Caroline adalah seorang pegawai kantor biasa. Dia bekerja seperti orang biasa dan berpenampilan sangat biasa. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa dia sebenarnya adalah boss mafia di dunia bawah.
Suatu hari saat Carolin pergi melakukan perjalanan bisnis, tanpa diduga dia diserang oleh salah satu musuhnya dan mati karena helikopter yang jatuh lalu meledak.
Saat Carolin terbangun, dia menemukan dirinya berada ditubuh orang lain. Melihat kecermin dan memegang wajahnya dengan bingung, “Siapa?”
Akankah Caroline mampu bertahan didunia yang tidak dia ketahui ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ellani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 Perisapan Perang
Caroline telah kembali ketendanya dengan pedang ditangannya. Caroline menatap pedang itu dengan serius.
“Hei … apa kau mendengarku?” ucap Caroline.
“Kenapa master berbicara dengan pedangnya?” bisik Nix.
“Entahlah,” jawab Demon.
“Akhirnya aku bisa keluar dari ruangan itu.” Rolex berbicara dengan nada sedih. Dia sangat tidak bisa sendirian tanpa makhluk hidup disekitarnya.
“P-pedang itu berbicara!!!” teriak Demon.
“Apa? apa kalian belum pernah melihat pedang berbicara?” ucap Rolex tidak senang.
“Tentu saja belum!!” ucap Demon.
“Hentikan … mulai saat ini kalian harus berteman baik,” ucap Caroline sambi memegang kepalanya. Dia tidak menyangka pedang ini benar – benar bisa berbicara.
Mereka bertiga saling tatap. “Apa kau bisa berubah?” tanya Nix.
“Tentu saja tidak,” jawab Rolex.
“Lalu apa kemampuanmu?” tanya Demon.
“Tentu saja untuk membantu master meningkatkan kemampuannya,” jawab Rolex dengan bangga.
Caroline pergi meninggalkan mereka bertiga dan meminum teh racikannya.
“Ahh … teh ini selalu membuatku tenang,” gumam Caroline sambil menyesap teh itu.
Dimarkas tersembunyi camp.
Malam hari tiba, Duke dan Rekan prajuritnya sedang menyusun rencana untuk besok. Suasana sangat serius saat ini.
“Apa kau yakin ingin menggunakan rencana ini?” tanya Leticia dengan ragu. Rencana ini sangat bagus tetapi sangat beresiko juga.
“Ini seperti bukan gayamu,” ucap David memegang dagunya sambil melihat peta yang ada di atas meja.
“Aku hanya sedikit mengubahnya,” ucap Duke dengan tenang. Caroline tidak menginginkan rekannya tahu kalau ini rencananya.
“Rencana ini pasti akan berhasil,” ucap Duke dengan serius. Dia percaya pada Caroline.
“Baiklah kita akan melakukan rencana ini,” ucap David. Dia akan melakukan apapun yang Duke perintahkan padanya.
“Emm … baiklah,” ucap Leticia. Meskipun dia sedikit ragu, tetapi dia berusaha untuk percaya dengan rencana Duke.
“Bagus … kalian persiapkan persenjataan malam ini untuk penyerangan besok malam,” perintah Duke.
“Baik.” Dengan begitu pertemuan rahasia mereka berakhir dan mereka mulai mempersiapkan semua yang di perlukan.
Keesokan pagi, Caroline melihat para prajurit lebih sibuk dari sebelumnya.
“Sepertinya mereka lebih sibuk dari biasanya,” ucap Caroline sambil melihat prajurit lalu lalang didepannya.
“Aku mendengar kalau mereka akan menyerang malam ini,” ucap Demon.
“Dari mana kau mendengarnya?” tanya Nix.
“Pendengaranku cukup tajam,” jawab Demon.
Caroline tersenyum, Aku ingin melihat Reaksi mereka seperti apa setelah tahu rencana mereka terbongkar?
“Tuan Putri … saya membawakan anda camilan” Mei membawa camilan untuk putri Caroline.
“Taruh saja didalam,” ucap Caroline.
Caroline melihat Mei. Mei ini … mereka mengatakan kalau dia adalah penyihir kecil yang tidak berbakat, teteapi aku melihat kekuatan yang besar didalam tubuhnya.
“Apa anda bisa melihatnya master?” tanya Nix terkejut.
“Aku awalnya tidak terlalu memperhatikannya … tetapi setelah melihat dari dalam tubuhnya ada sesuatu yang dikunci,” lanjut Nix dengan serius.
“Ya … seakan itu sengaja dikunci untuk menahan sesuatu,” ucap Demon menatap Mei lebih dalam lagi.
“Sepertinya dia keturunan dari penyihir legendaris,” ucap Rolex dengan santai.
“Apa? penyihir yang sudah menghilang dari ribuan tahun lalu?” tanya Demon terkejut.
“Penyihir legendaris?” tanya Caroline. Dia baru pertama mendengar ini.
“Ya … mereka terkenal sebagai penyihir terkuat dan berhati lembut.”
Rolex mulai menceritakan tentang legenda zaman dulu tentang penyihir legendaris.
“Suatu hari ada yang memfitnah mereka tentang pembunuhan berantai umat manusia dan monster dewa.”
“Saat itu aku ingat sekali … monster dewa dengan kekuatan kecil dibantai habis – habisan,” ucap Demon. Nix mengangguk setuju.
“Lalu apa yang terjadi?” tanya Caroline penasaran.
“Penyihir itu telah menjelaskan dan mengatakan kalau mereka bukan pelakunya.”
