sapanya

Henry mengalihkan pandangan dari ponselnya, "Nona Amora... kenapa belum tidur? " Henry beranjak berdiri.

"Aku tadi sudah tidur paman, karena tenggorokanku kering aku jadi batuk-batuk akhirnya terbangun" jelasnya

Amora mengambil air minum di dalam botol yang ada di lemari pendingin, lalu ia mengambil gelas.

Saat sedang menuangkan air ke dalam gelas sejenak ia menghentikan aktivitasnya itu, ia teringat akan ibunya, "apa ibu sudah pulang paman?" tanyanya pada Henry, ia melirik ke arah jam dinding yang ada di dapur, jam sudah menunjukkan pukul 22.28

" Sudah nona" jawabnya tersenyum

Amora bernafas lega, "Syukurlah paman kalau ibu sudah pulang"

Sejenak Amora meminum air yang sudah ia tuangkan ke dalam gelas hingga tak tersisa, mungkin ia benar-benar kehausan dan setelahnya Amora meletakkan gelas itu di meja dapur.

"Paman tidak tidur?" tanya Amora

"Paman tidak terbiasa tidur jam segini nona" jawabnya seraya memberikan usapan di kepala Amora

" Oh iya aku lupa, paman kan sudah terbiasa tidur lewat tengah malam" Amora tertawa kecil

Henry pun ikut tertawa, entah rasanya tawa anak itu seperti menular baginya.

"Sekarang nona tidur lagi ya? tidak baik anak kecil tidur terlalu malam"

"Aku bukan anak kecil paman, aku sudah berusia 13 tahun, itu artinya aku memasuki usia remaja" ia tak terima di anggap anak kecil oleh Henry.

Henry tertawa mendengar pernyataan Amora, ia juga gemas melihat ekspresi Amora yang mengerucutkan bibirnya, anak itu terlihat sedikit kesal kepadanya.

"Baiklah gadis kecil" seraya mencubit hidung Amora dengan gemas.

"Paman jangan mencubit hidungku" Amora mengusap hidungnya yang di cubit oleh Henry.

"Ya sudah, sekarang gadis kecil tidur ya?"

"Aku mau ke kamar ibu dulu paman, aku ingin melihatnya, bye paman" sembari melambaikan tangannya

Henry menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anak itu. Ia mirip seperti Nilam, ibunya.

Amora hendak berjalan menuju ke kamar ibunya, namun di lihatnya pintu ruang kerja ibunya terbuka sebagian. Lampu di ruangan itupun menyala, itu artinya ada orang di dalam. Amora memutuskan untuk ke ruang kerja ibunya, ia berdiri di depan pintu yang terbuka. Ia melihat ibunya yang sedang duduk di depan komputer lipat miliknya.

Amora mengetuk pintu itu "Permisi bu, apa aku boleh masuk" suaranya pelan, takut mengganggu konsentrasi ibunya yang sedang bekerja.

"Sedang apa kau disini? kenapa belum tidur?" kata Nilam, namun matanya masih fokus ke layar komputer lipatnya itu.

Amora berjalan menghampiri ibunya walaupun belum mendapatkan ijin untuk masuk, "aku tadi sudah tidur bu, tapi aku terbangun karena haus".

" Lalu untuk apa kau kesini? " sejenak melirik ke arah Amora lalu fokus ke komputer lipatnya lagi.

"Aku hanya ingin melihat ibu saja, apa ibu sudah makan?"

"Sudah" jawabnya singkat

Amora melihat di sekitar meja kerja ibunya kosong tak ada makanan atau minuman. Yang ada hanya komputer lipat dan beberapa berkas di sana.

"Amora ambilkan minuman dan cemilan untuk ibu ya?"

"Tidak perlu"

"Tidak apa-apa bu, aku ambilkan saja ya? untuk menemani ibu bekerja? ibu mau kopi atau teh? lebih baik kopi saja ya, biar ibu tidak mengantuk" tanyanya beruntun

Nilam melirik tajam pada anaknya, ia merasa kesal. Ingin sekali ia memaki anak itu, namun rasanya ia tak tega. Mengingat Amora baru sembuh dari sakitnya. Nilam memalingkan pandangannya seraya menghembuskan nafasnya dengan kasar, seolah amarahnya keluar bersamaan dengan nafasnya yang ia hembuskan.

Nilam kembali memfokuskan matanya pada laptop yang ada di depannya, "terserah kau saja, kopinya jangan terlalu manis"

"Siap bu, aku buatkan sekarang" Amora sangat bersemangat, ia berjalan menuju dapur hendak membuatkan kopi untuk ibunya dan mengambil cemilan yang ada di lemari pendingin.

Setelah itu Amora kembali ke ruang kerja ibunya, ia membawa nampan yang di atasnya ada segelas kopi panas dan beberapa keping kue untuk ibunya. Ia berjalan dengan pelan, takut kopi yang ia bawa tumpah.

Ia menghampiri ibunya yang masih setia duduk di kursi kerjanya, ketika hampir sampai entah kenapa Amora tersandung kakinya sendiri membuat kopi dan kue yang ia bawa tumpah dan berserakan di lantai maupun di meja kerja ibunya. Untung saja tak mengenai dirinya sendiri, namun Nilam sedikit terkena tumpahan kopi.

Nilam bangkit dari duduknya, ia terlihat marah.

Ia marah bukan karena kopi dan kuenya tumpah, tetapi karena laptopnya terjatuh dan mati.

Ya... saat tersandung Amora berusaha mencari pegangan dengan satu tangannya, dan ia reflek memegang laptop ibunya yang sedang di gunakan untuk bekerja, hingga laptop itu terjatuh.

Nilam menatap Amora dengan sangat tajam, Amora pun menggigit bibir bawahnya karena takut. Ia sadar telah melakukan kesalahan karena telah merusak laptop ibunya yang sedang digunakan untuk bekerja.

"Maafkan aku, bu... " lirihnya

1
Eunice Djojokusumo
Buruk
Eunice Djojokusumo
Kecewa
Yukishiro Enishi
Thor, aku sudah tidak sabar untuk baca kelanjutannya!
Yume✨
Terus semangat nulis, cerita ini bikin mood aku ke atas.
Người này không tồn tại
Menyentuh jiwaku
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!