Tiba-tiba beralih ke tubuh seorang gadis tentu saja membuat Almira kaget. Yang Almira ingat adalah saat dirinya berperang dengan musuh Kakaknya dan dirinya tertembak beberapa kali, tentu saja tak mungkin hidup Almira pasti sudah mati.
Tapi kenyataannya Almira masih hidup, tapi bukan dalam tubuhnya. Wajahnya pun sangat berbeda ini sangat muda sedangkan Almira sudah 28 tahun.
Siapakah sebenarnya pemilik tubuh ini ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririn dewi88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
terbongkar
Laura tanpa permisi langsung masuk ke dalam kamar orang tuanya. Laura benar-benar muak dengan sandiwara Ibu tirinya. Mereka begitu bahagia sedangkan dirinya terasingkan.
"Kamu tidak sopan Laura ketuk pintu dahulu. Apakah kamu tidak punya sopan santun, dasar anak banyak masalah bisanya cuman bikin pusing saja "marah Mawar
Laura hanya mengangkat bahunya dan menatap Ayahnya "Aku minta uang"
"Minta uang Laura, bukannya Ayah sudah menjatah uang bulanan kalian. Benar ya kata Mama kamu itu selalu tidak cukup diberi berapapun"
Laura mengeryitkan keningnya "Mana mungkin Tante memberikan aku uang lebih. Lihatlah dompetku kosong "Laura memperlihatkan dompetnya, memang tidak ada uang sedikitpun. Laura mau sekolah untuk apa terlalu lama di rumah yang ada Laura bisa gila.
"Kamu menggunakan uang itu untuk apa saja Laura. Mamah kan sudah mentransfer kamu 15 juta per bulan. Kamu gunakan untuk apa "
Laura tertawa mendengar ucapan Mama tirinya itu "Kamu benar-benar lucu Tante, mana mungkin 15 juta perbulan. Sungguh uang yang besar dan mungkin aku bisa merawat diriku. Aku tidak akan sekurus ini, aku juga akan membeli barang-barang bagus. Aku akan perawatan tapi nyatanya apa, aku tetap seperti ini kan"
"Memang aku selalu mengirimkan uang 15 juta perbulan pada kamu Laura. Jangan asal tuduh ya kalau aku tidak memberikan uang padamu. Bahkan kamu selalu meminta lebih, kamu ini jangan ngelunjak sampai minta ke Ayah lagi "
Laura mengambil ponselnya dan memperlihatkan sebuah pesan dari Ibu tirinya. Untung saja belum dihapus oleh Laura. Ini bisa jadi senjata kan untuk mereka bertengkar.
Isi dalam pesan itu
Jangan pernah minta lagi pada Ayahmu, sudah cukup untukmu uang satu juta satu bulan tidak usah minta lebih. Kamu ini anak yang tidak diinginkan jadi uang segitu cukup untuk kamu. Tidak usah banyak jajan makan saja di rumah.
Pesan berikutnya
Awas saja kalau kamu sampai berbicara pada Ayahmu. Aku tidak akan segan-segan untuk membuang kamu atau bahkan membunuhmu pakai uang itu secukupnya. Aku tidak akan memberikan uang lagi padamu Laura.
Laura memperlihatkan pesan-pesan itu pada Ayahnya. Damian marah melihat pesan itu benar-benar sakit istrinya ini "Ini yang kamu bilang membagi rata semua uang yang aku berikan pada anak-anak Mawar"
Mawar panik dengan semua pesan itu, padahal Mawar sudah bilang pada Laura untuk menghapus semua pesan itu, tapi masih ada. Anak ini benar-benar makin ngelunjak saja tidak ada baik-baiknya.
"Itu pasti editan, pasti dia yang sudah merekayasa semuanya. Aku tidak mungkin memberikan uang satu juta pada Laura. Cukup apa satu bulan satu juta, sedangkan di sekolah makanannya mahal"
"Tante tahu kan makanan di sekolah itu mahal. Bahkan untuk makan nasi goreng saja aku harus mengeluarkan uang 30.000 ribu. Sedangkan tante hanya memberikan aku satu juta. Apakah akan cukup 1 bulan ? Tidak akan Tante, sekarang Tante sadar diri kan. Lalu kenapa memberikan uang satu juta sangat jauh sekali kan dari Anya dan juga Andi"
"Mawar kamu keterlaluan "teriak Ayahnya menggelegar, sampai-sampai Anya yang mau ke ruang makan pun masuk ke dalam kamar bersama Andi tentunya.
