Irie Bliss, seorang wanita ceria yang terlilit hutang karena kelakuan ibu dan mantan pacarnya. Dia terpaksa mengikuti sebuah audisi menyanyi dan berharap bisa memenangkan juara 1 yang biasanya berhadiah uang tunai 10 JT dan 1unit mobil yang akan dia jual jika menang. Namun, audisi yang Irie ikuti rupanya audisi mencari menantu yang diadakan oleh seorang wanita tua, dan malangnya lagi, Irie memenangkan hati wanita tua tersebut sehingga dia dipaksa menikahi anaknya yang seorang duda kaya raya bernama Arky Vernandez, sesuai janji.
~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°
✨ MOHON DUKUNGANNYA ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Married Via Audition : BAB 28
ADIL
Setelah pekerjaan yang membosankan, Ken segera bermesraan dengan Jillian. Ya! Kurang beberapa hari lagi mereka akan menikah, dan itu adalah hari paling membahagiakan.
Jillian yang saat ini berada di atas Ken, menindihnya tanpa sehelai benangpun di tubuh mereka berdua. peluh nampak membasahinya.
“Bagaimana pekerjaanmu hah?!” tanya wanita paruh baya itu tersenyum lebar penuh goda.
Ken melipat satu tangannya untuk dibuat bantalan. “Sangat menyebalkan! Aku bertemu Irie di kantor.” Jawab Ken berhasil membuat wajah Jillian yang tadinya tersenyum kini langsung kesal hingga dia sedikit mengangkat kepalanya dari dada pria berkulit putih itu.
“Kenapa dia bisa kesana?” tanya Jillian bingung.
“Aku juga tidak tahu. Mungkin dia mau melamar pekerjaan.” Kesal Ken mulai mendudukkan dirinya yang alhasil Jillian juga ikut terduduk di atas kasur.
“Melamar? Atau mungkin hal lainnya?” tebak wanita berambut sebahu itu sedikit curiga. Untuk seorang seperti Irie tak mungkin melamar di perusahaan besar, Jillian sangat mengenalnya. Irie tak pernah mau bekerja di perusahaan dan lebih memilih bekerja di tempat-tempat biasa.
“Apa maksudmu?” kini giliran Ken yang kebingungan dengan ucapan wanitanya tadi.
Jillian memandang ke arah Ken. “Apa jangan-jangan dia punya hubungan spesial dengan seseorang di perusahaan itu? Atau... Dia adalah istri dari bosmu.” Seketika kedua orang tadi baru ingat bahwa mereka pernah bertemu Irie bersama seorang wanita tua.
-‘Jika benar seperti itu. Seharusnya aku tidak pernah melepaskan nya.’ Batin Ken mulai tumbuh sesuatu lainnya di benaknya.
...***...
Arky yang berada di ruangan kerjanya yang lain. Pria itu melihat ke sebuah komputer yang menunjukkan sebuah CCTV tersembunyi. Kerutan di alisnya mulai terbentuk, tangannya bergerak meraih ponselnya dan menelepon Puput.
[“Iya Tuan? ”]
[“Katakan dengan jujur. Apa Irie membersihkan rumah sekitar jam 5 sore?”] tegas Arky. Suara Puput mulai terdengar gugup dan takut jika harus berkata jujur.
[“Soal itu... Tuan, sebenarnya... Itu— ”]
[“Cepat katakan yang jelas.”] Sentak Arky sedikit meninggikan suaranya. Mendengar sentakan tersebut tentu saja Puput gelagapan dan semakin ciut nyalinya.
[“I-iya Tuan... Ta-tapi, sebelum itu, nyonya Irie sudah membersihkannya tepat waktu tapi Nona Alina datang membawa teman-temannya dan mengotori ruang tamu lagi. Jadi... ”]
[“Itu sudah cukup. Terima kasih.”] Tanpa banyak basa-basi lagi, Arky menutup kembali panggilan tersebut dan kembali menatap ke layar komputer.
Sebuah video CCTV yang menunjukkan keseluruhan Irie saat membersihkan ruang tamu lalu di kotori lagi oleh Alina sehingga wanita itu harus membersihkan untuk yang kedua kalinya.
Arky memejamkan matanya untuk sejenak, mengingat tingkah Alina membuat Arky pusing sekaligus bingung harus melakukan apalagi untuk merubahnya.
Sementara itu, Irie yang masih berada di dalam kamar, dia baru saja ke kamar mandi dan kini saat membuka lemari yang salah, Irie tak sengaja melihat sebuah bingkai foto kecil seorang wanita cantik berambut sedikit pirang kecokelatan. “Dia cantik sekali!” gumam Irie ketika dia iseng melihat bahkan menyentuh foto tersebut, menatapnya lebih lekat.
Wanita yang ada di dalam foto tersebut terlihat sama persis seperti Alina. Wajah cantik dengan mata indah dan warna rambut yang sama. Senyuman Irie perlahan menghilang ketika dia sadar kalau foto tersebut adalah istri dari Arky Vernandez.
“Tidak heran jika Arky sangat mencintainya!” sekali lagi Irie mengatakannya seolah-olah merendahkan dirinya sendiri. Wanita itu kembali meletakkan foto tersebut, wajahnya yang sayu menunjukkan bahwa dia tak nyaman.
“Ada apa denganmu. Dia memang cantik, lalu kenapa?” ucapnya bingung dengan apa yang dia rasakan.
...***...
