Cinta Jingga

Dalam perjalanan menuju kos, Jingga teringat pesan dari mama Leo, sebenarnya dia ingin langsung memberitahu Jimmi, tapi dia masih belum bisa bicara, Jingga benar² takut merusak suasana hari ini. Namun baru saja dia mengingat hal tersebut, tiba² ponselnya berdering kembali, Jingga melihat layar ponselnya "Mama Leo", Jingga memberanikan diri memperlihatkan layar ponselnya kepada Jimmi, Jimmi pun melihat siapa yang menelpon kekasihnya ini. "angkat lah" seketika wajah Jimmi berubah.

Dengan hati² Jingga mengangkat telponnya dan mengeluarkan suara sambungan telpon nya

"halo tante" Jingga menjawab pelan.

Dari seberang sana suara sengau seperti habis menangis "halo jingga maaf mengganggumu"

"iya, kenapa tante, ada apa? Jingga penasaran.

"Leo kecelakaan, dia tidak ingat siapa² kecuali kamu, bahkan dia tidak mengingat tante, dia terus mencarimu"

Jingga melihat Jimmi. Wajah semakin berubah ketika mendengar berita tersebut, dia seperti memendam sesuatu didalam dirinya, seperti ingin marah tapi tertahan. Diapun menepikan mobilnya dan mencoba mendengarkan apa yang akan dikatakan mama Leo dan pacarnya.

"dokter bilang dia harus temui kamu agar membantu ingatan nya kembali, tante mohon datang lah kesini temui Leo" mohon mama Leo sambil menangis tersedu.

Jingga masih menatap Jimmi, Jimmi pun menatap Jingga, Jimmi ingin mendengarkan apa yang akan dikatakan pacarnya.

Jingga menarik nafas dan menggenggam tangan Jimmi " Maaf tante, saya tidak bisa menemuinya, hubunganku dengan Leo sudah berakhir. Sekarang aku punya hati yang harus aku jaga jika aku pergi menemuinya, bukankah Leo memiliki kekasih? Kenapa tidak menyuruhnya untuk membantu Leo?"

" Tante tau Leo bersalah padamu, tapi tante mohon sekali saja temui dia, tante tidak akan ganggu kamu lagi setelah itu" mama leo kembali memohon.

"Maaf tante saya tidak bisa" Jingga kemali menolaknya.

"baiklah kalau kamu menolaknya tante tidak bisa memaksamu, tapi jika kamu berubah pikiran tolong hubungi tante ya, tante masih berharap kamu bisa datang temui Leo, terimakasih kamu sudah mau menjawab telpon tante, maafin Leo ya kalau dia pernah mengecewakanmu"

"iya tante, saya sudah melupakan itu dan saya juga sekali lagi minta maaf tidak bisa menemuinya"

"ya sudah kalau begitu, tante tutup telpon nya ya" pembicaraan itu akhir nya berhenti setelah mama Leo menutup telponnya.

"jika kamu ingin menemuinya, pergilah bersamaku, sebelum aku berangkat ke Jepang" ucap Jimmi setelah Jingga menutup ponselnya.

"aku sudah bilang aku ngga akan pergi, kenapa sekarang jadi kamu yang ingin pergi menemuinya?" Jingga sedikit kesal, dia menolak permintaan tersebut demi menjaga perasaan Jimmi, tapi Jimmi seolah memberi nya pilihan untuk pergi.

Jimmi sebenarnya hanya ingin ketika dia berangkat nanti, tidak memiliki masalah apapun dengan Jingga. Jimmi melanjutkan perjalanannya menuju kos Jingga. Perjalanan itu pun menjadi terasa dingin, mereka hanya diam.

" aku ngga mau suasana nya berubah jadi seperti ini, sebenarnya tadi pagi pun beliau sudah menelponku, tapi aku tidak mengangkatnya, karena aku pikir akan merusak harimu, sampai tadi pun sebenarnya aku enggan mengangkatnya, tapi karena kamu menyuruhku, akhirnya aku menjawab telpon nya." Jingga menjelaskan yang sebenarnya.

Jimmi masih diam, dia tidak menanggapi apapun yang telah dikatakan Jingga. Jimmi tetap fokus mengendarai mobil nya.

Sampai lah mereka didepan kos Jingga. Jimmi memegang erat tangan pacarnya " maafin aku, aku ngerti kamu ngga mau menyakitiku, aku berterima kasih kamu sudah jujur dan menjaga perasaanku, aku hanya ngga mau setelah aku berangkat nanti, hatiku gelisah memikirkanmu"

"kenapa? Kaka tidak percaya aku?"

" aku sangat percaya kamu, tapi kita ngga pernah tau apa yang akan terjadi didepan, aku hanya tidak ingin pada akhir nya kamu terpaksa pergi menemuinya sendiri. Aku ingin menemanimu menemuinya sebelum aku berangkat, agar aku ngga memiliki pemikiran² yang membuat hatiku ngga tenang disana. Percayalah aku hanya ngga ingin kehilanganmu"