Mariza dan Derriz menikah karena perjodohan. Selama satu tahun pernikahannya, Derriz tak pernah menganggap Mariza.
Mereka tinggal satu rumah tapi seperti orang asing. Derriz sendiri yang membuat jarak diantara mereka. Karena Derriz mencintai dan masih menunggu mantan kekasihnya kembali, Luna.
Seperti yang di katakan Derriz di awal pernikahannya. Mereka akan berpisah ketika Luna kembali. Apalagi Mariza tak bisa membuatnya jatuh cinta. Bagaimana bisa jatuh cinta jika selama ini saja Derriz selalu menjaga jarak darinya. Bukan hanya di rumah, tapi di kantor juga mereka seperti orang asing.
"Apa alasanmu ingin bercerita dariku?" tanya Derriz saat Mariza memberikan surat cerai yang sudah dia tandatangani.
"Apa aku kurang memberikan uang bulan padamu? Apa masih kurang?" Derriz tak terima Mariza ingin bercerai darinya.
"Karena masa lalumu sudah kembali, Mas! Aku pergi karena aku sudah tak ada gunanya lagi di sini!" jawab Mariza.
"TIDAK!" jawab Derriz membuat Mariza bingung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yam_zhie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Pamit, Mas! 16
"Bu Mariza, maaf ini ada kiriman untuk anda," ujar salah satu office boy memberikan paperbag kepada Izha.
"Buat saya? Apa mungkin salah kirim pak? Saya tidak pesan apa-apa," tanya Izha yang merasa bingung mendengar ada paket untuknya.
"Tidak Bu, ini benar untuk anda," jawab office boy tersebut kemudian pergi dari sana.
Izha terlihat bingung, dia membuka paperbag yang ada di atas mejanya. Ada kotak beludru berisikan gelang cantik dan kartu di sana. Ternyata yang mengirimkan hadiah itu adalah Derriz. Gelang cantik yang membuat Izha tersenyum kecut karena yang di berikan oleh Derriz adalah gelang yang sama dengan yang di kenakan oleh Luna. Izha ingat betul gelang yang sama di gunakan Luna saat mereka bertemu di cafe. Izha menarik napas panjang kemudian memejamkan mataknya.
Ternyata suaminya bahkan tak tahu kesukaannya. Sekalinya Derriz memberikan hadiah, adalah barang kesukaan wanita lain. Di kartu itu tertulis kalau dia ingin Izha datang ke ruangannya saat jam istirahat. Karena ada yang ingin dia katakan.
"Sesayang itu kamu sama Mbak Luna, Mas! Bahkan semua kesukaannya kamu tahu. Beruntungnya Mbak Luna di cintai oleh kemu seperti itu. Semoga setelah aku pergi dari hidupmu, kalian akan bahagia. Hidup bersama dalam pernikahan yang kalian impikan. Aku ... Aku sedang berusaha menyembuhkan lukaku sendiri. Selalu sendiri, karena aku tak punya siapa-siapa yang selalu ada di sampingku," batin Izha.
Dia memasukkan kembali perhiasan yang di berikan oleh Derriz. Tak lupa pria itu juga ternyata mengirim pesan padanya. Izha hanya membaca dan tak membalasnya. Karena dia rasa tak perlu membalas pesan dari suaminya. Sesak menguasai dadanya. Izha mencoba melupakan rasa sakitnya dengan kembali fokus bekerja. Hingga jam makan siang tiba, dia pergi ke ruangan Derriz dengan membawa paperbagnya kembali.
"Masuk!" Derriz meminta Izha masuk ke dalam ruangannya.
"Duduklah, atau kamu mau makan dulu biar Akau pesankan di kantin," tanya Derriz.
"Tidak perlu, Pak! Silahkan katakan apa yang ingin anda katakan Pak," jawab Izha.
"Kenapa formal sekali? Kita sedang berdua," kesal Derriz.
"Maaf tapi ini masih di area kantor, dan saya masih bawahan anda di sini,"jawab Izha membuat Derriz sedikit berdenyut.
Dia yang dulu mengatakan kepada istrinya agar menjaga batasan antara mereka. Jangan sampai membuat karyawan lain curiga dengan hubungan mereka.
"Maaf, Pak. Seprtinya anda salah memberikan hadiah. ini saya kembalikan," ujar Izha menyerahkan kembali gelang yang di berikan Derriz.
"Kenapa? Apa kamu tidak suka? Aku memberikan itu sengaja untuk kamu. Kenapa kamu kembalikan?"tanya Derriz agak kesal karena hadiahnya di tolak oleh sang istri.
"Sepertinya gelang itu tidak cocok untuk saya, Pak. Dan saya tak pantas mengenakannya. Jangan mencari perkara dengan memberikan gelang yang sama kepada saya. Sedang anda juga memberikan kepada kekasih anda. Saya sudah cukup lelah di datangi dan bahkan terus di kirimi pesan setiap saat oleh kekasih anda. Apalagi kalau dia melihat ini, dia akan semakin marah kepada saya," jelas Izha.
