Tulisan ini menceritakan tentang seorang perempuan bernama Kaluna Seretha Ardianto atau yang akrab disapa Luna, seorang wanita berstatus dokter spesialis bedah syaraf di usianya yang sudah menginjak angka 34 tahun. Memiliki masa lalu dengan seorang laki-laki bernama Rajendra Prabu Wicaksono atau yang akrab disapa Rendra, putra sulung dari pemiliki sekaligus ketua dari Future Corporation. Wanita yang semula merasa tidak akan bisa dekat dengan laki-laki seperti Rendra suatu ketika pemikirannya berubah yang menjadikan hubungan mereka semakin berkembang hingga pada di tahap Kaluna meminta berpisah tanpa alasan yang jelas. Apa sebenarnya alasan Kaluna meminta pisah dari Rendra setelah hubungan yang sudah mereka jalani cukup lama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis_Baru15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Terkadang, manusia yang memiliki ikatan rasa juga memiliki ikatan emosional. Paling tidak itu yang sering dikatakan oleh beberapa orang.
Entah ikatan apa yang sebenarnya dimiliki Rendra dan Kaluna. Nyatanya, di saat wanita itu mengeluh lelah dengan semua yang terjadi, di saat yang bersamaan juga ponselnya berbunyi, sebuah notifikasi pesan masuk ke ponselnya.
[Hai sayang, lagi sibuk gak? Aku baru pulang kerja. Boleh telfon?]
Kaluna mengusap air mata yang menetes ke pipinya menggunakan punggung tangan. Satu hal yang membuatnya selalu merasa istimewa di hadapan Rendra adalah lelaki itu akan selalu meminta izin saat akan melakukan sesuatu yang ada hubungannya dengan Kaluna, termasuk hanya untuk urusan melakukan panggilan telepon.
[Video call aja ya mas. Aku lagi nunggu soto buat sarapan.]
Tidak sampai 1 menit, sebuah panggilan video call dari laki-laki yang kontaknya Kaluna simpan dengan tulisan "Mine ❤️" masuk.
"Hai sayang." Ujar Rendra dengan mata berbinar saat melihat Kaluna.
"Hai mas. Sudah makan malam?" Kaluna coba berbasa-basi karena jujur saja dia terkadang tidak tahu harus membahas apa saat sedang telepon ataupun melakukan panggilan video.
Rendra mengangguk. "Tadi makan malam di kantor sebelum pulang." Ucapnya seraya melepas coat warna dark gray dan juga syal yang berwarna senada.
"Mas, semua coat kamu warnanya gitu ya? Kayanya waktu packing aku bawain beberapa warna deh." Protes Kaluna saat melihat coat yang dipakai Rendra masih sama seperti saat terakhir Rendra mengirimkan foto dirinya beberapa hari yang lalu.
"Aku mau orang-orang tau kalau calon istriku yang beliin coat itu." Teriaknya dari arah ruang ganti.
Kaluna tersenyum. Tipis. Hatinya terasa hangat saat mendengar kalimat "calon istri". Tapi di sisi lain, hatinya seperti belum siap untuk memberikan jawaban atas pernyataan keseriusan seorang Rendra kepada dirinya.
"Yank? Kok diam?" Kepala Rendra terlihat dari dalam ruang ganti, membuat Kaluna tertawa kecil melihat ulah manis kekasihnya.
"Masih nerima soto dari Ajeng mas." Elaknya lembut walaupun sebenarnya bukan itu alasan Kaluna terdiam.
"Sayang..."
Kaluna seketika menyemburkan makannya saat mengarahkan pandangannya ke arah ponsel. Wanita itu terkejut saat melihat Rendra keluar dari ruang ganti dengan posisi tidak mengenakan kaos.
"Mas! Pakai baju!" Ucapnya kesal seraya menyeka mulutnya menggunakan tissue.
Rendra tertawa saat melihat kekasihnya itu terkejut hingga menyemburkan makannya.
"Kenapa sih Yank? Kan udah pernah lihat mas gak pakai baju?"
"Mas stop!" Ucapnya tegas. Tangannya masih berusaha membersihkan celana bahannya yang terkena semburan kuah soto.
"Kalau ada yang dengar dikiranya kita sudah ngapa-ngapain!" Hardiknya tegas yang berhasil membuat Rendra tertawa lepas.
Ya, itulah Kaluna. Wanita yang selalu memikirkan pandangan orang lain tentang dirinya, wanita yang selalu lebih mementingkan kebahagiaan orang lain daripada dirinya sendiri. Bahkan, dia rela melepas semua mimpinya di bangku SMA untuk membuktikan bahwa anak bungsu yang selalu mendapat predikat buruk di mata kedua kakak laki-lakinya itu bisa menjadi orang yang membanggakan.
Dan di titik ini, lagi-lagi Rendra adalah orang pertama yang selalu memuji apapun yang Kaluna lakukan. Walaupun sebagian orang merasa itu bukan pencapaian besar, tetapi bagi Rendra semua hal tentang Kaluna adalah sebuah pencapaian besar yang harus dia rayakan.
"Nanti honeymoon mau kemana?"