Alina baru saja tiba tepat jam setengah sembilan malam. Bagaimana Arky tidak marah jika gadis itu selalu membangkang dengan apa yang sudah diatur olehnya.
Seperti saat ini, Alina yang baru saja masuk ke rumah, terkejut melihat ayahnya berdiri di ruang tamu dengan kedua tangannya yang dimasukan ke saku celana. Perasaan Alina sudah tak enak dengan tatapan sang ayah yang tegas.
Gadis cantik berjaket Levis itu mulai berjalan mendekati ayahnya dengan sedikit malas.
“Dari mana saja kamu?” tanya Arky bersuara dingin.
“Aku ada kelas tambahan. Maaf jika itu menyinggung peraturan mu.” Jawab Alina yang masih berani menatap mata ayahnya sama tegasnya lalu berjalan melewati Arky begitu saja.
“Jangan berbohong Alina. Aku tahu tidak ada kelas tambahan jika kau bermain di rumah bersama temanmu.” Langkah Akina berhenti, namun dia masih membelakangi ayahnya sementara Arky juga sama.
Gadis itu terkejut ketika tahu Arky mengetahui dia dan teman-temannya datang. Padahal tidak ada CCTV di sana. Tak bisa menjawab dan hanya merutuki dirinya sendiri, Alina rasanya ingin segera berlari dan menjauh dari ayahnya.
“Lalu kenapa? Ya! Aku mampir di cafe bersama temanku. Lalu kenapa? Aku hanya ingin mengisi kebosanan ku di rumah.” Jelasnya mencoba memberi tahu Arky.
Tanpa mereka sadari, Irie mengintip di lantai atas. Dia hendak menuju dapur, tapi saat melihat adegan ayah dan anak bicara, ia mengurungkan niatnya kembali.
“Minta maaflah.” Suara Arky hampir tak terdengar saat mengatakannya. Alina pun ingin mendengarnya lebih jelas walaupun dia sudah mendengarnya.
Alina menoleh ke ayahnya, sementara pria itu masih berdiam diri di posisi yang sama. Irie pun ikut terkejut walaupun dia masih mencoba mencerna ucapan tersebut.
“Kepada siapa?” tanya Alina yang sudah berfirasat tak enak.
“Minta maaflah kepada irie.”
Tentu saja Alina tak terima dan ingin sekali meluapkan emosinya.
“Aku tidak mau. Aku tidak melakukan apapun yang menyakitinya, jika dia merasa tersakiti dengan ucapanku maka suruh wanita itu untuk pergi dari rumah ini.”
“ALINA!!” sentak Arky masih tanpa menoleh. Mendengar sentakan itu, Alina tersentak kaget begitu juga dengan Irie yang merasa bersalah dan tak mau mengharap permintaan maaf dari Alina.
Pria itu mencoba menahan amarahnya sendiri.
“Aku melarang mu mengajak seseorang di rumah, dan kau tidak meminta izin sebelum mengajak teman-teman mu. Lalu kau mengotori ruang tamu dan membuat Irie melakukannya dua kali.” Jelas Arky sedetail mungkin dan setenang mungkin agar Alina tidak salah tanggap.
Namun, mendengar hal itu, Alina malah tak percaya. Hanya karena masalah sepele dia harus minta maaf kepada ibu tirinya.
Alina tak segan langsung menghadap tepat di depan Arky.
“Dia seorang ibu dan sudah sepatutnya dia membersihkan rumah. Lalu apa yang salah jika ruang tamu kotor dan dia harus membersihkan dua kali. Apa yang salah ayah??” geram Alina yang kali ini tak menyangka Arky akan menyuruhnya meminta maaf hanya demi wanita lain.
“Minta maaflah.” sekali lagi Arky mengatakannya. Dia tidak bisa dan tidak mungkin mengatakan kepada Alina bahwa Irie dan dia membuat kesepakatan di atas kertas. Meski Arky tidak menyukai Irie sebagai istrinya, setidaknya dia juga harus bersikap adil.
Alina dan temannya sengaja membuat ruang tamu kotor saat Puput sudah memperingatinya agar tidak membuat kotor, tapi para gadis itu malah mengotorinya dengan sengaja.
“Aku tidak akan mau minta maaf kepadanya.” Tolak Alina masih saling menatap dengan ayahnya.
“Minta maaf sekarang juga.”
“Sudah aku bilang aku tidak mau— ”
“CEPAT MINTA MAAF.” Tepat di depan wajah putrinya, Arky menyentak kasar Alina sampai-sampai gadis itu menahan air matanya dan amarahnya yang sudah meluap.
Tatapan Arky masih datar dengan kerutan alisnya seperti biasa. “Aku membencimu.” Ucapan Alina membuatnya sakit hati, tapi dia juga tak ingin menjadikan Alina sebagai wanita liar yang tidak bertanggung jawab.
Hendak menaiki anak tangga, suara Arky kembali menghentikannya.
“Jika kau tidak mau minta maaf, aku akan memberimu pengawasan penuh.” Ancam Arky tak main-main.
Terlihat wajah Alina yang sudah sangat muak, hingga dia pasrah karena dia tak akan mau dikawal penuh.
Melihat kedatangan Alina, Irie cepat-cepat masuk ke dalam kamar dan tidak ingin dianggap kalau dia menguping pembicaraan, bisa-bisa Alina akan bertambah marah.
klo boleh kasih masukan thor...utk alina dgn umur 19th ga sesuai dgn sikapnya...itu lbh ke umur 16-17th...
sukses utk kedepannya thor....