Degh
Ternyata Izha tahu jika dia juga memberikan gelang dengan model yang sama kepada Luna. Jadi benar mereka sering bertemu di belakangnya? Derriz memang tidak tahu kesukaan Izha, sehingga dia memberikan gelang dengan model yang sama karena mengira jika wanita menyukai model seperti itu. Apa Izha akan semakin marah? Astaga dia mencari perkara lagi sepertinya.
"Maaf karena aku tidak begitu tahu model kesukaanmu,"jawab Derriz pelan.
"Tidak apa-apa, Pak. Lagi pula itu tak penting. Karena tak ada kewajiban bagi anda untuk mengetahui segala hal tentang saya. Maaf apa ada lagi yang ingin anda katakan kepada saya?" jelas Izha membuat dada Derriz tiba-tiba terasa sesak.
"Apa kamu mau dinner dengan aku malam ini? Sebagai permintaan maaf karena kemarin sudah membuat kamu kehujanan berjam-jam di jalanan," ajak Derriz bersamaan dengan ponselnya berdering Izha juga bisa melihat dengan jelas nama lovely Luna disana.
"Saya permisi, Pak!" Izha beranjak dari duduknya.
Tapi Derriz menahan tangannya untuk tetap duduk sedangkan dia menerima panggilan Luna. Apakah Derriz memang ingin terus menyakiti hatinya? Bahkan sekarang dia malah meminta dirinya mendengarkan percakapan mereka di telepon. Apa Derriz benar-benar tidak memiliki perasaan? Setidaknya mengerti perasaannya saat ini. Izha mencoba berontak, tapi Derriz mencekal tangannya cukup kuat.
"Iya Luna," sapa Derriz lembut.
[ ...]
"Malam ini? Apa tidak bisa besok malam saja?" tanya Derriz
[ ... ]
"Baiklah kalau begitu nanti aku jemput kamu jam tujuh malam, sayang," jawab Derriz bahkan tangannya masih mencengkram erat Izha di sebelahnya.
Derriz benar-benar tak memiliki perasaan kasihan atau apapun sepertinya untun Izha. Izha hanya memalingkan wajah saat Derriz menerima panggilan. Sedangkan Derriz malah melihat ke arahnya. Ada perasaan tak enak tapi dia juga tak bisa menolak keinginan Luna.
"Apa kamu sering bertemu dengan Luna?" tanya Derriz setelah mengakhiri panggilan.
"Sepertinya aku pernah mengatakannya kepada anda, Pak!" jawab Izha mencoba melepaskan cengkraman tangannya dari Derriz.
"Maafkan aku Izha, sepertinya malam ini kita tidak jadi dinner," ucap Derriz.
"Tidak apa-apa, lagi pula kita tak pernah terbiasa melakukan hal seperti itu," jawab Izha.
"Jangan pernah berfikiran macam-macam tentang aku dan Luna. Walau aku sering bersama dengan dia berduaan. Tapi aku tak pernah melakukan hal-hal di luar batas. Aku masih tahu batasanku!" jelas Derriz.
"Sudah saya katakan jika tak kewajiban untuk anda menjelaskan apapun kepada saya. Toh saya bukan siapa-siapa anda. Mau apapun yang anda lakukan dengan kekasih anda, saya tidak peduli dan tidak ambil pusing," Izha memperjelas untuk kesekian kalinya. Membalikkan perkataan Derriz yang sering dia ucapkan padanya.
"Tapi kamu istriku dan aku tak ingin kamu berdiri yang buruk tentang aku," suara Derriz lirih.
"Saya hanya istri sebagai status dan di atas kertas, Pak. Lagi pula sebentar lagi Mbak Luna akan menjadi istri anda. Bukan saya lagi. Jadi anda tidak akan tersiksa hidup bersama saya. Maaf saya permisi, Pak!" Izha beranjak dari duduknya.
"Jangan dekat dengan lelaki manapun selagi kamu menjadi istriku, Izha! aku tak pernah memberimu izin! Apa kamu paham?" Derriz menatap dalam mata istrinya.
Izha terlihat begitu kecewa dan terluka. Apa itu karenanya? Kenapa tak ada lagi binar bahagia dan senyum ceria di bibir istrinya itu?
"Baiklah, akan saya lakukan sebagai bakti terakhir seorang istri. Sebelum perceraian kita terjadi ..."
"Jangan bicarakan hal itu lagi! Pergi dari ruanganku!" emosi Derriz mengusir Izha dari ruangannya.
Derriz tak suka jika Izha membahas masalah perceraian mereka. Dia belum punya keputusan atas hal itu. Kenapa sekarang rasanya begitu berat bercerai dari Izha. Apa karena kakek? Atau karena melihat ada pria lain yang mendekati istrinya? entahlah dia sendiri juga bingung.
akhir nya babang axcel turun tangan jg menyelamatkan izha
skrg otw menjemput calon ibu mertua mu ya babang axcel👍👍
muak sangat sm s derris
buat izha cepet bebas dr derris n axcel membantu smua nya biar lancar
klau udh beres dgn derris br izha d bantu axcel untuk menyelamatkan ibu nya
babang axcel gercep dong tolongin izha ya, kasian izha sendirian