NovelToon NovelToon
Bayi Kembar Presdir Tampan

Bayi Kembar Presdir Tampan

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Single Mom / Anak Genius / Anak Kembar
Popularitas:900.4k
Nilai: 4.7
Nama Author: Ika Dw

"Aku tidak menyangka kau begitu tega padaku. Di saat aku bertugas di luar kota, kau malah selingkuh di belakangku. Aku menyesal karena sudah menikahi wanita sepertimu!"

Devina ditalak dan dituduh telah berselingkuh dengan pria lain yang tak lain adalah sahabat dari mantan suaminya, Marcell. Hidupnya jadi menderita dan terlunta-lunta ketika berpisah dari suaminya. Fitnah keji itu membuat anak kembar yang dilahirkannya harus menanggung beban penderitaan karena keegoisan orang tua. Dalam keadaan serba kekurangan, Devina berdiri sendiri untuk menjadi ibu sekaligus Ayah buat kedua anaknya.

Mampukah Devina melewati segala cobaan yang datang silih berganti dalam hidupnya?

Mungkinkah dia bersatu kembali dengan mantan suami setelah tahu dia memiliki anak yang harus dijaga bersama?

Kisah Devina hanya ada di Noveltoon, dengan judul Bayi Kembar Presdir Tampan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28. Daddy Pembohong

Hampir seharian penuh Marcell sibuk dengan urusan keluarga, Erna dan Rudi tidak terima saat rumah yang ditempatinya sudah seperti lapangan bola, barang-barang yang memenuhi ruangannya hampir keseluruhan diambil oleh Marcell. Marcell sendiri juga tidak lagi peduli dengan cercaan mereka. Ucapan yang keluar dari mulut orang tuanya cukup membuat hatinya tersayat, setelah mengemas barang-barangnya, ia putuskan untuk segera pulang.

"Gara-gara mereka aku sampai lupa hari ini ada meeting. Semoga saja Abidzar bisa menghandlenya."

Abizar adalah asisten pribadinya di kantor. Selain Devina, ia memiliki asisten pribadi yang lain, yang ditugaskan untuk mengurus pekerjaannya, sedangkan Devina hanya diminta untuk menemaninya saja.

Dengan melaju cepat, Marcell menuju rumah pribadinya. Dia ingin memastikan barang-barang yang diangkut dengan truk itu sudah tiba dikediamannya.

"Tuan, ini barang-barangnya mau ditaruh di mana?" tanya Remon. Remon meminta supir truk untuk standby di halaman depan sembari menunggu kedatangan majikannya.

Cukup lama Remon menunggu majikannya datang, tanpa perintah, ia juga tidak berani ceroboh untuk mengambil tindakan.

"Taruh saja di belakang. Nanti bisa di tata ulang," jawab Marcell.

Marcell melihat barang-barang miliknya yang hampir memenuhi bak truk. Mulai dari alat musik lengkap, beberapa alat olah raga, dan barang-barang lain yang berharga lumayan fantastis ia bawa semua.

"Baik Tuan."

Akhirnya Remon berani bertindak dan meminta sopir truk untuk menurunkan barang-barang itu dan membawanya ke gudang belakang.

"Oh, ya Remon. Ada tugas penting untukmu."

Remon mendekat dengan kedua alisnya tertaut. Tugas yang diberikan oleh majikannya bukannya tugas yang mudah, tapi apapun tugas yang diberikannya akan ia lakukan, sesulit apapun tugas yang diembannya tak sebanding dengan kebaikan Marcell pada keluarganya.

"Maaf Tuan. Kalau boleh tau memangnya tugas apa yang harus saya kerjakan, Tuan?" tanya Remon.

Perasaan Remon mulai was-was. Ia hanya kurang siap jika Marcell memintanya berurusan kembali dengan orang tuanya, akan banyak drama yang bakalan terjadi jika dihadapkan dengan wanita keras seperti Erna.

"Selidiki keluargaku, Aku merasa curiga sama mereka. Mereka sudah menunjukkan secara terang-terangan kebenciannya terhadapku, bahkan mereka memintaku untuk tidak datang lagi ke sana. Kurasa ada hal yang tidak beres. Tidak ada salahnya jika aku harus waspada terhadap mereka."