Kaluna membelalak kaget. Pertanyaan tiba-tiba dari Rendra seolah-olah menjadi pengingat baginya untuk menjawab pertanyaan Rendra sebelum lelaki itu pergi ke New York.
Kaluna diam. Wanita itu terlihat masih sibuk menikmati semangkok soto ayam yang membuat Rendra menghela napas. Punggungnya dia sandarkan di sandaran kursi kerja yang ada di kamarnya sembari menunggu jawaban kekasihnya.
"Jerman." Celetuk Kaluna singkat.
Rendra kembali mencondongkan tubuhnya ke arah laptop miliknya. Kedua alisnya beradu di bagian tengah keningnya.
"Kenapa gak New York?"
Kaluna mengangkat bahu. "Ya tadi kan mas tanya, ya aku jawab." Ucapnya asal.
Rendra menatap Kaluna dengan tatapan tidak percaya. Lelaki itu yakin benar ada alasan dibalik Kaluna menghindari New York walaupun dia tidak tahu benar apa alasannya.
Rendra melipat kedua tangannya di atas meja, matanya menatap lekat wanita yang sedang makan soto di layar laptop miliknya. "Jujur deh, kenapa gak mau ke New York?" Desak Rendra.
Kaluna menatap lekat Rendra yang sedang menunggu jawabannya dengan ekspresi penuh antusias.
"Jangan bilang kamu curiga aku punya kenangan di New York?" Rendra bertanya dengan ekspresi penasaran dan kerlingan mata seolah-olah menggoda Kaluna.
Kaluna tersenyum. Kepalanya menggeleng dengan sorot mata yang tiba-tiba berubah menjadi sendu. "Ayah pernah janji bawa aku New York kalau aku ulang tahun. Tapi mas tahu sendiri kan? Aku bahkan gak pernah mau merayakan ulang tahun setelah kepergian ayah."
Sorot mata jahil dari Rendra tiba-tiba berubah menjadi sorot mata sendu. Laki-laki itu sekarang justru merasa bersalah karena tidak peka dengan alasan Kaluna yang selalu menghindari New York.
"I'm sorry."
Kaluna tersenyum. Tipis. "Its okay mas." Jawabnya lembut dengan beberapa helaan napas yang mengiringinya.
"So, minggu depan aku pulang. Habis itu aku ada libur sekitar satu minggu. Mau jalan-jalan gak?" Rendra coba mengalihkan pembicaraan mereka.
"Kamu sengaja cuti?"
"Ha?" Rendra tidak mengerti kemana arah pertanyaan Kaluna sebenarnya.
Kaluna tidak segera merespon kebingungan Rendra. Matanya menatap lurus ke arah ponselnya, terbesit rasa ragu dengan sesuatu yang akan dia ucapkan, tapi Rendra sudah terlanjur menunggu Kaluna menjelaskan pertanyaannya. "Minggu depan ulang tahunku. Kamu tahu kan aku gak suka perayaan?"
Ekspresi tegang Rendra seketika berubah melembut. Senyuman tipis bahkan terlihat saat kedua ujung bibirnya dia tarik ke atas.
"Mulai tahun ini, kamu mau gak rayain ulang tahun kamu bareng aku? Aku mau buat setiap ulang tahun kamu menjadi kenangan indah. Tolong izinin aku mengambil alih janji ayah ke kamu, janji tentang bawa kamu ke New York."
Kaluna diam. Manik matanya bergetar menggambarkan sedikit keterkejutan dalam dirinya.
"Mas, nanti aku hubungi lagi ya. Itu Ajeng sama Arya udah selesai sarapan. Aku juga masih harus cek semua kesiapan untuk nanti sore. Gak papa kan?"
Rendra mengangguk. Lelaki itu hampir tidak pernah menolak semua permintaan kekasihnya, kecuali permintaan Kaluna saat dulu meminta berpisah darinya. Baginya, kalau dia bisa memberikan seisi dunia dengan isinya untuk Kaluna, dia akan memberikan itu semua untuk satu wanita yang amat sangat dia cintai itu.
"Nanti kasih kabar ya gimana jadinya. Jangan capek-capek juga soalnya besok masih ada hari kedua."
Kaluna tersenyum. Kaluna menaikkan tangam kanannya ke pelipis seperti sedang melakukan pose hormat.
"Siap komandan." Ucapnya tegas.
Rendra tertawa kecil melihat sikap manis Kaluna.
"Minggu depan aku pulang."
"I know."
"I love you."
Kaluna tersenyum manis lalu memberikan ciuman jarak jauh yang membuat Rendra menyentuh bagian jantungnya setelah mendapatkan ciuman jarak jauh dari Kaluna.
"Jantungku gak baik-baik saja tiap ketemu kamu."
Kaluna seketika tertawa, wanita berstatus dokter itu tidak menyangka kalau kekasihnya bisa mengucapkan rayuan yang sebenarnya cukup menggelikan tetapi anehnya Kaluna menyukainya.
Mau tauuu donkkkzzz Rendra - Kaluna Junior seperti apaaa??
eeh ko jadi ke mas dika hahaaa