ANYELIR

Saat membuka mata, kepala Lisa masih berdenyut, agak terhuyung gadis itu menegakkan kepalanya. Netranya berpendar, ia masih ada diruangan pesta dan tamu yang lain juga masih ada disana.

Matanya tak sengaja bertemu dengan mata milik Rafan, pria itu masih duduk di meja yang sama dengan Naomi.

Lisa memutuskan kontak mata itu, ia melirik keatas panggung, jantungnya berdebar kencang kala melihat sosok seorang perempuan terbaring disana, ia tahu bahwa perempuan itu adalah salah satu tamu yang datang. Tapi, tunggu? Lisa familiar dengan sosok itu,

Menahan pusing Lisa melangkah gontai keatas panggung. Dugaannya benar, Naomi terbaring kaku sambil memeluk setangkai Anyelir.

"Ya, Tuhan! apa yang terjadi padanya?" Prisha memekik keras, ia yang baru saja sadar langsung melihat mayat Naomi. Kedua tangannya menetapkan mulutnya yang terbuka lebar.

Teriakan Prisha mengundang perhatian semua orang. Dalam waktu singkat panggung langsung dipenuhi oleh orang-orang yang hadir. Tak terkecuali Rafan, pria itu jelas terkejut. Sudah dua orang yang mati disini.

" Naomi dibunuh. Pembunuhnya pasti salah satu orang yang tinggal disini,"Reynald Caldwell berpendapat, dokter bedah yang cukup disegani. Dia berjongkok untuk memeriksa kondisi Naomi.

Tubuh bersimbah darah Naomi penuh luka sayatan, lehernya terkoyak dan darah merembes membasahi lantai panggung. Hanya kedua tangan Naomi yang tidak ada goresan sama sekali.

"Naomi!! bangun!" Tiara yang baru sadar langsung berteriak. Ia bersimpuh hendak mengguncang tubuh kaku sahabatnya itu.

"jangan disentuh. Kamu bisa jadi tersangka jika menyentuhnya,"Farhan dengan sigap menahan Tiara.

"Cara matinya berbeda dengan Aruna, tapi bunga Anyelir ini membuktikan kalau pembunuhnya adalah orang yang sama." Hugo Vicente, gamers terkenal ikut mengeluarkan pendapat.

"Huh.. kenapa repot-repot dengan dia, biarkan saja polisi yang mengurusnya." Sela Janied mahendra, politikus sekaligus orang tertua yang hadir di pesta tersebut. Ia lantas mengeluarkan ponsel untuk menelpon pihak berwajib.

Dahi Lisa berkerut, Janied ini sepertinya adalah sosok menyebalkan nan egois.

"Mengandalkan polisi?" Morticia melipat kedua tangannya didepan dada, bibirnya melengkung sinis, "mereka saja tidak bisa menyelesaikan kasus Aruna lantas sekarang kau berharap mereka bisa menangkap pelaku nya?"

"Itu opsi terbaik, morci, atau kau ingin menangkap pelakunya?" Janied mendengus jengkel. Sudah lama ia kesal dengan morticia, lagipula mereka memang memiliki hubungan yang tidak baik di masa lalu.

"Namaku Morticia, sialan! jangan pernah memanggilku dengan sebutan sampahmu itu." Bentak Morticia marah.

Lisa hanya bisa menggeleng melihat pertengkaran kedua orang itu. Ternyata, orang-orang kaya ada juga yang berotak dangkal.

" Sudahlah, bukan waktunya bertengkar."Yoda zahcry langsung menengahi.

Tentu saja banyak yang segan dengan Yoda, selain anak kesayangan Zahcry family, ia juga terkenal berwatak kejam dan dingin.

Lisa mengamati ekspresi semua orang, pembunuhnya jelas ada diantara orang-orang ini. Namun, sampai sekarang belum ada yang mencurigakan, tapi apa alasan dia membunuh Naomi?

"Kau kan yang membunuh Naomi," Tiara yang melihat Lisa berdiri tak jauh darinya langsung menuduh. Menyeka air matanya kasar lantas berdiri dan melotot marah pada Lisa.

"Apa-apaan kau menuduhnya, Tiara," sela Clarissa berdiri disebelah Lisa.

"Kalau bukan dia siapa lagi? Dia yang tadi bertengkar dengan Naomi." Kata Tiara.

"Orang miskin punya keberanian seperti itu,"Yoda terkekeh geli, mengejek Lisa lewat tatapan matanya yang dingin.