Hanya Remon yang ia percaya bisa menjaga privasinya. Kali ini ia hanya mempercayai Remon untuk menyelidiki gerak gerik mencurigakan keluarganya sendiri.

"Tuan tenang saja. Saya akan melaksanakan tugas yang Tuan perintahkan dengan baik. Saya sendiri juga merasa janggal dengan keluarga Tuan. Maaf kalau saya lancang bicara seperti ini, tapi memang ada yang aneh saja pada mereka. Masa iya, hanya karena masalah sepele saja mereka tega memberikan ancaman terhadap Tuan. Padahal Tuan ini kan keluarganya, apa barang-barang di rumahnya lebih berharga dibandingkan dengan anaknya sendiri?"

Remon sendiri juga merasa jenggah dengan sikap keluarga majikannya. Untung saja Marcell tidak tinggal satu atap dengan orang tuanya, jika dia masih tinggal satu atap, ia bukan hanya bekerja pada Marcell, tapi menjadi jongos keluarganya juga.

"Jadi kamu juga sepemikiran denganku, Remon?"

Remon mengangguk, nyatanya ia sepemikiran dengan majikannya. "Iya benar Tuan, saya kurang yakin kalau nyonya Erna itu orang tua kandungnya Tuan. Semarah-marahnya orang tua juga tidak akan menyumpah serapahi anaknya sendiri.

"Ya sudahlah, lebih baik kamu mulai atur strateginya, jangan sampai teledor, buat senyaman mungkin agar tidak satupun ada yang mencurigai pengintaian kita."

Remon kembali mengangguk. "Baik, Tuan."

Setelah cukup lama mengobrol, Remon kembali membantu menurunkan barang-barang dari atas truk dan akan dibawanya menuju gudang.

***

Di tempat lain, tepatnya di kontrakan Devina. Si kembar berdrama. Azalea menangis karena kehilangan sosok Ayah yang semalam menemaninya. Saat terbangun, gadis kecil itu tidak mendapati keberadaan Ayahnya, refleks dia menangis dan meminta Ibunya untuk mencari tahu di mana keberadaan Ayahnya.

"Mommy, ayo cali Daddy. Kenapa Daddy pelgi? Daddy pelgi ke mana? Kenapa aku nggak diajak?"

Devina bingung untuk mencari alasan yang tepat, Azalea sudah terlanjur dekat sama Marcell, dan Marcell sendiri juga berjanji tidak akan pernah meninggalkannya.

"Sayang, Daddy lagi sibuk kerja, biarkan dia bekerja, di sini kan mommy udah temenin kalian."

Berbeda lagi dengan Kenzo. Anak laki-lakinya itu lumayan tenang. Walaupun ada Ayah ataupun tidak, baginya tidak begitu penting. Apalagi kedatangan Marcell secara tiba-tiba membuatnya masih kurang yakin kalau sosok pria dewasa itu adalah Ayah kandungnya.

"Tapi Daddy udah janji sama aku mom, Daddy nggak akan ninggalin aku. Ayo mom, cali Daddy cekalang, aku mau ikut Daddy."

Badannya yang sudah dingin kembali menghangat. Azalea lari keluar rumah dengan teriak-teriak memanggil Ayahnya.

"Daddy! Daddy di mana? Jemput aku!"

Seketika hati Devina terenyuh, begitu egoisnya ia sampai mengabaikan perasaan anak-anaknya yang memang membutuhkan sosok Ayah dikehidupannya. Dengan sabar ia memberikan pengertian agar anaknya tidak terlalu bergantung pada ayahnya, karena dihatinya masih ada keraguan mengingat masalalunya yang masih membekas jelas dipikirannya.

"Sayang, ayo gendong mommy yuk? Kita ke warung beli jajan?"

Devina mengambil gendongan bayi dan keluar menemui anaknya yang berdiri di teras depan dengan menangis.

"Mommy, ayo antalkan aku bertemu dengan Daddy, aku mau ikut Daddy mom! Apa Daddy nggak cayang cama aku, Daddy tega tinggalin aku."

