Kisah dua insan yang telah melewati masa remaja akan tetapi tidak pernah merasakan jatuh cinta karena beberapa alasan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Titie Artyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Koma
Satria mengetahui bahwa Daniel sangat takut dengan jarum suntik sehingga Daniel tidak akan mau mendonorkan darahnya meskipun darahnya cocok. Akan tetapi ia ingin tahu apakah wanita yang menjadi pasiennya adalah orang yang benar-benar spesial bagi Daniel. Oleh karenanya ia ingin mencoba menghilangkan rasa takut Daniel terhadap jarum suntik melalui Yuna.
"Bukankah golongan darah Lo juga A- Niel ? Lo bisa donorin darah Lo." kata Satria yang faham betul dengan kondisi kesehatan Daniel.
"Gu..gue ?? Ah !!! Baiklah, ambil darah gue !!" kata Daniel. Sebenarnya ia takut melihat jarum suntik akan tetapi ia lebih takut melihat orang yang dicintainya pergi dari hidupnya. Satria heran karena Daniel mau mengorbankan darahnya untuk wanita yang menjadi pasiennya.
"Bahkan saat Papa lo butuh darah, lo nggak mau mendonorkan darah lo walau setetes sekalipun !!!" batin Satria sambil melamun melihat Daniel
"Darah gue O-, apakah bisa gue donor untuk Yuna Sat ?" tanya Faisal mencoba memecahkan masalah. Suara Faisal membuyarkan lamunan Satria.
"Oh.. Bisa Sal !! Kalian berdua ikut dia" kata Satria sembari menunjuk petugas UTD. Daniel dan Faisal pun mengikuti petugas ke ruang sebelah untuk proses donor.
-ruang tindakan-
Roni, Bayu dan Riana tiba di rumah sakit. Mereka bergegas ke ruang UGD untuk mencari Yuna. Disaat bersamaan, terdapat petugas yang hendak pulang. Roni pun menanyakan keberadaan Yuna.
"Dimanakah tempat pasien yang jatuh dari jurang ?" tanya Roni terburu-terburu.
"Oh, pasien itu sedang di ruang tindakan Tuan" kata petugas rumah sakit kepada Roni.
Tanpa banyak berkata, mereka bergegas menuju ke ruang tindakan. Rupanya ruangan tampak sepi. Hanya satu dokter yang terlihat petugas kesehatan yang keluar masuk ruang tindakan. Saat itu bertepatan dengan Satria yang akan masuk ke ruang tindakan. Ia masih pedonor yang cocok dengan darah Yuna.
"Dokter Satria ??" tanya Roni yang kurang yakin.
"Maaf anda siapa ?" tanya Satria yang tidak mengenal Roni. Roni berfikir, tidak penting apakah Satria mengenalnya atau tidak.
"Dokter, bagaimana kondisi Yuna ? Dia baik-baik saja kan ??" tanya Bayu yang tercekat karena menahan tangis. Riana yang baru sadar dari pingsannya bergegas menanyai Satria tentang kondisi Yuna.
"Maaf apa hubungan anda dengan pasien ?" tanya Satria yang tidak berani membocorkan kondisi pasiennya.
"Kami orang tuanya !!" kata Bayu dengan penuh kekhawatiran.
"Pasien kondisinya kritis dan membutuhkan banyak darah. Apakah anda bersedia mendonorkan darah anda ?" tanya Satria kepada Bayu
"Pasti bersedia. Darah saya sama dengan Yuna!! Ambillah darah saya" kata Bayu.
"Syukurlah.. Mari ikut saya Tuan !!" kata Satria kemudian beranjak dari tempatnya.
Bayu meminta Roni menjaga Riana sementara ia akan melakukan donor darah di samping ruang tindakan. Satria mengantarkan Bayu ke depan ruang donor darah, tempat dimana Daniel dan Faisal donor kemudian kembali ke ruang tindakan.
Saat memasuki ruang donor, Bayu melihat dua orang yang juga tengah mendonorkan darah mereka. Sambil berbaring Bayu kembali teringat masa kecil Yuna dan kebersamaannya bersama Yuna dan Riana. Air matanya menetes saat ia menerima kenyataan bahwa putri kesayangannya saat ini sedang berjuang melawan maut.
Faisal melihat ke arah Bayu. Ia sangat iba saat melihat Bayu menangis dalam diam.
"Om kenapa ?" tanya Faisal penasaran.
"Anak saya sedang kritis dan butuh darah. Dia harus berjuang melawan maut. Dan saya tidak tahu harus berbuat apa agar dia bisa melewati masa kritisnya." kata Bayu sambil menangis tersedu-sedu. Daniel menoleh ke arah Bayu.