"Tentu saja, orang miskin melakukan segala hal untuk uang." Ujar Tiara.

"Tiara-"

"Yaa... Orang miskin memang melakukan segalanya untuk uang. Tapi, orang kaya melakukan segalanya untuk apapun itu, aku yakin yang membunuhnya orang yang memiliki banyak uang dan kuasa. Kalau tidak, bagaimana mungkin dia bisa membungkam polisi." Tukas Lisa muak. Ia juga tidak meminta terlahir dikeluarga miskin dan ia juga tidak pernah mengganggu orang kaya tapi mereka masih saja mengusiknya.

"Kau yang berteng-"

"Aku yang bertengkar atau dia yang memulai pertengkaran?" Potong Lisa yang langsung membuat Tiara terdiam.

Benar. Naomi yang memulai pertengkaran.

"Sudahlah, jangan berdebat lagi. Untuk sekarang serahkan saja ke polisi,"Kata Reinard.

Seseorang kemudian segera menelpon polisi. Rafan yang sejak tadi diam berjalan ke dekat Lisa.

"Sebenarnya apa tujuanmu pindah kesini?" Tanya Rafan langsung.

"Apa maksudmu? tentu saja untuk tinggal disini," Jawab Lisa agak terkejut dengan pertanyaan Rafa.

"Tidak mungkin. Anyelir bukan tempat tinggal yang mampu kau sewa."

Tebakan itu tidak salah. Lisa memang sebenarnya tidak mampu menyewa apartemen ini. Kalaupun mampu ia juga tidak mau menyewa nya dan tinggal ditempat aneh ini. Bagi Lisa Anyelir adalah tempat yang aneh, mulai dari namanya dan orang-orang nya. Tapi, karena ia sangat membutuhkan uang tentu saja ia harus tinggal di Anyelir.

"Bukan urusanmu." setelah itu Lisa mengabaikan Rafan dan berjalan ke dekat Clarissa yang sedang duduk bersama dua orang wanita yang sepertinya anak kuliahan.

Tak lama kemudian polisi dan datang. Tkp langsung diamankan dan diberi garis polisi, setelah itu semua orang untuk sementara dijadikan tersangka, detektif yoga yang menangani kasus ini mulai menanyai semua orang.

Lisa mendapatkan giliran pertengahan. Detektif Yoga duduk didepannya sambil memegang buku dan pulpen.

"Lisa Amelia sitarus, benar itu namamu?" Detektif Yoga memulai dengan menanyakan kembali nama Lisa.

Lisa mengangguk singkat.

"Tolong ceritakan apa yang terjadi sesuai dengan apa yang anda lihat."

Lisa menceritakan mulai dari dia datang sampai saat gas monoksida memenuhi seluruh ruangan yang berakhir membuat ia pingsan dan kemudian saat bangun Naomi sudah terbunuh.

"Jadi, anda sempat bertengkar dengan saudari Naomi?" Tanya Detektif Yoga.

"Bukan bertengkar, dia hanya menghinaku. itu saja, anda bisa menanyakan pada Clarissa, dia juga ada disana saat itu." Jawab Lisa.

"Baiklah, terimakasih. Untuk sementara anda bisa kembali ke apartemen anda." Kata detektif Yoga mengakhiri.

Setelah Lisa pergi, detektif Yoga memijit keningnya lelah. Semua orang menceritakan hal yang sama dan tidak ada yang mencurigakan sama sekali, ia juga sudah mengkonfirmasi dari Clarissa bahwa yang terjadi antara Naomi dan Lisa bukanlah pertengkaran serius tetapi hanya ejekan yang dilontarkan Naomi untuk Lisa karena dia membenci orang miskin.

Dengan semua orang yang mengatakan hal yang sama jelas kasus ini akan kembali ke jalan buntu. Satu-satunya petunjuk adalah Setangkai bunga Anyelir, pembunuhnya adalah orang yang sama dengan yang membunuh Aruna.

Tapi, siapa orang itu? kenapa dia membunuh Aruna dan Naomi?

Yoga mencoba memutar otak memikirkan alasan paling masuk akal tentang kenapa kedua orang itu dibunuh.

Tapi, bukankah terkadang alasan paling tidak masuk akal pun bisa menjadi pemicu terjadinya penghilangan nyawa? kasus ini harus segera di selesaikan, Yoga tidak ingin dipanggil oleh Adrian dinata.

...***...

Tolong vote, komen dan subscribe yaa...

Follow juga ig: @aca_0325