Azalea merajuk dengan meronta-ronta tak ingin bersabar menanti kehadiran Marcell. Devina sendiri bingung, mau mencarinya ke mana, sedangkan handphonenya lowbat setelah digunakan bermain oleh Kenzo.

"Dedek kalau dibilangin cuka ngeyel. Tunggu aja di cini dek. Kalau emang Daddy cayang cama kita, pasti bakalan datang ke cini lagi. Kalau nggak cayang ya nggak papa, kan celama ini ada mommy yang cayang cama kita. Kenapa halus cedih, nggak boleh cengeng gitu dek!"

Azalea malah mencak-mencak nggak mau dibujuk untuk diam, bahkan dia mengabaikan rasa laparnya hanya karena ingin bertemu kembali dengan Ayahnya.

"Huh! Kakak nggak pelnah ngelti! Aku tuh kangen cama Daddy. Celama ini Daddy nggak pelnah ada buat kita. Daddy nggak pelnah gendong kita. Apa calahnya kalau Daddy tinggal di cini baleng cama kita. Atau kita aja yang tinggal cama Daddy."

Devina rasanya ingin menjerit, kedekatan Azalea dengan Marcell membuat putrinya manja dan tidak ingin jauh-jauh dari Ayahnya, sedangkan ia sendiri juga tidak enak hati dengan tetangga sekitar yang mengetahui Marcell sering-sering datang ke rumahnya.

"Lea dari tadi belum makan sama sekali, lebih baik ayo makan dulu, mommy suapin, mommy udah masakin enak buat kalian."

Segala bujukan tak mempan kalau Lea sudah merajuk. Devina langsung mengangkat tubuh mungil putrinya yang masih menangis dengan merangkul tiang penyangga di depan rumah.

"Pokoknya aku nggak mau mamam kalau Daddy belum dateng. Aku mau mamam kalau dicuapi cama Daddy," bantahnya dengan menangis.

Tin ... Tin ...

Suara klakson mobil berbunyi di depan rumah. Devina agak lega mengetahui mantan suaminya telah kembali. Ia abaikan gunjingan tetangga, yang terpenting anaknya bisa diam tak memberontak lagi.

"Apakah itu Daddy?" tanya Azalea.

Seketika tangisnya terhenti saat melihat seseorang keluar dari dalam mobil dengan membawa paperbag. Gadis kecil itu menekuk mukanya dan berjanji akan mengomeli Ayahnya yang sudah tega meninggalkannya di sana ia sedang pulas tertidur.

"Halo sayang, kenapa gendong, apa masih demam?"

Marcell melangkahkan kakinya mendekat, namun saat tangan kanannya terulur ingin memegang dahinya, tangan mungil itu menangkisnya.

"Jangan pegang-pegang! Daddy itu telnyata pembohong! Daddy janji katanya tidak akan pelgi, tapi telnyata Daddy pelgi nggak bilang cama aku! Daddy ini cebenalnya Daddy aku apa bukan cih?!"

1
sang penikmat
cerita nya enak dan seru juga tapi typo nya mengganggu sekali
nadira ST
jangan obat tidur, obat lumpuh saja, biar gak menghina mulutnya
Rosalie Sarrah Kereh
sadis
M
Luar biasa
Ririn Nursisminingsih
hadech marcel ini gmna seh kok boding banget...ini loo anakmu...
aca
anak nyusain mati aja keras kepala
Aria Kenneth
si mc ngejar ngejar mulu udah tau gak di terima
Irma Suryani Siagian
lama2 muak juga liat Vina, egonya terlalu tinggi, gk kasihan sama anak, tunggu anaknya mati baru dia ngerti klw anak nya butuh ayah juga
dyah EkaPratiwi
Erlan ya
ardiana dili
lanjut
Bandar Jayalampung
tolong ya Thor yg terhormat bisa GK up nya jgn bikin org pnasaran
Isabell Serinah
jangan 2 si erlan
ardiana dili
lanjut
Hendro 212
paling erlan
Heny Yulifitria
udah jelas...Marcel dan adiknya bukan ank Erna..tp ank kandung ibu nadia
Karyati Sihombing
keras Kepala mu daging kurangi, anakmu berjuang didlmnya
ardiana dili
lanjut
ardiana dili
semangat kak
ardiana dili
lanjut
£rvina
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!