"Tuan Bayu ?? Ternyata anda.." kata Daniel sembari menyapa Bayu.
Daniel mengenal Bayu karena dulu perusahaan Bayu pernah menjalin kerjasama dengan Dirgantara Group yang pada saat itu dipimpin oleh Indra, Papa Daniel. Saat mereka meeting, Indra mengikutsertakan Daniel untuk bahan Daniel belajar sehingga Daniel banyak mengenal bisnis dan rekan kerjasama yang baik bagi perusahaan.
"Tuan Daniel ?? Untuk apa anda kemari Tuan ?" tanya Bayu penasaran.
"Pacar saya juga sedang kritis dan membutuhkan darah. Saya takut sekali jika dia meninggalkan saya. Saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan tanpa dia Tuan Bayu." kata Daniel sembari meneteskan air mata.
Entah kenapa Daniel menemukan sosok Indra, Papanya saat bersama Bayu sehingga ia merasa nyaman untuk menceritakan kesedihannya. Faisal menatap dua orang disebelahnya.
"Gue tidak menyangka cinta Daniel kepada Yuna sedalam ini. Padahal mereka saling mengenal hanya dalam waktu yang singkat." batin Faisal.
-Camp-
Icha masih mengikuti acara Malam Keakraban di Kota M. Ia hendak ikut Yuna, Daniel dan Faisal ke Rumah Sakit, akan tetapi Faisal mencegahnya karena semakin banyak orang, semakin Daniel tidak menyukainya. Acara malam keakraban telah selesai. Semua mahasiswa diminta segera tidur ke tenda masing-masing.
Saat berbaring Icha melihat barang-barang Yuna yang masih berada disampingnya. Ia pun menyesal karena tidak mencegah perkelahian Yuna dengan Tasya.
"Seandainya Lo disini Na, pasti kita sudah saling bercanda. Sekarang gue kesepian tanpa Lo Na.. Gue mohon cepatlah sembuh Yuna." batin Icha sembari menangisi sahabatnya yang tengah berjuang melawan kematian di Rumah Sakit.
Ia mengirimkan pesan kepada Faisal untuk menanyakan perkembangan kondisi Yuna. Akan tetapi Faisal tak kunjung membalas pesan Icha. Perasaan Icha pun semaikin gelisah hingga ia tidak bisa tidur.
-Rumah Sakit-
Roni dan Riana menunggu Bayu selesai Donor di depan ruang tindakan. Tiba-tiba Riana kembali pingsan. Roni pun memanggil tenaga medis untuk memeriksa Riana. Dokter menyarankan agar Riana dirawat secara intensif di rumah sakit karena tensinya melejit.
Bayu, Daniel dan Faisal telah selesai melakukan donor darah. Saat akan kembali ke ruang tindakan, ponsel Bayu berdering. Nampak nama Roni yang menghubunginya.
"Bro.. Istri lo pingsan lagi. Dia harus dirawat disini karena tensinya tinggi." kata Roni dari seberang jaringan. Roni memberitahukan ruang perawatan Riana kepada Bayu agar Bayu segera menemui istrinya.
"Oh.. Tuhaann !!! apa lagi ini.. " kata Bayu kemudian menutup panggilan Roni.
"Ada apa Om?" tanya Faisal yang penasaran dengan apa yang terjadi.
"Istri saya sedang drop !! Maaf saya duluan !!" kata Bayu sembari berlari menuju ruang rawat Riana.
Setelah Bayu pergi, Daniel dan Faisal kembali ke ruang tindakan. Hampir 4 jam Satria melakukan tindakan untuk menyelamatkan Yuna. Setelah selesai, Satria keluar dari ruang tindakan dan memindahkan Yuna ke ruang ICU. Satria memberitahu Daniel bahwa Yuna belum melewati masa kritisnya, saat ini dia masih koma sehingga harus dirawat di ruang ICU.
"Apa yang harus gue lakukan biar Yuna sembuh Sat ??" kata Daniel yang mulai putus asa.
"Doakan dia. Beri dia support biar dia segera terbangun dari komanya. Semakin lama dia koma, semakin tipis pula harapannya untuk hidup." kata Satria yang berterus terang kepada Daniel. Daniel terduduk seketika setelah mendengar perkataan Satria. Air mata Daniel kembali mengalir.
"Lo tenang saja Niel, Yuna pasti kuat !! Dia pasti akan sembuh demi Lo !!" kata Faisal sembari menepuk pundak Daniel.
...****************...