“Tetapi para manusia telah termakan rumor dan terus melempar penyihir itu.”
“Penyihir legendaris itu tidak bisa melawan manusia dan mereka begitu saja menerima serangan manusia.”
“Kenapa begitu bodoh?” Caroline terkejut mendengarnya. Karena mereka sangat kuat tetapi tidak melawan?
“Yah … itulah kelemahan mereka. Berhati lembut.”
“Setelah kejadian itu … penyihir legendaris menghilang dari peradaban dan tidak terlihat lagi,” ucap Rolex.
“Tuan Putri … camilan sudah aku letakkan di atas meja dan aku akan membawa baju kotormu,” ucap Mei sambil membawa baju kotor Caroline.
“Terimakasih Mei,” ucap Caroline dengan senyum manis yang jarang sekali dia tampakkan.
Melihat senyum Caroline, wajah Mei langsung memerah. “I-ini adalah tugasku … k-kalau begitu aku permisi dulu.” Mei memberi hormat kepada Caroline dan pergi dengan cepat. Aaaaa … Tuan Putri sangat cantik sekali!!!
“Kenapa dia begitu terburu – buru?” tanya Caroline bingung.
“Mungkin dia ingin poop,” jawab Rolex.
“…….”
Di perbatasan Eldoria.
Suasana di perbatasan Eldoria masih sama seperti biasanya. Mereka sudah merencakan penyerangan dengan matang dan persiapan untuk melawan sudah disiapkan dengan baik.
“Apa tidak masalah kita tidak menyelamatkan tuan Putri?” tanya Pei sambil memainkan kalungnya.
“Biarkan saja … Raja pasti senang mendengar berita ini,” ucap Hope.
“Lagi pula kita akan menyerang mereka malam ini,” ucap Ton sambil mengasah pedangnya. Dia sangat senang tuan Putri telah di tangkap, Tuan Putri satu – satunya di kerajaan mereka adalah Tuan Putri Edelyn.
Ebi duduk membersihkan senjata sambil mendengar obrolan mereka. Dia tidak menyangka tuan Putri Caroline telah di tahan oleh pihak musuh.
Ebi melirik para atasan yang dengan santai berbicara seperti itu tuan Putri. Ebi menggertakkan giginya, dia telah bergaul dengan tuan putri Caroline selama beberapa hari dan itu tidak buruk seperti rumor yang beredar.
“Kita akan menyerang mereka dan setelah menang kita akan berpura – pura menyelamatkan tuan putri Caroline,” ucap Evan.
“Baiklah kalau itu yang kalian rencanakan,” ucap Pei.
“Hei … Ambilkan pedangku,” teriak Evan.
“B-baiklah.” Ebi segera berdiri untuk mengambil pedang milik Evan.
Di Istana kerajaan Eldoria.
Saat ini Edelyn sedang bersantai di balkon kamarnya sambil meminum teh dengan tenang.
“Apa ada kabar dari Ton?” taya Edelyn.
“Masih belum Tuan Putri,” jawab pelayan.
Edelyn dan Ton saling bertukar surat semenjak Caroline dikirimkan. Dia ingin memastikan kalau Caroline benar – benar tersiksa disana. Untung saja dia memiliki pengikut yang bodoh seperti Ton, meskipun dia buka tipenya tetapi bisa dimanfaatkan untuk keuntungannya. Pria sangat lemah dengan wanita cantik dan rapuh sepertiku.
“Kau boleh pergi,” ucap Edelyn melambaikan tangannya.
Pelayan itu memberi hormat dan pergi meninggalkan Edelyn sendirian dikamar.
Edelyn membuka lacinya dan membaca surat yang dikirim oleh Ton beberapa hari yang lalu.
“Putri Caroline telah ditangkap oleh pihak musuh.”
“Hhahaha … berapa kali pun aku membacanya ini sangat membuatku senang.”
“Aku harap Caroline cepat mati ditangan musuh.”
Dia masih mengingatnya saat ada beberapa pelayan yang memuji kecantikan Caroline. Dia sangat benci itu, mulai saat itu dia memutuskan untuk membuat semua orang membencinya dan menganggapnya jelek.
“Usaha ku tidak sia – sia,” ucap Edelyn sambil tersenyum jahat. Kau akan musnah dan aku menjadi putri satu – satunya kesayangan kerajaan.
“Yang Mulia … mereka akan menyerang malam ini,” ucap ajudan.
“Baguslah …” jawabnya.
“Tuan Putri Caroline masih ditahan,” ucap ajudan lagi.
“Jangan membicarakan anak itu dihadapanku,” ucap Raja mengerutkan kening.
“B-baik yang mulia,” jawab Ajudan. Dia melirik sang Raja, kasian sekali putri Caroline.
“Hacuuuu!!”
“Apa master sedang flu?” tanya Demon.
“Tidak … aku rasa ini hanya sedikit kedinginan saja,” jawab Caroline sambil menggosok hidungnya. Kenapa tiba – tiba bersin?
Caroline melihat kertas dimana dia menulis rencananya. “Apa harus dicatat?” tanya Nix melihat beberapa list uang dibuat master.
“Tentu saja!! Aku tidak boleh sedikitpun meninggalkan semua rencana ini!” ucap Caroline melihat catatan itu dengan senang.
Ini adalah list yang akan dia lakukan saat kembali diistana. Lihat saja dia akan membalas dendam, terutama pria tua itu.
(Untuk saat ini satu Bab dulu nanti malam akan update bab selanjutnya ^^)