"Mas aku bisa jelasin semuanya. Ini tuh cuman salah paham pasti Laura merekayasa semuanya. Laura itu kan licik dia ingin menghancurkan aku. Dari dulu Laura tak menyukai aku Mas "
"Kalau memang salah Tante ga usah berbelit-belit deh. Jujur saja kalau Tante memang sudah korupsi, Tante ini emang bibit-bibit orang yang harus dipenjara. Korupsi itu ga baik lo Tante" Laura makin memanas-manasi pertengkaran ini. Kapan lagi kan melihat mereka seperti ini.
"Diam kamu Laura, jangan membuat suasana makin panas. Kamu ini ya benar-benar" Mawar ingin sekali menampar Laura tapi dihadapannya ada suaminya. Bisa-bisa makin besar masalahnya.
"Aku tidak membuat suasana makin panas, aku hanya memberitahu yang sebenarnya saja. Aku tidak mau Ayah dengan cuma-cuma memberikan uang pada Tante tapi tidak diberikan padaku. Kalau begitu aku langsung minta saja pada Ayah kan"
"Kamu gunakan untuk apa uang bekal Laura Mawar. Uang les Laura juga apakah kamu makan ?"
Makin gugup saja Mawar ditanya itu, tentu saja semua uangnya dimakan olehnya. Tidak ada yang dia berikan pada Laura.
"Lihat kan sekarang Ayah kenapa aku bodoh. Aku tidak pernah diberikan les oleh Tante Mawar. Mau bagaimana aku pintar, bahkan untuk belajar di rumah pun sulit. Aku selalu diminta untuk beberes rumah, mencuci pakaian, menyiram tanaman. Padahal disini sudah ada pegawai, tapi tetap saja aku harus ikut bekerja"
Lagi-lagi Damian menatap istrinya dengan tajam. Damian benar-benar tidak tahu tentang hal itu. Apakah sekejam ini Mawar pada anaknya padahal Nadine Ibunya Laura adalah Kakaknya Mawar.
"Mas aku bisa jelasin, aku lakuin itu agar Laura mandiri "
"Kalau anak kamu kenapa mereka hanya berleha-leha saja. Mereka tidur, main handphone sedangkan aku harus mengerjakan segala hal. Bahkan saat teman-temannya Anya datang Ayah aku yang melayaninya. Aku disini seperti pembantu aku membuatkan mereka makanan. Aku membuatkan mereka minuman, aku melayani mereka" Laura segera mendahului Ayahnya. Akan Laura keluarkan semua kesakitan nya ini.
Sekarang tatapan Damian pergi ke arah Anya. Anya tidak punya keberanian kalau sudah melihat mata Ayahnya yang tajam dan menakutkan itu.
"Jangan dengarkan kata-kata Laura Ayah dia bohong. Mana mungkin aku begitu, aku menyayangi Laura. Selama ini aku selalu menjadi anak baik tak pernah membuat Ayah kecewa tak seperti Laura" Anya tentu saja membela dirinya tak mau sampai Ayahnya membencinya.
Laura hanya memainkan kukunya melihat drama pagi ini yang membuatnya cukup senang. Mereka yang biasanya pagi-pagi bahagia di meja makan sekarang malah adu mulut.
"Laura sudah tidak punya uang, kalau memang kamu benar Ayahku maka segera berikan uangnya padaku. Tidak ada waktu lagi untukku mendengarkan drama hidup keluarga ini. Aku mau sekolah sekarang"
Damian segera mengambil ponselnya dan mengetikkan sesuatu, terdengar suara ponsel Laura. Laura mengecek ternyata ayahnya sudah mengirim uang padanya cukup besar 50 juta. Tapi tidak sebanding dengan anak-anak yang lain setiap bulan 15 juta sedangkan dirinya hanya 1 juta.
Tanpa mau mengatakan terima kasih Laura pergi begitu saja dari kamar orang tuanya. Laura pergi ke sekolah diantarkan oleh sopir, tapi biasanya juga pergi pakai bus sepertinya sekarang akan berbeda.
Sedangkan di dalam kamar itu masih tegang, Damian begitu marah kepada istrinya dan juga anaknya benar-benar keterlaluan.
Meskipun Damian ringan tangan pada Laura, tapi dia tidak pernah lupa dengan kewajibannya untuk selalu memberikan Laura uang. Untuk memberikan pendidikan yang layak, tapi ternyata selama ini istrinya sudah benar-benar keterlaluan dengan mengambil uang anaknya.
Semoga aja cerita ini g seperti itu yg beda dong thor yg jahat y dihempaskan
Semangat terus dlm berkarya semoga makin maju